Ule'-Ule' merupakan bubur kacang hijau khas Mandar.
Secara umum tidak ada perbedaan antara ule-ule dengan bubur kacang hijau lainnya, namun pada bahan yang digunakan ule-ule ada penambahan “tarreang”.
Tanaman “tarreang” merupakan tanaman dari keluarga suku rumput-rumputan (Poaceae) yang berkerabat dengan padi, namun yang membedakannya adalah bentuk buah yang bulir dan bulat. Tanaman satu ini adalah sumber karbohidrat utama pada zaman dahulu di daerah Mandar.
Bukan hanya itu, selain lebih bergizi, makanan-makanan lokal kita memiliki makna atau simbol di balik penggunaannya. Alias tidak asal buat untuk kemudian dihidangkan. Misalnya di bulan Muharram, bulan yang mana “tarreang” laku keras, selalu dibuat “ule-uleq” atau bubur. Paling banter bubur kacang hijau dan bubur jawawut. Mengapa dibuat “ule-uleq”? Ada dua alasan, pertama rasanya yang manis, kedua namanya itu adalah pengharapan, agar rezeki selalu ikut (kata “uleq” berarti ikut).
ule-ule itu sendiri, makanan satu ini terbuat dari :
1. Gola mamea (gula merah),
2. Satta (santan)
3. Bue (Kacang hijau), dan
4. 7 Tarreang (kadang kala diganti dengan beras).
Cara memasaknya sama dengan memasak bubur kacang hijau, yakni:
Ule-ule merupakan makanan yang rasanya yang manis dan lebih lagi memiliki kandungan gizi yang baik.
Sumber:
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang