|
|
|
|
Upacara Kematian Adat Batak Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16818192_Kezia . |
Tentu saja kita tahu, kematian adalah suatu akhir dari perjalanan hidup seseorang. Ketika seseorang meninggal, ada kalanya dilakukan upacara adat untuk menghormati kepergiannya.
Pada adat Batak, upacara adat yang dilaksanakan dilakukan dengan berpesta, merayakan dengan suka cita hingga 3 hari lamanya. Tergantung dengan umur dan status sebelum kematiannya, setiap orang yang meninggal memliki perlakuan yang berbeda-beda dalam penguburanya. DImulai dari anak yang belum lahir (mate di bortian), anak bayi (mate di poso-poso), anak-anak (mate dakdanak), remaja (mate bulung), dewasa yang belum menikah (mate ponggol), dan dewasa yang sudah menikah.
Hanya ada satu kesamaan yang diperlakukan, menutupi tubuh yang sudah meninggal dengan kain ulos. Ulos adalah kainan tenun khas Suku Batak yang dapat berupa-rupa dalam warna dan coraknya. Kain tersebut berbentuk persegi panjang dan umumnya memiliki rumbai pada ujung-ujungnya. Kain tersebut dikenakan pada bahu, umunya di bahu sebelah kanan. Untuk mate di bortion dan mate di poso-poso, kain tersebut diberikan dari orang tuanya. Sementara yang lainnya diberikan dari tulang (saudara laki-laki ibu) dari yang telah meninggal.
Untuk orang dewasa yang sudah menikah, upacara adat yang dilakukan akan semakin rumit. Terutama bila telah berumah tangga namun belum mempunyai anak (mate di paralang-alangan/mate punu), telah berumah tangga dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil (mate mangkar), telah memiliki anak-anak yang sudah dewasa, bahkan sudah ada yang kawin, namun belum bercucu (mate hatungganeon), telah memiliki cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah (mate sari matua), dan telah bercucu tapi tidak harus dari semua anak-anaknya (mate saur matua).
Hal tersebut terjadi karena pada adat Batak, hutang tertinggi orang tua adalah menikahkan anaknya. Dengan melepas tanggungan atau hutang tersebut, maka dianggap sudah dapat meninggal dengan tenang. Terutama bila anak-anaknya sudah dapat memberikan cucu dan bertanggung jawab atas rumah tangganya sendiri. Karena itulah kematian disambut dengan bahagia dan sukacita.
Pada pesta perayaan kematian suku Batak, pesta tersebut diisi dengan tari-tarian dan nyanyian. Cucu laki-laki pertama darianak laki-laki pertama yang sudah meninggal akan diambil nama depannya sebagai gelar nama Opung yang dapat dituliskan pada nisan yang sudah meninggal. Cucu laki-laki tersebut pun mendapat kehormatan untuk mengelilingi jasad yang sudah meninggal dengan mengenakan ulos sambil menari, diikuti dengan anggota keluarga lain.
Kerabat dari keluarga yang sudah meninggal pun dapat datang dan memberikan sambutan dan tari-tarian yang diterima oleh keluarga yang ditinggalkan. Umumnya, terjadi perpindahan uang dari keluarja yang ditinggalkan kepada keluarga yang memberikan sambutan sambil menari. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan kemakmuran yang sudah meninggal. Namun hal ini tidak wajid, dapat pula dengan menyediakan hidangan berupa daging kurban sebagai pengganti uang.
Adapula kesempatan untuk memberikan kata-kata hiburan (jambar hata) yang dapat diberikan kepada ana-anak yang telah ditinggalkan, diikuti dengan tari-tarian (jambar tor-tor). Ibadah dapat dilaksanakan untuk menutup upacara tersebut.
ditulis : Kezia Fredricka Nauli
Sumber : Narasumber langsung; Opung Boru Mercy dan pengalaman langsung.
Sumber lain: https://www.gentaandalas.com/tradisi-pesta-dalam-upacara-kematian-suku-batak/ oleh Rikawati Hutahean
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |