×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Sistem Kekerabatan

Provinsi

Sumatera Utara

Asal Daerah

Kabupaten Karo

Tradisi Tutur Siwaluh Suku Karo

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718277_Agrifa Agrifa Imanuel.

Tutur Siwaluh (harafiah: tutur delapan) merupakan sistem kekerabatan masyarakat Karo yang terdiri dari delapan golongan :

  1. puang kalimbubu
  2. kalimbubu
  3. senina
  4. sembuyak
  5. senina sipemeren
  6. senina sipengalon
  7. anak beru
  8. anak beru menteri

Tutur Siwaluh merupakan konsep yang mirip dengan Rakut Sitelu (harafiah: ikatan tiga) yang membagi orang Karo menjadi tiga peran:

  1. kalimbubu
  2. anak beru
  3. senina

Ketiga peran ini digunakan kembali dalam Tutur Siwaluh.

Kedua sistem ini dapat dimengerti dalam sebuah rumah tangga Karo. Pihak pemberi mempelai perempuan dinamakan Kalimbubu, sementara yang mengambil mempelai perempuan tersebut atau pemberi mempelai laki-laki adalah Anak Beru. Namun, kedua peran ini tidak terbatas dalam keluarga inti si perempuan atau si laki-laki saja. Dalam tradisi pesta adat masyarakat Karo, peran Kalimbubu dan Anak Beru terekstensi ke seluruh penduduk yang mempunyai kekerabatan dan marga yang sama dengan keluarga para mempelai.

Dalam pesta adat Karo, posisi Kalimbubu sangat dihormati dan diberikan hak terlebih dahulu untuk berbicara, menasehati dan makan. Sementara, Anak Beru diberi tugas untuk menjaga barang, memasak hidangan, serta mengatur jalannya pesta adat.

Sementara Senina berarti 'satu marga', dalam tradisi Karo satu marga berarti bersaudara. Ini berarti, tidak boleh meperistri seseorang yang Senina, ditambah lagi diharapkan antara orang yang Senina dibangun kedekatan familial seperti saudara kandung. Dalam pesta adat Karo orang yang saling senina saling mengajak untuk berperan sebagai Kalimbubu dan Anak Beru.

Kalimbu dan Anak Beru diwariskan dari orangtua ke anak dan dari saudara ke saudara. Misalkan, seorang pria Karo bermarga Tarigan menikahi perempuan bermarga Sinulingga (submarga dari Karo-karo). Maka keluarga dari wanita itu akan menjadi Kalimbubu bagi anak dari pernikahan tersebut dan juga saudara dari pria itu. Sementara keluarga pria yang bermarga Tarigan juga akan menjadi Anak Beru keluarga wanita tersebut.

Puang Kalimbubu adalah sebutan untuk Kalimbubu dari Kalimbubu kita.

Sembuyak berarti saudara kandung kita dari ibu, baik yang semarga ataupun yang tidak semarga.

Senina sipemeren disini berarti saudara sebab ibu kandung mereka bersaudara.

Seninan sipengalon berarti saudara sebab mempunyai istri yang satu beru.

Anak Beru menteri adalah sebutan untuk Anak Beru dari Anak Beru kita.

Selain kedua sistem kekerabatan tadi, bertutur juga mempunyai arti berkenalan lewat sistem kekeluargaan. Banyak panggilan kerabat yang tidak masuk kedalam Tutur Siwaluh, tetapi digunakan dalam berkenalan lewat cara bertutur. Misalnya, anak dari saudara laki-laki ibu kita dinamakan Impal. Dalam adat Karo tradisional menikahi Impal kita adalah sesuatu yang dibolehkan dan dianggap baik. Tidak hanya itu, sebutan untuk paman dan tante juga bermacam-macam. Misalnya, saudara laki-laki dari ibu kita dipanggil 'Mama' dan istrinya 'Mami'. Sementara saudari ibu adalah 'Bibi' dan suaminya 'Kila'. Paman dan Tante dari Bapak kita dipanggil 'Bapa' dan 'Nande' beserta urutannya sebagai anak. Misalkan, saudara Bapak kita yang sulung dipanggil 'Bapa Tua'.

Tradisi Bertutur ini masih berjalan didalam komunitas Karo dan bagi dua orang Karo yang berkenalan di perantauan sering berkenalan dengan menjelaskan Marga atau Beru dan Bere-berenya. Orang Karo yang dapat menjelaskan tuturnya dengan baik bisa mengubah status kenalan menjadi seorang Senina atau Kalimbubu tergantung Marganya. Di masyarakat Karo, orang seperti itu dianggap pintar bertutur dan bergaul serta dihormati sebab dianggap cakap dalam peradatan Karo.

 

Untuk referensi, Merga Silima dalam Karo:

  1. Karo-karo
  2. Tarigan
  3. Ginting
  4. Sembiring
  5. Perangin-angin

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...