|
|
|
|
Tradisi Ma'Nene di Toraja Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM_16318213_Gabriela Citrasari Rahardja. |
Indonesia adalah negara dengan begitu banyak keragaman dalam segala aspek kehidupan. Terlebih dalam segi budaya, dengan wilayah indonesia yang merupakan kepulaun menjadikan indonesia mempunyai banyak keberagaman yang unik dan menarik. Salah satunya adalah ritual atau tradisi menghormati leluhur.
Di tanah Toraja yang terkenal dengan hal-hal yang berbau aneh dan mistis mempunyai ritual tersendiri untuk menghormati para leluhur mereka. Ritual Ma'Nene itu lah nama yang diberikan untuk ritual menghormati leluhur mereka dengan menggantikan pakaian jasad para leluhur mereka. Ritual ini biasanya dilaksanakan setelah musim panen pada bulan agustus. Budaya ini diawali dengan berkunjung ke lokasi pengkuburan leluhur mereka yang dinamakan Patane. Di Patane, para jasad leluhur mereka telah berumur ratusan tahun tapi jasad-jasad tersebut masih tersimpan dengan keadaan utuh karena sebelumnya jasad-jasad para leluhur tersebut diawetkan. Prosesi ritual dilakukan oleh pihak keluarga untuk membersihkan mayat leluhur dan melepaskan pakaian lama yang telah digunakan leluhur tersebut. Selanjutnya mayat akan dikenakan baju baru dan jika mayat tersebut adalah seorang pria maka ia akan dipakaikan jas lengkap dengan dasi dan juga kacamata. Tetapi sebelum peti atau kubur dibuka, seorang tokoh adat yang dipanggil dengan nama Ne'Tomina Lumba akan membacakan doa terlebih dahulu dalam bahasa toraja kuno. Doa tersebut bertujuan untuk memohon izin kepada leluhur agar masyarakat mendapat berkah dan kelimpahan saat musim panen sehingga panen mereka berlimpah.
Tradisi ini tidak muncul tanpa asal muasal tapi ritual mempunyai sebuah cerita yang melatarbelakanginya. Rakyat Toraja percaya bahwa memanusiakan orang yang sudah meninggal adalah perbuatan mulia dan salah satu wujudnya adalah menggantikan pakaian. Kepercayaan ini muncul salah satu alasannya karena legenda masyarakat yang berjudul Pong Rumasek sebuah tokoh yang menemukan mayat dijalan tapi karena ia prihatin maka ia memberikan pakaiannya dan memakaikannya kepada mayat tersebut lalu ketika pulang ia mendapati kalau panennya berlimpah banyak padahal saat itu bukan waktu panen. Dari cerita tersebut munculah kepercayaan masyarakat tentang ritual ini.
Selain untuk menghormati leluhur, ritual ini dapat digunakan sebagai sarana berkumpul keluarga yang merantau. Selain itu bukan sembarang orang dapat melakukan ritual ini hanya golongan bangsawan saja. Walaupun ritual ini tampak konyol dan tidak masuk akal namun kepercayaan masyarakat toraja sangat menghormati leluhur mereka memberikan arti yang positif bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
#OSKMITB2018
Sumber : http://makassar.tribunnews.com/2016/08/22/ritual-manene-tradisi-unik-mengganti-baju-mayat-di-toraja, https://tirto.id/makna-kematian-di-balik-ritus-ma039nene-cy8h
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |