|
|
|
|
Tradisi Selepas Lebaran di Pati Tanggal 11 Aug 2018 oleh OSKM18_16518028_Linta Rahmatul Ula. |
Indonesia merupakan negara dimana mayoritas rakyatnya menganut agama Islam. Maka dari itu, tidaklah mengherankan jika Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dirayakan di hampir seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah pun memiliki tradisinya masing-masing dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi, fokus bahasan disini bukanlah Hari Lebaran itu, melainkan suatu rangkaian tradisi yang biasa dilaksanakan sesudah Hari Lebaran. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah di Pulau Jawa, salah satunya ialah di Kabupaten Pati.
Masyarakat Kabupaten Pati mengenal istilah bernama Bodo Kupat atau Lebaran Ketupat. Ketupat memang merupakan makanan yang biasa dihidangkan saat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi, untuk Kabupaten Pati sendiri, ketupat tidak dihidangkan tepat saat perayaan Lebaran. Tujuh hari setelah Lebaran, masyarakat Pati akan merayakan “Lebaran” untuk kedua kalinya dan di hari itulah ketupat akan dihidangkan. Hal tersebut dilakukan karena warga biasa melaksankan puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal setelah Idul Fitri. Jadi, Bodo Kupat digelar untuk merayakan rangkaian puasa Ramadan dan Syawal yang sudah selesai sepenuhnya.
Selain ketupat, ada satu lagi makanan khas yang menemani saat merayakan Bodo Kupat, yaitu lepet. Lepet ini merupakan makanan yang berbahan dasar ketan yang dicampur dengan kelapa dan dibungkus dengan janur. Masyarakat akan mengirim ketupat dan lepet tersebut, disertai dengan berbagai makanan lain, kepada saudara dan tetangga. Dengan demikian, tradisi ini juga dapat mempererat tali silaturahmi dan persatuan antar warga.
Ada satu lagi tradisi masyarakat Pati selepas merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini dikenal dengan nama Sedekah Laut. Sesuai dengan namanya, tradisi ini seperti memberi “sedekah” ke laut dengan cara menghanyutkan Jhodang Sajen. Jodhang Sajen merupakan sesajen yang berisi berbagai hasil bumi dan kepala kerbau. Sesajen ini dibentuk menjadi seperti Perahu Naga Mina, perahu berbentuk naga yang biasa digunakan untuk rekreasi masyarakat setempat. Sedekah Laut ini merupakan bentuk rasa syukur nelayan disana atas hasil tangkapan mereka. Mereka juga percaya bahwa dengan melakukan Sedekah Laut, laut tidak akan marah sehingga mereka akan selamat dalam bekerja mencari ikan.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |