Ritual
Ritual
Ritual Bali Bongan Tabanan, Bali
Tradisi Mesuryak
- 8 April 2018

Mesuryak; bersorak atau berteriak merupakan tradisi di desa Bongan Tabanan, Bali yang digelar tradisi ini digelar setiap 6 bulan sekali (210 hari dalam kalender Bali) tepatnya pada hari raya Kuningan atau 10 hari setelah hari Raya Galungan.

Makna Tradisi Mesuryak 

Untuk memberi bekal dan mengantarkan roh leluhur kembali ke alam nirwana dengan rasa suka cita. Oleh umat Hindu para roh leluhur turun ke dunia di saat hari Raya Galungan dan kembali ke surga di Hari Raya Kuningan, dan oleh warga desa Bongan Tabanan diberikan perbekalan seperti beras dan juga uang sehingga dilakukan tradisi Mesuryak.

Setelah sepuluh hari roh leluhur bersama keluarga di dunia, maka pada hari Raya Kuningan diantarkan kembali dengan suka cita, bersorak beramai-ramai dalam tradisi Mesuryak tersebut. Dalam tradisi tersebut warga melempar uang ke udara diperebutkan oleh warga lainnya, sambil bersorak gembira dan beramai-ramai,  pelaksanaannya secara bergiliran. Sebelum acara puncak dari tradisi Mesuryak ini digelar, warga melakukan persembahyangan di pura keluarga dan di pura Kahyangan Tiga desa setempat, selanjutnya setiap warga melakukan persembahyangan di depan pintu masuk rumah bisa dipimpin oleh orang yang dituakan atau oleh Pemangku.

Sesaji depan rumah ini ditutup dengan Tradisi Mesuryak, anggota keluarga memberi bekal kepada roh leluhur yang akan kembali ke alam nirwana, perbekalan tersebut berupa uang kepeng, namun sekarang warga lebih cenderung memakai uang logam recehan dan juga uang kertas, bahkan sampai uang pecahan 100-ribuan, semuanya sesuai kemampuan dengan suka cita, tanpa paksaan. Uang-uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian diperebutkan oleh warga yang telah berkumpul di depan rumah dengan sorakan dan kegembiraan. Tradisi Mesuryak ini dilakukan mulai pagi hari jam 9.00 kemudian berakhir berakhir jam 12 siang, dan setelah jam 12 siang ini leluhur diyakini telah kembali ke alam surga.

Tradisi Mesuryak atau lempar uang ke udara ini dilakukan bergiliran dari rumah ke rumah, sehingga setiap warga bisa berebut uang secara adil, bagi yang memiliki kemampuan ekonomi lebih tinggi ada kemungkinan memberi bekal yang lebih banyak juga dan semua dilakukan dengan ke iklasan dan tanpa paksaan. Dalam balutan kegembiraan setiap warga antusias menyaksikan tradisi Mesuryak ini dan sebagian warga juga berebut hujan uang tersebut. Jumlah yang didapatkanpun bervariasi oleh warga dan ini bukanlah tujuan utamaya, yang menjadi inti, makna dan tujuan tradisi Mesuryak ini adalah rasa bahagia, suka cita memberikan bekal pada leluhur agar kembali ke alam surga dengan damai dan tenang.

Secara Niskala bekal yang diberikan berupa persembahan atau sesajen, dan secara skala (nyata) memberikan bekal uang. Diyakini juga oleh warga dengan memberi bekal kepada leluhur tentu akan ada timbal baliknya juga seperti rejeki yang lebih muda. Saat tradisi Mesuryak digelar, terpancara rasa kebersamaan dan keakraban antar warga. Tradisi yang sudah mendarah daging ini juga menjadi sebuah atraksi wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan, termasuk juga para warga yang terlibat langsung dalam tradisi tersebut baik itu anak-anak, dewasa, orang tua, laki-laki maupun perempuan, bercampur dan berbaur, berdesak-desakan, bersorak, penuh suka cita dan kegembiraan.

 

 

 

Sumber: http://www.balitoursclub.net/tradisi-mesuryak-di-bongan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU