Turun mandi merupakan suatu acara ritual yang dilakukan di masyarakat pangean, ritual ini dilakukan ketika acara akikah seorang bayi yang baru dilahirkan. Turun mandi juga dikenal dengan istilah "mancungak". Menurut Para tetua bahwa dengan diadakan "mancungak" dipercayai seorang anak yang kelak dewasa akan memiliki sifat yang baik, sopan, dan tahu beradab. Waktu pelaksanaan turun mandi harus berdasarkan petunjuk bidan kampung yang membantu proses melahirkan. Proses Turun mandi menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan seperti baskom, gayung, kemenyan, arang, sisir, kunyit, minyak rambut, bedak bayi, beras, dan ayam jantan hitam, dan jeruk. Pada acara turun mandi ini, bayi akan dimandikan di dalam baskom (terlebih dahulu diisi dengan air dan ditambahi dengan jeruk yang telah dikupas) dengan posisi menaiki ayam jantan hitam di atas air dalam baskom. Kemudian bayi tersebut diberi minyak rambut dan disisir oleh bidan dan jika bayinya perempuan diberi bedak di wajahnya dan di wajah ayam jantan hitam. Kemudian bidan juga menebalkan alis bayi. Selama prosesi tersebut kemenyan dibakar bersamaan dengan darah ayam jantan hitam (darah diambil dari sedikit bagian tubuh ayam jantan). Setelah bayi dimandikan di dalam baskom, dilanjutkan dengan pemandian sang bayi dengan ibunya oleh bidan kampung yang membantu proses lahiran. Setelah ritual selesai dilakukan, ini menandakan kalau sang bayi sudah boleh ditidurkan diayunan yang sebelumnya tidak diperbolehkan. Ritual turun mandi telah dilakukan semenjak dahulu sampai sekarang dengan cara dan sistem yang hampir sama. Ritual ini dapat dikatakan ritual yang wajib dilakukan untuk seorang bayi yang baru dilahirkan. Di samping itu, di acara turun mandi juga diiringi dengan do'a dan pihak keluarga biasanya mengundang para tetangga dan penduduk kampung untuk makan bersama-sama di rumah.

#OSKMITB2018