|
|
|
|
Tidur di atas Pasir Tanggal 13 Aug 2018 oleh Daffarey . |
Apa aja sih yang biasa kita lakukan di atas pasir? Yang paling mungkin yaitu membangun istana pasir, mengubur diri, dan menggambar garis atau menulis sesuatu diatasnya. Rakyat Madura memanfaatkan pasri ini dengan cara yang tidak biasa! Tidur di atas pasir!
Tepatnya di desa Legung Timur, Masyarakatnya terbiasa tidur di atas pasir. Bukkan hanya di desa Legung Timur, kebiasaan unik ini juga bias anda temukan di dua desa lainnya yang masih berada di Kabupaten Sumenep yakni desa Legung Barat dan desa Dapenda.
Dilansir dari pulaumadura.com Tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun secara turun-temurun. Bahkan kebanyakan anak di Desa Legung dilahirkan di atas pasir juga. Jadi, sedari kecil mereka memang sudah akrab dengan kasur berpasir. Mereka lahir, bermain, bertumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa di atas pasir sehingga tak jarang ada yang menyebutnya Manusia Pasir
Di setiap kamar maupun di ruang istirahat di tiga desa itu pasti didapati tumpukan pasir yang dijadikan tempat tidur. Sekalipun di kamar ada tempat tidur, seperti pada umumnya, mereka nyaris tidak pernah menggunakannya. Meskipun begitu para warga tetap memilih tidur di atas kasur dari pasir tersebut.
Warga tiga desa ini menganggap pasir memberi manfaat besar berupa kesehatan bagi tubuh mereka. Mereka juga beranggapan bahwa tidur di atas pasir dirasa lebih nyenyak dibandingkan di atas Kasur lainnya yang harganya jutaan rupiah. Selain itu, pasir memiliki sifat menyerap temperatur sekitarnya, sehingga jika tiba-tiba cuaca mendung dan menjadikan temperatur sekitar dingin, kasur pasir tersebut akan terasa hangat, sedangkan jika hari menjadi terik dan panas, kasur pasir tersebut akan terasa sejuk dan nyaman.
Pasir yang diambil dari sekitar Pantai Lombang itu tidak lengket di kulit atau tubuh meski kulit dalam keadaan basah. Butiran pasir tersebut memiliki kristal pasir yang sangat halus, bersih mengkilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan pasir akan diayak untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya. Pasir lalu dijemur agar tak basah atau lembab.
Warga yang memanfaatkan pasir sebagai tempat tidur atau istirahat bukan hanya mereka yang kelas ekonomi menengah ke bawah, melainkan warga yang sudah mempunyai kemampuan lebih, masih tetap tidur di atas pasir. Bagi teman-teman yang ingin pergi ke Desa Legung dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari Kota Sumenep.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |