|
|
|
|
Tenggoli - Subulussalam - Nanggroe Aceh Darussalam Tanggal 05 Mar 2018 oleh Naufalrasyid . |
TENGGOLI adalah sejenis manisan yang diolah dari air tebu. Di Kota Subulussalam manisan ini dinamai tenggoli dan sudah turun temurun dibuat secara tradisional oleh warga setempat. Manisan ini paling laris saat bulan Ramadhan pengganti gula.
“Paling banyak dicari pada bulan puasa untuk membuat kue lebaran,” kata Jahar Kombih (41) warga Desa Panglima Sahman, Kecamatan Runding, Kota Subulussalam kepada Serambi, Sabtu (13/8) lalu.
Jahar yang didampingi Jaddam Basri tokoh masyarakat setempat, mengaku sudah menggeluti usaha pembuat manisan tebu sejak tiga tahun lalu. Sejauh ini, poses pengolahan tebu menjadi manisan dilakukannya secara tradisional yakni dengan mengandalkan air sungai sebagai motor penggerak pemeras tebu. Sepintas, alat penggerak tebu yang disebut ‘Ilangen’ dan terapung di atas sungai Souraya itu mirip dengan jamban, bedanya alat ini dilengkapi dengan kincir yang berputar.
Menurut Jahar, usaha pembuatan tenggoli sebenarnya merupakan tradisi masyarakat Kota Subulussalam hingga era 1990-an. Dulu, tenggoli ini merupakan manisan pengganti gula yang digunakan warga untuk berbagai makanan termasuk minuman dan kopi. Pasalnya, tidak semua warga mampu membeli gula.
Sayangnya, belakangan ini usaha tersebut sudah mulai hilang, bahkan sepanjang aliran sungai Souraya hanya terdapat satu alat pemeras tebu dan itu adalah milik Jahar.
Di Desa Panglima Sahman sendiri mayoritas masyarakat menggeluti usaha tersebut khusus bulan puasa dan menyewa alat milik Jahar untuk proses pemerasan. “Sebenarnya mayoritas warga Panglima Sahman membuat manisan tebu tapi sebagian besar untuk konsumsi pribadi,” terang Jahar.
Jahar mengatakan, proses membuat dan menghasilkan manisan tebu agak rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Tebu-tebu yang dipanen sebelum diperas, terlebih dulu dikikis batangnya untuk membuang debu, kemudian dicuci. Selanjutnya, sepanjang 1,5 meter dimasukkan ke alat pengolahan untuk memeras air. Proses seterusnya, kata Jahar ialah memasak air tebu itu yang membutuhkan waktu paling tidak enam hingga tujuh jam.
Dikatakan, aktivitas selama 24 jam menghasilkan sekitar 26 liter manisan dengan kebutuhan kayu 1,5 kubik. Manisan tersebut dijual hingga Rp 25.000 per liter. Pembelinya tidak hanya dari Subulussalam tapi ada juga pesanan dari luar seperti Aceh Singkil dan Aceh Selatan.
Sumber: http://aceh.tribunnews.com/2011/08/15/manisan-tenggoli-dicari-di-bulan-puasa
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |