Tentu saja kita tahu, kematian adalah suatu akhir dari perjalanan hidup seseorang. Ketika seseorang meninggal, ada kalanya dilakukan upacara adat untuk menghormati kepergiannya.
Pada adat Batak, upacara adat yang dilaksanakan dilakukan dengan berpesta, merayakan dengan suka cita hingga 3 hari lamanya. Tergantung dengan umur dan status sebelum kematiannya, setiap orang yang meninggal memliki perlakuan yang berbeda-beda dalam penguburanya. DImulai dari anak yang belum lahir (mate di bortian), anak bayi (mate di poso-poso), anak-anak (mate dakdanak), remaja (mate bulung), dewasa yang belum menikah (mate ponggol), dan dewasa yang sudah menikah.
Hanya ada satu kesamaan yang diperlakukan, menutupi tubuh yang sudah meninggal dengan kain ulos. Ulos adalah kainan tenun khas Suku Batak yang dapat berupa-rupa dalam warna dan coraknya. Kain tersebut berbentuk persegi panjang dan umumnya memiliki rumbai pada ujung-ujungnya. Kain tersebut dikenakan pada bahu, umunya di bahu sebelah kanan. Untuk mate di bortion dan mate di poso-poso, kain tersebut diberikan dari orang tuanya. Sementara yang lainnya diberikan dari tulang (saudara laki-laki ibu) dari yang telah meninggal.
Untuk orang dewasa yang sudah menikah, upacara adat yang dilakukan akan semakin rumit. Terutama bila telah berumah tangga namun belum mempunyai anak (mate di paralang-alangan/mate punu), telah berumah tangga dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil (mate mangkar), telah memiliki anak-anak yang sudah dewasa, bahkan sudah ada yang kawin, namun belum bercucu (mate hatungganeon), telah memiliki cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah (mate sari matua), dan telah bercucu tapi tidak harus dari semua anak-anaknya (mate saur matua).
Hal tersebut terjadi karena pada adat Batak, hutang tertinggi orang tua adalah menikahkan anaknya. Dengan melepas tanggungan atau hutang tersebut, maka dianggap sudah dapat meninggal dengan tenang. Terutama bila anak-anaknya sudah dapat memberikan cucu dan bertanggung jawab atas rumah tangganya sendiri. Karena itulah kematian disambut dengan bahagia dan sukacita.
Pada pesta perayaan kematian suku Batak, pesta tersebut diisi dengan tari-tarian dan nyanyian. Cucu laki-laki pertama darianak laki-laki pertama yang sudah meninggal akan diambil nama depannya sebagai gelar nama Opung yang dapat dituliskan pada nisan yang sudah meninggal. Cucu laki-laki tersebut pun mendapat kehormatan untuk mengelilingi jasad yang sudah meninggal dengan mengenakan ulos sambil menari, diikuti dengan anggota keluarga lain.
Kerabat dari keluarga yang sudah meninggal pun dapat datang dan memberikan sambutan dan tari-tarian yang diterima oleh keluarga yang ditinggalkan. Umumnya, terjadi perpindahan uang dari keluarja yang ditinggalkan kepada keluarga yang memberikan sambutan sambil menari. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan kemakmuran yang sudah meninggal. Namun hal ini tidak wajid, dapat pula dengan menyediakan hidangan berupa daging kurban sebagai pengganti uang.
Adapula kesempatan untuk memberikan kata-kata hiburan (jambar hata) yang dapat diberikan kepada ana-anak yang telah ditinggalkan, diikuti dengan tari-tarian (jambar tor-tor). Ibadah dapat dilaksanakan untuk menutup upacara tersebut.
ditulis : Kezia Fredricka Nauli
Sumber : Narasumber langsung; Opung Boru Mercy dan pengalaman langsung.
Sumber lain: https://www.gentaandalas.com/tradisi-pesta-dalam-upacara-kematian-suku-batak/ oleh Rikawati Hutahean
#OSKMITB2018
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar