Mite Tuan Raja dan Manuk Si Nanggar Dewa terdapat di Kabupaten Karo. Mite ini menggambarkan pandangan nenek moyang etnik Karo tentang penciptaan bumi, bulan, matahari, dan mata angin beserta manusia dan hantu penghuni bumi. Konon, mite ini dimulai dari dunia atas. Ada seorang putri khayangan bernama Inang Seribu Tua melahirkan seorang putra, Tuan Bagunda Raja. Ayah anak itu tidak diketahui sehingga Tuan Bagunda Raja dipandang sebagai putra dewa.
Setelah dewasa, ibunya meminta Tuan Bagunda Raja berumah tangga. Ia setuju asalkan menikah dengan putri saudara laki-laki ibunya. Tapi ibunya menyembunyikan, kalau ia mempunyai delapan saudara laki-laki yang menjadi raja di delapan penjuru mata angin. Akhirnya, secara gaib Tuan Bagunda Raja mengetahui keadaan pamannya itu. Ia pun menyuruh seekor ayam emas bernama Manuk Si Nanggar Dawa memilih putri salah seorang pamannya untuk dijadikan istri. Hasilnya, terpilih putri pamannya di sebelah timur yang disebut Purba, yang pantas untuk dijadikan istri Tuan Bagunda Raja. Putri dari pamannya yang tujuh lagi semuanya mempunyai cacat.
Tuan Bagunda Raja menyuruh Manuk Si Nanggar Dawa untuk membawa bukti yang nyata bahwa putri pamannya yang menjadi raja di Purba itu benar-benar sesuai untuk dijadikan istri. Untuk itu, Manuk Si Nanggar Dawa mencuri sehelai rambut putri tersebut dan menyerahkannya kepada Tuan Bagunda Raja. Rambut yang sehelai itu ditimbang oleh Tuan Bagunda Raja, dan ternyata sehelai rambut putri tersebut sama berat dengan seekor ayam emas.
Setelah Tuan Bagunda Raja menikah dengan putri Raja Purba, ia membawa istrinya ke khayangan tanpa sepengetahuan mertuanya. Perbuatan itu mengakibatkan mereka tidak mempunyai anak. Namun, setelah menuruti nasihat seorang dukun, Tuan Bagunda Raja dengan ditemani istrinya pergi meminta maaf kepada mertuanya sehingga istrinya dapat hamil. Konon, Bagunda Raja bercakap-cakap dengan bayi dalam kandungan istrinya hingga diketahui, anaknya bernama Tuan Paduka Aji dengan jabatan penghancur dan tinggal di dunia bawah.
Beberapa bulan setelah melahirkan, istri Bagunda Raja kembali hamil. Sebagaimana anak pertama, Bagunda Raja kembali bercakap-cakjap dengan anak dalam kandungan istrinya. Anak itu laki-laki dan minta dinamakan Tuan Banua Koling. Jabatannya kelak adalah pemelihara dan bertempat tinggal di dunia tengah. Setelah lahir, ayahnya menggantungkannya dari khayangan dengan tali sutera dan menempatkannya di dunia tengah, yakni bumi yang diciptakan untuk tempat tinggal Tuan Banua Koling.
Setelah dewasa, Tuan Banua Koling ditanya oleh Manuk Si Nanggur Dawa tentang hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan, sesuai pesan Tuan Bagunda Raja. Tuan Banua Koling menyerahkan pada orang tuanya sehingga permaisuri Bagunda Raja membuat boneka menyerupai manusia. Manuk Si Nanggur Dawa memasukkan boneka itu ke dalam bakul dan tidak boleh dibuka sebelum lewat empat hari. Ternyata, Tuan Banua Koling membuka bakul sebelum waktunya sehingga boneka itu menjelma jadi setan. Setelah itu, Manuk Si Nanggur Dawa kembali membawa titipan yang sama dengan syarat yang sama. Tuan Banua Koling kembali mengulangi perbuatannya, dengan membuka tutup bakul sebelum waktunya sehingga boneka itu menjelma menjadi hantu air bernama Sidangbela. Dengan tidak kenal lelah, Manuk Si Nanggur Dawa kembali membawa bakul berisi boneka yang sama. Namun kali ini, Tuan Banua Koling membuka tutup bakul sesuai dengan waktunya, sehingga menjelmalah boneka itu menjadi seorang gadis cantik dan bersedia menjadi istri Tuan Banua Koling.
Di khayangan, permaisuri Bagunda Raja hamil dan melahirkan lagi. Anaknya seorang perempuan. Sesuai dengan permintaannya, anak itu diberi nama Dibata Kaci-kaci. Jabatannya sebagai juru damai antarsaudaranya. Sementara itu, di dunia tengah, istri Tuan Banua Koling hamil dan melahirkan 14 orang anak, tujuh laki-laki dan tujuh perempuan. Tuan Banua Koling membunuh semua anaknya karena mereka sama sekali tidak mau bekerja. Keajaiban terjadi, anak-anak yang dibunuhnya menjelma menjadi tujuh matahari dan tujuh bulan. Akibatnya, keadaan menjadi terlalu panas pada siang hari dan terlalu dingin pada malam hari. Keadaan ini membuat Tuan Banua Koling membunuh enam matahari dan enam bulan sehingga tinggal satu matahari dan satu bulan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Setelah penciptaan matahari dan bulan, istri Tuan Banua Koling kembali hamil. Kali ini Tuan Banua Koling memperoleh delapan orang anak sekaligus. Mereka mengasuh kedelapan anak itu dengan kasih sayang, tanpa membeda-bedakan satu di antara delapan anaknya. Setelah dewasa, setiap anak tersebut menempati satu penjuru mata angin dan bersama-sama mereka memelihara keselamatan bumi dan penghuninya.
Sumber: http://balaibahasa-sumut.com/index.php/produk/ensiklopedia-sastra/cerita-rakyat.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...