|
|
|
|
Ular Naga Tanggal 05 Aug 2018 oleh Oskm18_19718130_karen . |
Banyak dari kita yang tidak asing dengan permainan Betawi yang satu ini. Banyak dari kita yang memainkan permainan ini saat masih kecil bersama teman-teman kita. Sampai sekarang pun, masih banyak kita lihat anak-anak memainkan permainan ini. Permainan satu ini adalah permainan simpel yang bisa dimainkan di lapangan luas tanpa alat peraga atau pembantu dan dimainkan sebanyak 10 orang umumnya, namun jumlah pemain sebenarnya boleh diganti dengan jumlah minimal 4 orang. Tapi tentu saja akan lebih menyenangkan bila dimainkan lebih banyak orang. Nama "Ular Naga" sendiri dikarenakan barisan pemain yang panjang bagaikan ular atau naga.
Walaupun sudah ada sejak lama, namun masih belum diketahui secara jelas asal usul dari permainan tradisional ini. Namun ada mitos dari permain ular naga ini.
Cara bermainnya pun sangat mudah, berikut adalah cara bermainnya :
1. Dua orang anak yang dipilih sebagai induk (biasanya yang paling tinggi) menentukan nama samaran masing-masing (misalnya anak pertama "Bebek" dan anak kedua "Ayam"), anak-anak yang lain tidak boleh mengetahuinya,
2. Dua anak yang dipilih sebagai induk saling berpegangan tangan membuat terowongan,
2. Sambil menyanyikan lagu ("Ular Naga Panjangnya", anak-anak lainnya akan berbaris berpegangan pundak mengelilingi terowongan / gerbang,
3. Ketika lagu habis, anak yang berada di tengah terowongan lah yang ditangkap sebagai tawanan,
4. Anak yang tertangkap akan ditanyakan untuk memilih "induk" dari kedua orang anak yang menjadi gerbang, anak-anak lain tidak boleh mengetahui pilihan anak yang tertangkap. Oleh karena itu harus dibisikan,
5. Hal ini dilakukan berulang sampai semua pemain tertangkap,
6. Setelah tertangkap semua, maka setiap anak berbaris di belakang induk masing-masing yang telah mereka pilih. Tiap induk harus berusaha mengambil anak induk lain sambil melindungi anaknya,
7. Permainan berakhir bila salah satu induk telah kehilangan semua anaknya. Induk yang berhasil mengambil semua anak lah yang menjadi pemenang.
Permainan Ular Naga ini dapat melatih ketangkasan dan kegesitan anak, serta meningkatan kedakatan emosional antar anak dan rasa kebersamaan. Anak-anak pun dilatih untuk saling bekerja sama. Uniknya permainan ini dilakukan sambil menyanyikan atau diiringi lagu berjudul "Ular Naga Panjangnya" yang membantu meningkatkan emosional dan komunikasi antar pemainnya. Beginilah lirik "Ular Naga Panjangnya"...
Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat itulah yang dicari
Ini dialah yang terbelakang
Walaupun sudah ada sejak zaman dahulu, namun masih belum diketahui secara jelas asal-usulnya. Namun ada mitos tertentu dari pemainan ini. Dikatakan bahwa bait dari lagu yang dinyanyikan itu mengandung unsur pemujaan pada ular naga, dan bait terakhir mengartikan penyerahan korban. Induk dalam permainan diartikan sebagai kepala suku dan terowongan tersebut adalah goa tempat tinggalnya ular naga. Anak yang tertangkap menurut mitos adalah orang yang akan dipersembahkan pada ular naga sebagai santapan. Mungkin memang agak menyeramkan mengetahui arti di balik permainan Ular Naga, namun itu hanyalah mitos dan belum pasti kebenarannya.
Permainan ini adalah permainan tradisional Betawi yang sangat mudah untuk dimainkan dan mudah dipahami. Walau kita melihatnya hanya sebagai permainan sederhana, namun masih merupakan budaya Indonesia yang menjadi kekayaan dan keunikan bagi Bangsa Indonesia. Memang sampai sekarang ini masih banyak dikenal orang, namun kita tidak bisa menghindari kemungkinan budaya permainan ini mulai memudar di era teknologi ini. Oleh karena itu, mari kira usahakan untuk melestarikan terus dan terapkan permainan ini kepada anak-anak penerus bangsa dan generasi-generasi seterusnya agar permainan ini akan selalu diingat dan dilestarikan.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |