×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Solo, Jogjakarta, Jawa

Tradisi Pingitan Manten Sengkeran

Tanggal 16 Aug 2018 oleh OSKM_19918043_Hayfa .

Prosesi Memingit Manten ‘Sengkeran’

Tradisi pingitan umum dilakukan masyarakat berlatar belakang Jawa, tepatnya di daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta. Tradisi ini seringkali juga disebut ‘sengkeran’ di samping sebutan ‘pingitan’ yang lebih terkenal. Calon mempelai perempuanlah yang terlibat banyak dalam prosesi ini.

Nah, bagaimana prosesi pingitan ini?

Pingitan ini memiliki tujuan yang baik. Yaitu menjaga kedua mempelai dari marabahaya dengan cara ‘dipingit’. Dipingit berarti larangan bagi kedua calon mempelai untuk saling bertemu hingga hari pernikahan tiba, yang waktunya bisa sampai satu bulan lamanya. Dan bagi calon pengantin perempuan, dilarang untuk beraktivitas keluar rumah.

Larangan berpergian ke luar rumah untuk calon pengantin wanita, lazimnya juga diawali dengan sederet ritual tertentu. Pada tradisi sengkeran misalnya, calon pengantin wanita lebih dahulu melakoni ritual dibalub-balubi atau dibuat cengkrongan paes sebelum dipingit.

Kepercayaan dari pingitan ini sendiri yaitu calon pengantin memiliki ‘darah manis’, sehingga rentan akan gangguan yang sifatnya tidak terlihat. Maka untuk menjaga hal tersebut, prosesi pingitan pernikahan adat jawa dilakukan. Selain itu, calon pengantin perempuan juga akan terlihat ‘manglingi’ pada saat hari H berlangsung, hal ini dikarenakan aura calon pengantin perempuan lebih terpancar.

Tahukah kamu apa saja yang bisa dilakukan seorang perempuan selama masa proses pingitan?

Perawatan dilakukan dengan ramuan tradisional yang diramu khusus untuk perempuan. Mulai ramuan perawatan khusus tubuh hingga minuman tradisional yang wajib diminum. Mempelai perempuan juga disarankan untuk berpuasa, tujuannya agar pada saat hari H nanti, mempelai perempuan tampil cantik sehingga membuat pangling orang yang menyaksikannya.

Masa pingitan sendiri biasanya berlangsung 1 sampai 2 bulan jelang Hari H. Namun di masa kini rasanya sulit mempraktikan tradisi pingitan selama itu, mengingat ada kewajiban bekerja dan kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Sehingga pada akhirnya, tradisi pingitan biasanya hanya dilakukan minimal satu hari jelang pesta pernikahan.

Meskipun dianggap kuno dan sudah banyak ditinggalkan oleh pengantin masa kini, namun sebenarnya tradisi memingit gadis yang akan menikah ini punya banyak manfaat.

1. Menyiapkan Diri Calon Pengantin

Pesta pernikahan pasti akan menguras tenaga dan pikiran. Apalagi bila mengacu tradisi pernikahan beberapa daerah di Indonesia yang bahkan bisa berlangsung hingga beberapa hari. Untuk itu, amat penting bagi calon pengantin menjaga kebugaran menghadapi hari yang dinanti.

Saat dipingit, calon pengantin bisa beristirahat dan fokus menyiapkan diri untuk hari pernikahan. Biasanya, selama masa pingit calon pengantin juga akan melakukan perawatan tubuh dan perawatan kecantikan. Jadi, saat hari pernikahan, calon pengantin akan tampil prima dan memesona.

2. Memupuk Rasa Rindu dengan Calon Mempelai Pria

Selain tidak diizinkan pergi ke luar rumah, calon mempelai wanita juga tidak diperkenankan untuk bertemu calon mempelai wanita selama dipingit. Sehingga, ada rasa rindu dan deg-degan yang muncul di antara kedua calon mempelai. Jadi ketika keduanya bertemu di pelaminan, rasa rindu tersebut pun akan terbayar.

3. Menumbuhkan Rasa Saling Percaya

Selama masa pacaran, kedua calon mempelai mungkin terbiasa sering bertemu. Namun saat pingitan, tak bertemu dalam waktu tertentu bisa jadi akan memberikan perasaan khawatir atau cemas. Maka masa pingitan ini bisa menjadi momen berlatih bagi kedua mempelai untuk menumbuhkan rasa saling percaya sebelum akhirnya bertemu saat hari pernikahan.

4. Terhindar dari Bahaya

Di lain pihak juga ada mitos yang beredar bahwa prosesi pingitan bagi calon pengantin bertujuan agar calon pengantin mendapat keselamatan dan bebas dari mara bahaya yang bisa saja mengganggu calon pengantin.

 

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Budaya adat bet...

Oleh Rizka Vivi Aurelia | 18 May 2024.
Seni pertunjukan dan Makanan khas betawi

Perkenalkan Saya Rizka Vivi Aurelia, Saat ini saya berusia 21 tahun, saya ingin mengikuti perlombaan dari budaya indonesia. semoga hasil dari editing...

Batik

Oleh Admin | 17 May 2024.
batik

....

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

Makanan Khas Je...

Oleh Yaemmm | 10 May 2024.
Makanan daerah

Horog-Horog adalah makanan khas Jepara sebagai sumber karbohidrat dapat menjadi pengganti nasi. Bahan utamanya adlah tepung yang terbuat dari pohon a...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...