Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Bangunan DKI Jakarta Jakarta
Toko Merah
- 28 Oktober 2017

Toko Merah

Gedung tua sebagai saksi kejayaan Batavia lama di tepian Muara Ciliwung. Bangunan tersebut pernah menjadi tempat tinggal Gubernur Jenderal von Imhoff (1705-1751). Bangunan Toko Merah terletak di Jl. Kali Besar No. 11, Jakarta Barat. Secara administratif berada di Kelurahan Roa Malaka, Kec. Tambora, Wilayah Kota Jakarta Barat. Letak bangunan pada masa kejayaan VOC sangat strategis, berada di kawasan jantung kota asli Batavia, berdekatan dengan pusat pemerintahan VOC (Stadhuis). Dari segi bisnis, Toko Merah justru terletak di tepi barat Kali Besar (de Groote River), sebagai "central business district" nya Batavia. Pada saat itu Ciliwung merupakan urat nadi lalu lintas air yang ramai dilayari hingga ke pedalaman. Kawasan Kali Besar sendiri merupakan salah satu wilayah hunian elit di dalam Kota Batavia.

Sejarah Toko Merah: Toko Merah dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff (kemudian menjadi gubernur jenderal) sebagai rumah tinggal. Pada saat ia membangun Toko Merah jabatannya masih sebagai opperkopman, sehingga kadangkala orang meragukan bahwa Toko Merah dibangun van Imhoff. Rumah tersebut dibangun sedemikian rupa, sehingga besar, megah dan nyaman. Nama "Toko Merah" berdasarkan salah satu fungsinya yakni sebagai sebuah toko milik warga Cina, Oey Liauw Kong sejak pertengahan abad ke-19 untuk jangka waktu yang cukup lama. Nama tersebut juga didasarkan pada warna tembok depan bangunan yang bercat merah hati langsung pada permukaan batu bata yang tidak diplester. Warna merah hati juga nampak pada interior dari bangunan tersebut yang sebagian besar berwarna merah dengan ukiran-ukirannya yang juga berwama merah. Di samping itu dalam akte tanah No. 957, No. 958 tanggal 13 Juli 1920 disebutkan bahwa persil-persil tersebut milik NV Bouwmaatschapij "Toko Merah".

Bangunan Toko Merah terdiri dari 2 gedung dan sempat beberapa kali berpindah pemilik seperti kepada Jacob Mossel, anak Gubernur Jenderal Mossel yang bernama Phillippine Theodore Mossel; Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra, Renier de Klerk, Nicolaas Hartingh, Baron van Hohendorf, dll. Pada tahun 1743-1755 dijadikan Kampus dan Asrama Academie de Marine (akademi angkatan laut), kemudian berpindah tangan lagi. Pada tahun 1786-1808 bangunan ini digunakan untuk Heerenlogement atau hotel para pejabat. Tahun 1809-1813 seluruh bangunan dijadikan rumah tinggal oleh Anthony Nacare. Kurun waktu 1813-1851 kepemilikan beberapa kali berganti hingga kemudian dimiliki oleh Oey Liauw Kong yang berfungsi sebagai taka, sehingga populer dengan sebutan "Taka Merah". Berpindah lagi pada Oey Kim Tjiang (gedung utara), Oey Hok Tjiang (gedung selatan), Kultur Hong Hiu Kongsi (seluruh bangunan), digunakan sebagai kantor oleh Borneo Compagnie (1900). Di tahun 1901 bagian-bagian ruang samping rumah sebelah utara diambil untuk membentuk Compagnies kammer di Museum Pusat. Kemudian sebagai kantor Behn Meiwe & Co (1917). Tahun 1920 dibeli dan dipugar oleh NV Bouw Maatschappij "Toko Merah" yang menelan biaya satu juta gulden. Bangunan ini diperbaiki lagi oleh Bank Voor Indie yang kemudian berkantor di sini hingga tahun 1925. Kemudian ditempati oleh sejumlah Biro dan Kantor Dagang: Algemene Landbouws Syndicaat, De Semarangse Zee en Brandassuransi Mij, dan WM Muller. & Co. Tahun 1934-1942 menjadi Kantor Pusat N.V. Jacobson vanl den Berg salah satu perusahaan "The Big Five" milik Kolonial Belanda. Di masa pendudukan Jepang menjadi Gedung Dinas Kesehatan Tentara Jepang. Ditempati oleh tentara gabungan Inggris-India. Sesudah kemerdekaan menjadi Kantor Dagang Nigeo Eksport. Kemudian di tahun 1946-1957 menjadi kantor N.V. Jacobson van den Berg lagi. Saat terjadi nasionalisasi terhadap semua perusahaan asing di Indonesia N.V Jacobson van den Berg diubah menjadi P.T. Yudha Bakti. Ditahun 1961 berubah menjadi P. N. Fajar Bhakti, berubah lagi menjadi P. N. / P. T. Satya Niaga di tahun 1964. Selanjutnya di tahun 1977 berubah menjadi PT Dharma Niaga (Ltd) dan gedung tersebut tetap digunakan sebagai kantor. Toko Merah merupakan rumah mewah terbesar dari abad ke-18 di dalam Kota yang masih dalam keadaan terpelihara baik.

Arsitektur: Gedung Toko Merah dibangun di atas areal seluas 2.455 m2. Bangunan terdiri atas tiga gedung yang menyatu. Bangunan depan (tingkat dua) dan belakang (tingkat tiga), membujur dari utara ke selatan, adapun bangunan tengah merupakan penghubung bangunan utara dan selatan, melintang dari timur ke barat. Arsitektur bangunan mencerminkan perpaduan bangunan Cornice House (bangunan dengan dinding muka yang ujung atasnya datar dan diberi profil-profil pengakhiran) pada abad ke-18 dan atap tropis. Bangunan Toko Merah sebenarnya merupakan bangunan kembar, dua rumah di bawah satu atap. Hal itu terlihat dengan adanya dua buah pintu masuk ke dalam bangunan dan adanya parapat pemisah yang biasa dibuat untuk mencegah apabila terjadi kebakaran tidak menjalar ke gedung sebelahnya.

Bangunan depan dan belakang dihubungkan dengan bangunan satu lantai berplafon dua tingkat. Kedua bangunan ini berhubungan secara terbuka dan secara visual memberi kesan terbagi oleh adanya tujuh buah pilar tembok persegi panjang dan bukaan yang dibingkai architrave berskala tinggi, berukuran 3,5 m x 2,1 m. Bingkai pilar terbuat dari kayu berwarna merah tua dengan garis keemasan. Di lantai dua terdapat tembok tengah sebagai pemisah ruangan atas yang merupakan terusan dari tembok sebelah bawahnya. Tembok itu berlanjut terus hingga mencapai bubungan atap, baik atap depan, tengah maupun belakang. Tembok pemisah itu juga berfungsi sebagai penyangga guna menopang dan mendukung beban atap yang tinggi dan berat. Tembok depan bangunan yang terbuat dari susunan batu bata yang tidak diplester dapat memberikan kesan unik bagi gedung ini.

Toko Merah memiliki dua buah pintu masuk berukuran besar dan tinggi. Pada bagian atas kedua pintu masuk bangunan terpasang fanlight atau jendela angin yang berada pada satu kusen dengan pintu. Kedua jendela angin kaca di atas pintu (bovenlichten) itupun berpola kotak-kotak dan masing-masing memiliki 30 buah kotak. Semua jendela masih menerapkan gaya abad ke-18 dan berskala monumental guna mengimbangi ruangan-ruangan besar di dalamnya. Kemudian untuk mencapai lantai bagian atas bangunan, terdapat enam buah tangga, kesemuanya berwarna merah hati, terbuat dari kayu terukir artistik. Dari depan bangunan ini seolah hanya memiliki sebuah atap, namun kenyataannya memiliki tiga buah atap. Bangunan depan dan belakang memiliki atap dengan bubungan yang memanjang dari utara ke selatan. Sementara atap bangunan tengah, bubungan atapnya melintang dari timur ke barat, sekaligus sebagai atap penghubung bagi kedua atap bangunan depan dan belakang. Atap bangunan berbentuk atap pelana atau atap rumah kampung, terbentuk oleh susunan kerangka kuda-kuda segitiga yang dihubungkan oleh kerangka-kerangka yang membentang di atasnya tetap orientasi susunan kerangka atap ini menyamping dari arah hadap bangunannya. Susunan kerangka tersebut membentuk dua bidang miring yang berbentuk empat persegi panjang yang menjadi tempat dimana penutup atap.

Bangunan Toko Merah memiliki cukup banyak ruangan, baik di lantai dasar, lantai 2 maupun lantai 3. Selain ruang besar (aula) di lantai dasar dan lantai 2, ruang-ruang lain berfungsi sebagai kamar. Di lantai dasar terdapat 16 buah kamar, masing-masing 8 buah di rumah sebelah utara dan 8 buah di rumah sebelah selatan. Di lantai 2 kamarnya berjumlah 4 buah dan terdapat di bangunan bagian belakang. Sementara di tingkat 3 terdapat 5 buah kamar. Bangunan tambahan di areal belakang memiliki sejumlah kamar.

Gedung Toko Merah yang tak di pakai untuk gedung PT. Dharma Niaga terletak di Jl. Kali Besar Barat No.107, Jakarta Barat. Bangunan yang pernah digunakan sebagai rumah kediaman Gubernur Jenderal VOC Baron van Irnhoff tersebut memiliki arsitektur bergaya Barok abad ke-18, terlihat pada elemen cornice dan jendela tinggi yang dominan. Bangunan ini juga merupakan perpaduan gaya klasik Eropa dan Cina, terutama pada ornamen dalam bangunan. Unsur Cina berupa warna merah hati ayam cukup dominan pada bangunan ini, baik pada warna tembok depan maupun pada interior dari unsur kayu di dalamnya. Di samping itu terdapat unsur tradisional yang juga terdapat pada bangunan, yang terlihat pada hiasan motif kisi-kisi pipih pada balustrade (jeruji pengaman pada samping tangga), terdapat pada tangga di rumah bagian utara lantai 3. Hiasan semacam itu banyak ditemukan pada balustrade rumah-rumah Melayu. Apabila sekarang orang mengenalnya dengan sebutan Toko Merah adalah karena elemen luar dan dalam bangunan didominasi warna merah. Salah satu keunikan lainnya adalah tangga dengan gaya Baroque yang merupakan satus-atunya di Jakarta. Bangunan merupakan penggabungan dari dua bangunan ini menyimpan sejarah yang cukup panjang. Sebelum PD II, bangunan yang terlihat mencolok di antara bangunan di sekitarnya, karena dinding luarnya yang berwarna merah Bangunan ini menerima Penghargaan Sertifikat Sadar Pemugaran 1993.

Sumber : http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3429/Toko-Merah

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya