Timphan adalah penganan kecil sejenis lepat yang berasal dari Aceh. Bahan untuk membuat timphan tergolong sangat simple, terdiri dari tepung, pisang, dan santan. Semua bahan ini kemudian diaduk-aduk sampai menyatu dengan rata. Lalu dibuat memanjang dan di dalamnya diisi dengan serikaya atau kelapa parut yang dicampur dengan gula. Kemudian adonan ini dibungkus dengan daun pisang dan dikukus (rebus tanpa direndam air) selama satu jam.
Timphan umumnya disajikan dalam acara-acara formal sebagai kudapan, seperti dalam pesta pernikahan dan hari-hari besar umat muslim di sana, seperti Hari Raya, dllMakanan ini juga cocok sebagai teman minum kopi atau teh hangat. . Berikut ini ulasan lengkap bagaimana proses pembuatan penganan khas masyarakat Aceh ini.
Cara membuat isian :Campurkan semua bahan isian, aduk hingga tercampur
Masak di api yg kecil sampai mengering.
Cara membuat kulit : ambilkan waluh potong kecil2 masikan santan masak sampai lembut hingga bisa di blender
Ambil tepung keto campurkan dgn waluh yg sudah di blender sedikit demi sedikit sampai adonan bisa ntuk di pipihkan
Setelah itu ambilkan daun pisan kasih minya sedikit di ats nya lalu ambilkn adonan kulit pipihkan di atasnya, kemudian berikan isian, dn balutkan mnjdi satu hingga tertutup.
Setelah selesai semuanya kukus lbh kurang 20 menit hingga timphan siap untuk di sajikan.
Selamat berkreasi :)
Sumber: cookpad.com
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang