Tupai Janjang
Ampun baribu kali ampun,
Ampunlah kami niniak mamak,
Sarato sanak jo sudaro,
Sapuluah jari kami susun,
Maaf dipintak banyak-banyak,
Kami mambukak kaba lamo … oii
Banda urang kami bandakan,
Banda nak urang Koto Tuo,
Kaba urang kami kabakan,
Baduto kami tak sato … oii
Balayia kapa di Sibolga,
Mamuek tantang Koto Panjang,
Sialah konon nan takaba,
Iyolah kaba Tupai Janjang.
Begitulah pantun pembuka dari dongeng Tupai Janjang yang berasal dari Minangkabau, yaitu Desa Piladang, Kecamatan Palembayan. Tupai Janjang adalah salah satu tradisi yang dimainkan oleh pemeran sambil menari dan memperagakan watak tokoh cerita yang dibawakan. Cerita Tupai Janjang mengisahkan sepasang suami istri, yaitu Datuak Bandaro dan Puti Linduang Bulan. Petani gigih namunbelum dikaruniai anak. Suatu ketika Puti Linduang Bulan pun diberi hamil dan melahirkan. Anak yang dilahirkan itu, sangat didambakan dan dimanja oleh orang tuanya. Akan tetapi tingkah laku anak itu memiliki perilaku sama seperti tupai. Melompat kesana kemari, menganggu tanaman orang di ladang.
Penampilan Tupai Janjang dimainkan secara solo, tanpa iringan musik dan hanya melibatkan gerakkan tubuh pemainnya. Kemudian dibantu oleh dua orang laki-laki, sebagai tukang tepuk, sebagai pengganti musiknya. Pemain Tupai Janjang hanya dimainkan oleh laki-laki. Setiap karakter pemain perempuan, diadegankan sendiri oleh tukang cerita tersebut. Keunikan dari Tupai Janjang ini, sambil pencerita bercerita, di depan lokasi tempat pemainnya, diletakkan dua botol minuman. Tujuannya sebagai properti bagi pemain dalam mendukung cerita Tupai Janjang.
Pementasan Tupai Janjang dilakukan di tempat lapang, seperti beranda rumah, halaman atau lapangan terbuka. Di dalam pementasannya, Tupai Janjang sering dipertunjukkan saat upacara adat. Adapun waktu pertunjukkannya sering digelarkan setelah shalat Isya sampai menjelang masuknya waktu shalat Subuh. Pada awalnya, Tupai Janjang dimainkan di Surau namun karena Tupai Janjang bersifat hiburan, surau adalah tempat ibadah, sehingga tidak dimainkan lagi di Surau.
Selain dimainkan saat acara upacara adat, Tupai Janjang juga dimainkan saat alek nagari, dengan tujuan untuk menghibur anak nagaridan sebagai media pendidikan.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tupai_janjang ,
https://www.kabarantau.com/read/286/tupai-janjang-teater-monolog-edukasi-dari-luhak-agam
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja