Apa aja sih yang biasa kita lakukan di atas pasir? Yang paling mungkin yaitu membangun istana pasir, mengubur diri, dan menggambar garis atau menulis sesuatu diatasnya. Rakyat Madura memanfaatkan pasri ini dengan cara yang tidak biasa! Tidur di atas pasir!
Tepatnya di desa Legung Timur, Masyarakatnya terbiasa tidur di atas pasir. Bukkan hanya di desa Legung Timur, kebiasaan unik ini juga bias anda temukan di dua desa lainnya yang masih berada di Kabupaten Sumenep yakni desa Legung Barat dan desa Dapenda.
Dilansir dari pulaumadura.com Tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun secara turun-temurun. Bahkan kebanyakan anak di Desa Legung dilahirkan di atas pasir juga. Jadi, sedari kecil mereka memang sudah akrab dengan kasur berpasir. Mereka lahir, bermain, bertumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa di atas pasir sehingga tak jarang ada yang menyebutnya Manusia Pasir
Di setiap kamar maupun di ruang istirahat di tiga desa itu pasti didapati tumpukan pasir yang dijadikan tempat tidur. Sekalipun di kamar ada tempat tidur, seperti pada umumnya, mereka nyaris tidak pernah menggunakannya. Meskipun begitu para warga tetap memilih tidur di atas kasur dari pasir tersebut.
Warga tiga desa ini menganggap pasir memberi manfaat besar berupa kesehatan bagi tubuh mereka. Mereka juga beranggapan bahwa tidur di atas pasir dirasa lebih nyenyak dibandingkan di atas Kasur lainnya yang harganya jutaan rupiah. Selain itu, pasir memiliki sifat menyerap temperatur sekitarnya, sehingga jika tiba-tiba cuaca mendung dan menjadikan temperatur sekitar dingin, kasur pasir tersebut akan terasa hangat, sedangkan jika hari menjadi terik dan panas, kasur pasir tersebut akan terasa sejuk dan nyaman.
Pasir yang diambil dari sekitar Pantai Lombang itu tidak lengket di kulit atau tubuh meski kulit dalam keadaan basah. Butiran pasir tersebut memiliki kristal pasir yang sangat halus, bersih mengkilap, dan memiliki warna putih gading. Sebelum digunakan pasir akan diayak untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya. Pasir lalu dijemur agar tak basah atau lembab.
Warga yang memanfaatkan pasir sebagai tempat tidur atau istirahat bukan hanya mereka yang kelas ekonomi menengah ke bawah, melainkan warga yang sudah mempunyai kemampuan lebih, masih tetap tidur di atas pasir. Bagi teman-teman yang ingin pergi ke Desa Legung dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari Kota Sumenep.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja