Tradisi Barit Desa (Desa Prembun, Tambak, Banyumas)
Untuk Menyambut Masa Tanam Baru
Prembun adalah desa di kecamatan Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terletak di ujung wilayah Banyumas, berbatasan dengan Desa Rowokelele, Kebumen, di sebelah timurnya. Di sisi barat, Prembun berbatasan dengan Desa Gebangsari; dan di sebelah utara dengan Desa Pesantren. Sisi sebelah selatan dibatasi oleh Kali Ijo, yang sekaligus merupakan batas antara Kabupaten Banyumas dengan Kebumen. Desa Prembun terdiri atas 4 dusun, yaitu Prembun Lor, Prembun Kidul, Prembun Rawakele, Prembun Rawagembol-Rawadawa, masing-masing dipimpin oleh seorang kepala dusun yang disebut bahu (baca: bau). Prembun didirikan oleh Mbah Abdul Hamid (Dulkamid), salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro, sekarang makamnya terletak di Pemakaman Unthuk Batur, masuk wilayah Dusun Rawagembol. Desa Prembun merupakan salah satu produsen beras di Banyumas, selain itu menghasilkan pula sayur mayur, seperti kacang panjang, ketimun, pare, oyong, bayam, caisin, cabe, ubi kayu dan ubi jalar.
Pemerintah Desa Prembun Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas dengan dukungan dari warga masyarakat Desa Prembun senantiasa menjaga dan memelihara tradisi yang telah berjalan dari para leluhur. Salah satu tradisi tersebut adalah Barit Desa yang bertujuan melestarikan tradisi dan budaya untuk menyambut datangnya masa tanam padi setiap tahunnya. Tujuan dari tradisi tersebut adalah untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar usaha petani di Desa Prembun dalam mengolah tanah pertanian senantiasa diberikan keselamatan dan kemudahan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tradisi Barit Desa terdiri dari berbagai acara tradisi lainnya, dimulai dari acara bebersih makam, tasyakuran metri bumi, lenggeran dan penampilan wayang kulit semalam suntuk. Tradisi yang sudah dilaksanakan dari zaman dahulu ini merupakan salah satu peninggalan dari para pendiri desa Prembun.
Tradisi Bebersih makam dilaksanakan pada pagi hari pelaksanaan tradisi baritan, dengan membersihkan makam kermat yang ada di desa prembun bernama “unthuk bathur” yang berarti gunduka tanah yang didalam komplek makam tersebut juga terdapat makam dari pendiri desa Prembun “Mbah Abdul Kambid (dulkamid)”.
Setelah selesai membersihkan makam dilanjutkan dengan pelaksanaan seni lengger di salah satu infrastruktur penting di desa prembun sebagai pengatur irigasi di desa prembun yaitu Dam Kecepak. Disana diadakan seni lenggeran dari mulai pukul 12.00 siang.
Setelah melaksanakan lenggeran di susul dengan tradisi metri bumi (tasyakuran tumpengan). Tradisi ini dilaksanakan setelah sholat isya bersama – sama dengan seluruh masyarakat desa prembun.Setelah tradisi metri bumi dilanjutkan dengan adanya pagelaran wayang semalam sunutuk yang mengakhiri rangkaian tradisi barit desa
#OSKM2018
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.