×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara, Adat-istiadat

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Bandung, Bogor, dan sekitarnya

Upacara Cukuran/Marhaban suku Sunda

Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16518262_Akbar Rizki Maulana.

Upacara Cukuran/Marhaban suku Sunda
 
Dalam budaya Sunda, terdapat banyak sekali upacara-upacara yang dilaksanakan untuk memperingati setiap kejadian penting di hidup ini, salah satunya adalah ketika seorang bayi sudah dilahirkan. Untuk kali ini, artikel akan membahas upacara Cukuran, sebuah tradisi turun-temurun yang dapat ditemukan mengakar dalam kebudayaan Sunda sejak zaman dahulu kala.
 
Asal Muasal tradisi ini berawal dari perdagangan bangsa Arab dengan masyarakat Aceh. Perdagangan ini pun tidak hanya menimbulkan pertukaran barang dagang dan jasa, namun juga tradisi, agama, dan kebudayaan. Kemudian, tradisi ini dibawa oleh para ahli agama hingga ke Bogor dan sekitarnya untuk dipraktekkan hingga hari ini.
 
Upacara Cukuran, atau yang bisa juga disebut dengan upacara Marhabaan, adalah sebuah tradisi yang dilakukan ketika bayi sudah berumur 40 hari dan dirayakan dengan tamu undangan berupa sanak keluarga, tetangga, serta ahli agama di daerahnya. Alasan waktu ini dipilih adalah karena Ibu dari sang bayi seharusnya sudah cukup pulih dari proses melahirkan dan bayi pun sudah cukup kuat untuk bertemu lebih banyak orang pada saat itu. Tujuan dari upacara ini adalah untuk membersihkan kepala bayi tersebut dan sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Tuhan YME atas karunia-Nya.
 
Sebelum upacara ini dimulai, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Barang-barangnya adalah gunting yang digantungi perhiasan emas seperti gelang, bokor (piring cekung besar yang terbuat dari logam) yang diisi air kembang 7 rupa, dan kelapa muda yang dilubangi bagian atasnya.
 
Pada pelaksanaannya, para pemuka agama akan mendoakan bayi tersebut dengan melantunkan marhabaan (doa-doa serta shalawat) kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian, sambil berdoa para tamu undangan satu persatu mulai mencukur sejumput rambut dari bayi yang sedang digendong oleh ayahnya ini, dengan ketentuan mencelupkan gunting ke dalam air kembang 7 rupa ketika hendak mencukurnya. Rambut ini pun akan dikumpulkan di kelapa muda yang sudah dilubangi bagian atasnya. Proses ini akan terus berlangsung hingga seluruh tamu undangan sudah melakukan cukuran. Berikutnya para penggunting rambut ditetesi minyak wangi pada bajunya, beberapa hari kemudian barulah rambut bayi dicukur habis.
 
Rambut yang sudah terkumpul lalu akan ditimbang beratnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan sebesar apa nominal uang yang harus disedekahkan setara dengan berat emas seberat seluruh rambut yang sudah terpotong ini. Selain sebagai sebuah santunan amal kepada fakir miskin, bagian terakhir dari upacara Cukuran ini memiliki tujuan sebagai lambang harapan bahwa sang bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik budi pekertinya, kuat imannya, serta berguna bagi sekelilingnya.
 
Sedekah merupakan bagian terakhir dari upacara Cukuran ini. Sebagai bangsa dengan keanekaragaman budaya yang sungguh luar biasa ini, marilah kita mulai mengapresiasi dan menghargai upacara, adat, dan budaya kita sendiri. Terima kasih.
 
Sumber rujukan
http://rzbaim.blogspot.com/2014/12/tradisi-cukuran-marhaban.html?m=1
http://yusuf-ridwan94.blogspot.com/2014/02/kebudayaan-upacara-gunting-rambut-di.html?m=1
 
#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...