Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
senjata dan alat perang Jawa Tengah Jawa Tengah
Tombak Kyai Plered
- 22 November 2018
Seperti yang telah kita ketahui bersama, salah satu cerita menyebutkan, asal mula tombak Kanjeng Kyai Plered tercipta dari alat vital Syekh Maulana Maghribi yang ditarik oleh seorang gadis bernama Rasawulan karena ketahuan mengintipnya.
 
Adipati Pragola yang lahir di Jambeyan dan kemudian berkedudukan sebagai Bupati di Pati, adalah putra Adipati Puger dari Demak, yang merupakan putera ke-3 Panembahan Senopati Mataram. Dia masih sedarah dengan Sultan Agung. Sayangnya, sewaktu Sultan Agung dinobatkan sebagai Raja di Mataram menggantikan Sinuhun Sedo Krapyak, Adipati Pragola melakukan pemberontakan. Dia menyatakan daerah Pati dan Pesisir Utara terlepas dari kekuasaan Mataram.
 
Sultan Agung datang sendiri memimpin pasukannya untuk memadamkan pemberontakan di Pati ini. Kuat dugaan kalau dia tahu persis kalau Adipati Pragola ini sangat sakti. Salah satunya, dia tak mempan oleh senjata tajam dan pusaka apapun, selain dengan pusaka sakti bernama Tombak Kanjeng Kyai Plered.
 
Memang benar. Dalam perang tanding tersebut, Sultan Agung berhasil membunuh Adipati Pragola dengan tombak Kanjeng Kyai Plered. Jasad sang Adipati kemudian dimakamkan di daerah tak bertuan di Solo. Tempat ini kemudian dikenal dengan nama Astana Pragola. Yang menarik dan aneh di Astana Pragola ini, konon setelah jasad Adipati Pragola dikuburkan, maka diatas makam sang Adipati selalu ada darah segar. Entah darah siapa, yang pasti darah itu masih basah dan baru. Hal ini berlangsung setidaknya hingga dimasa akhir perang Jepang.
 
Oleh Sultan Agung, prajurit yang ikut berjasa dalam memadamkan pemberontakan di Pati kemudian diberi tanda kehormatan yang disematkan pada bilah keris miliknya masing-masing, yaitu berupa kinatah emas Gajah-Singo.
 
Gajah-Singo adalah nama salah satu hiasan kinatah emas yang ditempatkan pada bagian bawah dari sebuah gagang keris. Penempatannya, antara bagian patung mini berbentuk gajah dan bagian singo dipisahkan olek peksi keris. Permukaan yang tidak tertutup oleh badan gajah dan singa itu dihiasi pulabentuk ornamen hiasan lainnya.
Bentuk Gajah-Singo ini merupakanperlambang dari tahun sesuai candra sengkala; Gajah melambangkan angka 8, singo angka 5, curiga (keris) angka 5, dantunggal melambangkan angka 1. Karena candra sengkala dibaca dari belakang, maka yang dimaksud adalah angka tahun 1558 menurut kalender Jawa.
 
Walaupun penghargaan Gajah-Singo diberikan pada zaman Sultan Agung, namun bukan berarti keris yang memakai kinatah Gajah-Singo sealu buatan Mataram.
 
Sementara itu, menurut kisahnya, asal mula tombak Kanjeng Kyai Plered tercipta dari seorang mubaligh bernama Syekh Maulana Maghribi yang berkelana di hutan, berhenti beristirahat di tepi sebuah danau kecil. Ketika itu, seorang gadis bernama Rasawulan sedang mandi disitu. Syekh Maulana Maghribi lalu mengintipnya. Anehnya, tiba-tiba Rasawulan merasa dirinya hamil. Dia segera tahu kalau dirinya sedang diintip seseorang. Gadis itu marah sekali dan menghampiri sang Syekh, lalu menarik alat kelamin pria itu.
 
Namun keajaiban terjadi, ketika alat kelamin itu berada ditangan Rasawulan, tiba-tiba berubah menjadi sebilah tombak. Tombak itulaj yang kemudian diberi nama Kanjeng Kyai Plered.
 
Sementara itu, bayi yang dikandung Rasawulan, kelak ketika lahir diberi nama Raden Kidang Telangkas di Tarub. Tombaknya kemudian menjadi tombak pusaka keturunan Kidang Telangkas, yang turun temurun sebagai berikut : Getas Pendowo, Ki Ageng Nis, Ki Ageng Pamanahan, Sutawijaya, Sunan Sedo Krapyak, Sultan Agung, Sunan seda Tegalarum, Pangeran Puger (Prabu Amangkurat) do Kartosuro, Sri Sultan Hamengku Buwono I.
 
HB I mendapatkantombakini ketika terjadi huru hara Geger Pecinan di Kartosuro. Kanjeng Kyai Plered dibawa abdi dalem Suronatan (Resimen Tentara Keraton). Oleh Pangeran Mangkubumi, tombak itu diminta, karena tak diberikan, maka, terjadilah perebutan yang dimenangkan oleh Pangeran Mangkubumi. Setelah geger pecinan selesai, tombak itu dikembalikan ke keraton.
 
Versi lain menyebutkan. Tombak Kanjeng Kyai Plered diberikan langsung oleh Amangkurat V pada Pangeran Mangkubumi saat masih menjabat sebagai Pangeran Sepuh.
Sampai sekarang tombak ini menjadi pusaka nomor 1 di keraton Yogyakarta. hanya raja dan Pageran sepuh yang boleh menjamah pusaka ini.
 

 

Pusaka ini hanya dikeluarkan pada upacara Grebeg Maulud tahun DAL. Saat jamasan, sesaji yang diberikan salah satu syarat pokoknya berupa kambing guling. Dalam babad, tombak ini pernah dipergunakan Sutowijoyo untuk menjebol perut Aryo Penangsang, juga oleh Pangeran Puger digunakan untuk membunuh komandan pasukan VOC, Kapten Tack. 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel