TARI TRADISIONAL ’’BUNGONG JEUMPA’’
Sinopsis Tari Bungong Jeumpa
Tari bungong jeumpa berasal dari Ketika mendengar “Bungong Jeumpa” setiap orang akan mengingat Aceh. Kemegahan Lagu Bungong Jeumpa seolah telah tersebar hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Berikut sepenggal lirik lagu yang sangat populer itu, namun kadang keliru dilafalkan:
LIRIK LAGU-
Bungong Jeumpa, Bungong Jeumpa meugah di Aceh.
Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina.
Bungong Jeumpa, Bungong Jeumpa meugah di Aceh.
Bungong teuleubeh-teuleubeh indah lagoina.
Puteh kuneng meujampu mirah.
Bungong si ulah indah lagoina.
Puteh kuneng meujampu mirah.
Bungong si ulah indah lagoina.
Lam sinar buleun lam sinar buleun Angen peu ayon.
Duroh meususon-meususon yang mala mala.
Mangat that mubee meunyo tatem com.
Leupah that harom si Bungong Jeumpa.
Mangat that mubee meunyo tatem com.
Leupah that harom si Bungong Jeumpa.
-TERJEMAHAN-
Bunga Cempaka, Bunga Cempaka terkenal di Aceh.
Bunga yang sangat indah rupanya.
Bunga cempaka, bunga cempaka terkenal di Aceh.
Bunga yang sangat indah rupanya.
Putih kuning bercampur merah.
Bunga setangkai indah sekali.
Putih kuning bercampur merah.
Bunga setangkai indah sekali.
Dalam sinar bulan dalam sinar bulan Angin ayunkan.
Jatuh bersusun-bersusun yang layu-layu.
Dalam sinar bulan dalam sinar bulan angin ayunkan.
Jatuh bersusun-bersusun yang layu-layu.
Sungguh harum wanginya kalo dicium.
Sungguh harum sekali si Bunga Cempaka.
-SEBAGAI KEBANGGAAN SUKU ACEH-
Bungong Jeumpa adalah bunga kebanggaan Suku Aceh. Di luar Aceh, bunga ini dikenal dengan sebutan bunga cempaka. Dahulu Bungong Jeumpa tumbuh liar di Bumi Serambi Mekkah karena Bungong Jeumpa memang merupakan tumbuhan endemik yang tumbuh subur dengan sendirinya tanpa ditanam terlebih dahulu. Pohon-pohonnya yang tinggi dan besar mampu menyangga dahan dan ranting dengan bunga yang cukup banyak sehingga mengeluarkan keharuman yang khas di Aceh.
Ironinya, saat ini pertumbuhan Bungong Jeumpa semakin langka, semakin sulit ditemukan. Tak salah jika banyak generasi muda bertanya, “yang mana Bungong Jeumpa itu? “seperti apa Bungong Jeumpa itu?” Faktanya, Bungong Jeumpa lebih dari sekedar bunga yang indah karena keberadaannya telah mempengaruhi banyak hal dalam kebudayaan Suku Aceh. Mulai dari upacara tradisi hingga ukiran pada bangunan-bangunan bersejarah. Bungong Jeumpa turut memberi nilai estetika dalam sejarah peradaban Suku Aceh.
-BUNGONG JEUMPA SEBAGAI PELENGKAP TRADISI
Orang Aceh menggunakan Bungong Jeumpa untuk berbagai kepentingan. Warnanya yang menarik; kuning, hijau, dan kemerahan menjadi alasan selain karena disyaratkan berdasarkan aromanya yang khas dan tidak dimiliki bunga lain. Dalam tradisi masyarakat Aceh, Bungong Jeumpa dijadikan simbol keindahan. Kita sering mendapatkan Bungong Jeumpa dijadikan bagian dari kelengkapan upacara tradisi karena keharumannya. Dalam upacara perkawinan, kuncup Bungong Jeumpa dijadikan hiasan kepala Dara Baro (Pengantin). Seiring perubahan masa di mana Bungong Jeumpa semakin sulit ditemukan, maka posisi Bungong Jeumpa digantikan oleh kuncup bunga melati.
Bungong Jeumpa juga dijadikan campuran pada air di dalam mundam dalam upacara Manoe Pucok, tradisi memandikan mempelai perempuan menjelang hari ijab-kabul pernikahannya. Kelopak-kelopak Jeumpa dilepaskan dari tangkainya dicampurkan dengan aneka bunga berwarna-warni lainnya ke dalam mundam. Selain itu, Bungong Jeumpa juga dijadikan campuran wewangian air untuk ziarah makam. Dalam tradisi masyarakat Aceh, ziarah makam diikuti dengan menyiram makam sebanyak tiga kali dari ujung kepala ke ujung kaki dengan menggunakan air yang telah dicampurkan dengan bunga-bunga yang harum, salah satunya adalah Bungong Jeumpa, ditambahkan mawar, melati, seulanga, dan bunga lainnya yang tersedia.
Demikianlah Bungong Jeumpa memberi pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Aceh. Keharumannya selamanya akan terkenang. Secara filosofis ia menjelma dalam kehidupan untuk mengharumkan akhlak Suku Aceh agar menjadi figur manusia yang pantas untuk dikenang oleh dunia.