Ritual
Ritual
Upacara Pernikahan Jawa Timur Lamongan
Tumplak Punjen
- 4 April 2016

Tumplak punjen atau tumpak punjen adalah salah satu dari rangkaian prosesi upacara pernikahan adat Jawa. Tumplak berarti menuang, punjen berarti pundi-pundi atau hasil dari usaha yang dikumpulkan. Acara tumplak punjen ini dilakukan orang tua hanya pada pernikahan terakhir anaknya, dalam hal ini tidak harus si bungsu.

Dalam khasanah budaya Jawa, orang tua mempunyai tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan kepada anaknya. Pertama kali adalah memberikan nama pada anak. Dalam filosofi Jawa ada ungkapan asma kinaryo japa (nama membawa makna/doa). Orang tua menaruh harapan pada anaknya lewat nama atau doa untuk anaknya. Menilik dari pengertian tadi maka ungkapan Shakespere tentang apalah arti sebuah nama jelas tidak berlaku pada masyarakat Jawa. Kedua adalah nggulawentah atau mendidik. Orang tua harus membekali anak dengan kaweruh (knowledge) dan subasita (attitude) yang baik serta berguna sebagai pedoman untuk berkehidupan dalam masyarakat. Ketiga adalah ngemah-emahake atau menikahkan. Setelah si anak menginjak dewasa dan dirasa sudah cukup pengetahuannya tentang hidup maka orang tua harus mencarikan jodoh yang baik untuk si anak tersebut berdasarkan bibit, bebet, dan bobot-nya. Dalam hal ini si anak juga bisa mencari calon pasangannya sendiri.

Di saat orang tua melangsungkan pernikahan anaknya yang terakhir inilah upacara tumplak punjen dilakukan sebagai tanda telah selesainya kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Punjen secara simbolis diwujudkan dengan bunkusan berisi uang (jumlah bungkusan disesuaikan dengan jumlah anak, menantu, cucu serta buyut dan seterusnya), beras kuning, bumbu dapur atau rempah-rempah, dan sejumlah uang logam. Punjen adalah simbol dari harta benda hasil jerih payah orang tua dari sejak berumah tangga dulu.

Acara ini dimulai dengan memanggil seluruh anaknya urut dari yang tertua sampai terakhir yang diikuti keluarganya masing-masing. Kemudian orang tua secara berurutan memberikan bungkusan-bungkusan tadi kepada anak, menantu dan keturunannya. Ini adalah teladan orang tua kepada anak-anaknya tentang nilai kerelaan, tidak suka merebut hak orang lain dan, bahwa semua hasil jerih payahnya diberikan dengan adil agar anak keturunannya memahami panduming dumadi, yakni manusia hidup di dunia sudah ada yang mengatur semua. Sebagai orang tua kini mereka sudah tidak memerlukan lagi hal-hal yang bersifat keduniawian dan berniat ingin lebih khusuk lagi menembah marang Gusti.

Tumplak punjen adalah bentuk wejangan (nasehat) orang tua kepada anak keturunannya agar dalam menjalani hidup berkeluarga untu selalu; Rajin bekerja agar bisa terkumpul hasilnya dan Amanah, dilambangkan dengan bungkusan pemberian orang tua yaitu hasil jerih payah orang tua. Menjaga Kesehatan, dilambangkan dengan rempah-rempah. Menjaga kebahagiaan, dilambangkan dengan beras kuning. Mempunyai sifat ikhlas, dilambangkan dengan uang receh logam. Tidak merebut hak orang lain dan suka menolong, dilambangkan dengan keseluruhan bungkusan berserta isinya yang tidak disebarkan untuk dijadikan bahan rayahan atau rebutan melainkan dibagikan secara berurutan dan tertib.

Dalam hidup bersosial masyarakat, tumplak punjen juga menjadi kode atau sandi tuan rumah kepada tamu-tamunya yang belum tahu dan berniat mengajak besanan ,bahwa dia sudah tidak mempunyai anak lajang lagi, berharap hal ini bisa diberitahukan pada warga lainnya yang juga belum mengetahuinya.

Selesai sudah tugas sebagai orang tua dan kini mereka akan menjalani kehidupan baru minandhita atau ngadeg pandhita (menanggalkan segala sifat keduniawian untuk menyatukan rasa dengan penciptanya) yaitu sebagai tempat ngangsu kaweruh (petunjuk) tentang hidup dan kehidupan bermasyarakat bagi anak keturunannya nanti.

Sumber : http://m.kompasiana.com/efendirust/tumplak-punjen-purna-tugas-sebagai-orang-tua_551259bba333118256ba8315

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline