|
|
|
|
Ucing Sandal, Permainan yang Hampir Habis Ditelan Waktu Tanggal 10 Aug 2018 oleh OSKM18_16218039_Fairuz Aisya Alzura. |
Di Bandung, terdapat berbagai macam permainan yang sangat seru dan asyik dimainkan bersama teman-teman. Salah satu permainan yang sudah jarang dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang adalah ucing sandal. Padahal, cara bermainnya cukup mudah dan dapat dilakukan hanya dengan tiga orang atau lebih. Barang yang diperlukan juga sedikit dan sangat mudah ditemukan, yaitu hanya empat buah (dua pasang) sandal yang memiliki ukuran cukup sama. Tiga buah sandal digunakan untuk membentuk objek permainan dan satu buah sisanya digunakan untuk dilemparkan "kucing" kepada para pemain.
Cara bermain ucing sandal:
1. Ambil dua buah sandal kemudian pertemukan kedua ujungnya menghadap menjauhi alas bermain ( seperti ini kira-kira /\ ). Ambil satu buah sandal lagi kemudian letakkan di antara kedua sandal tadi, tetapi jangan sampai runtuh. Bentuk ketiga sandal tadi harus stabil (diam di tempat).
2. Lakukan hompimpa untuk menentukan satu orang yang akan menjadi "kucing". Posisi "kucing" berada kira-kira satu meter di belakang susunan sandal.
3. Seluruh pemain (kecuali "kucing") berbaris satu banjar ke belakang, berjarak kira-kira sejauh tiga meter dari bagian depan susunan sandal (berarti empat meter dari "kucing").
4. Satu per satu pemain melemparkan satu buah sandal ke arah susunan tersebut, dan permainan dimulai jika salah satu pemain berhasil meruntuhkan susunan sandal.
5. "Kucing" harus mengambil sandal yang berhasil meruntuhkan susunan tersebut, lalu melemparnya ke arah para pemain. Pemain dikatakan gugur saat terkena sandal yang dilempar "kucing".
6. Para pemain harus berusaha untuk menyusun susunan ketiga buah sandal seperti semula, tanpa terkena serangan sandal dari "kucing". Ini berarti bahwa para pemain harus berlari ke sana ke mari agar tidak gugur.
7. Pemain dianggap memenangkan permainan jika berhasil menyusun kembali ketiga sandal tersebut, sedangkan "kucing" dianggap memenangkan permainan jika berhasil menggugurkan semua pemain sehingga sandal-sandal tadi tidak dapat tersusun kembali.
Perbandingan jumlah "kucing" dan pemain dapat disesuaikan dengan jumlah seluruh partisipan. Semakin banyak orang yang terlibat dalam permainan ini, tingkat keramaiannya semakin tinggi pula.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |