|
|
|
|
Tradisi "NGAHIRAS" Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718016_rahadian tirta subrata. |
Tradisi Ngahiras merupakan suatu bentuk gotong royong yang masih hidup di beberapa kelompok masyarakat di daerah pedesaan Jawa Barat. Menurut kamus bahasa daerah, ngahiras berarti menyuruh tanpa imbalan (upah). Menurut istilah, ngahiras adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk membantu satu pihak.
Perbedaan antara gotong royong pada umumnya dengan ngahiras ini terletak pada manfaat. Kegiatan gotong royong yang biasa dilakukan di masa kini seperti kerja bakti membersihkan jalanan atau membangun pos ronda memiliki manfaat yang bersifat untuk kepentingan umum. Hasil dari gotong royong tersebut biasanya dapat digunakan untuk kepentingan bersama dan bisa digunakan oleh siapa saja. Sementara itu, walaupun sama-sama dilakukan secara gotong royong, tradisi ngahiras menghasilkan sesuatu yang lebih cenderung digunakan untuk kepentingan perseorangan. Sebut saja membantu pembuatan fondasi rumah sementara pembangunan tahap lain dari rumah diperhitungkan upahnya atau kaum wanita membantu memasak untuk acara kenduri tetangganya.
Di daerah asal saya Kampung Nagrak, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, tradisi ngahiras masih hidup di masyarakat dalam bentuk membantu memasak untuk acara kenduri tetangga atau saudara. Menurut keterangan ibu saya, beberapa hari sebelum acara dilaksanakan, biasanya yang empunya acara hajatan ini akan mengundang ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu memasak makanan bagi acara hajat tersebut bahkan bisa saja tanpa dimintapun tetangga atau sanak saudara sudah hadir untuk membantu. Tidak jarang ibu-ibu yang sudah diundang ini turut membantu berbelanja bahan-bahan untuk memasak dan biasanya ibu-ibu ini turut meminjamkan alat memasak miliknya pribadi untuk digunakan bersama.
Kegiatan memasak sebelum acara hajatan ini berlangsung mulai dari nol hingga selesai acara termasuk diantaranya mencuci peralatan memasak dan membersihkan tempat kegiatan memasak tersebut. Menariknya, seperti gotong royong yang lazim dilakukan, ibu-ibu yang sudah turut membantu memasak ini tidak meminta upah sepeserpun. Si empunya hajat biasa hanya memberi makan pada waktunya saja kepada semua orang yang ikut berpartisipasi.
Sebagai kebiasaan yang telah diturunkan sejak zaman dahulu, Tradisi Ngahiras bisa dikatakan hampir punah. Karena hampir semua kegiatan di masyarakat secara umum mengandung unsur upah di dalamnya. Hanya beberapa daerah saja yang masih melakukan tradisi ini itupun biasanya antar sanak saudara saja. Sangat disayangkan apabila tradisi yang baik ini menjadi hilang dimasa yang akan datang. Mari kita bersama jaga dan lestarikan agar kita tidak perlu kehilangan satu produk budaya yang baik di masa depan. Dimulai dari saya pituin putra Sunda.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |