|
|
|
|
Tari Umbul Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM18_19818062_Nadia Nafarisa Kamila. |
Kota Sumedang memiliki julukan "Puseur Budaya sunda" (artinya : pusat budaya sunda) ada begitu banyak elemen-elemen budaya yang berasal dari Sumedang. Mulai dari seni musik, tari, pertunjukkan, makanan tradisional dan masih banyak lagi. Disini saya akan menjelaskan satu dari sekian banyak kesenian asli Sumedang yaitu tari umbul.
Tari umbul merupakan tari tradisional yang dikenal berasal dari Situraja, Sumedang, Jawa Barat. Menurut seorang seniman dan budayawan dari Desa Cijeler yang bernama Bapak Dadi, seni tari umbul diperkirakan muncul pada tahun 1940-an di Desa Pasir Reungit Kecamatan Paseh dan kemudian juga berkembang di daerah Kecamatan Situraja. Seiring berjalannya waktu tari ini menyebar ke daerah lain di Sumedang.
Awalnya tari umbul dikenal dengan gerak atau tarian yang terdapat pada seni pertunjukkan reog. Gerak tarian yang mengandung unsur erotik dan kelucuan ini menjadi landasan dari penciptaan kesenian umbul. Hal tersebut menandakan bahwa umbul merupakan bentuk dari salah satu tarian atau gerakan yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah tarian yang mempunyai ciri khas tersendiri dan disajikan dalam bentuk ruang yang berbeda. Seni tari umbul adalah sebuah tari tradisional yang gerak tarinya cukup sederhana namun banyak disukai masyarakat sehingga tetap lestari hingga saat ini. Tari umbul pada mulanya disajikan dalam pertunjukan reog, selanjutnya berkembang menjadi jenis seni pertunjukan tersendiri. Pada umumnya disajikan di arena terbuka kemudian sering dipertontonkan di atas panggung. Pertunjukan tersebut didominasi oleh para penari wanita dalam jumlah yang tidak di tentukan, tetapi di sesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan.
Ciri khas tari umbul adalah gerakan pinggul yang berbau erotis dan mengandung unsur humoris. Munculnya ciri khas ini mendapat penentangan dari kelompok masyarakat, mungkin terlalu sensitif menyentuh perasaan sehingga di pandang tidak menyenangkan. Oleh karena itulah terjadi pembekuan seni tari umbul dan tidak ada penggiat seni yang menekuninya, karena seni tari ini mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat pada tahun 1944. Setelah mengurangi nilai-nilai erotiknya, seni umbul kembali muncul dan berkembang luas dengan lebih baik, sampai sekarang tari umbul masih bertahan dan tetap di gemari oleh masyarakat, bahkan sering di sajikan dalam bentuk event-event besar kepariwisataan yang menyedot banyak perhatian dari wisatawan pribumi maupun mancanegara. Hal tersebut membuktikan bahwa seni tari umbul mampu bertahan karena disukai dan diapresiasi oleh para wisatawan.
Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Yeni Herliyani, seorang pemilik sanggar tari tempat saya berlatih tari tradisional jaipong, tari umbul memiliki gerakan yang khas pada bagian pinggul dan gerakannya yang sederhana sangat mudah ditiru, karena berasal dari gerakan aktivitas sehari-hari. Selain itu, para penari yang membawakan seni tari umbul selalu mengenakan kostum yang unik. Penari mengenakan atasan kebaya, samping kebat sebagai rok, aksesoris tari berupa selendang yang memang lumrah dipakai untuk kostum tari, dan yang paling unik adalah penari menggunakan kacamata hitam saat menampilkan seni tari umbul ini.
Sebuah tarian tentunya harus diiringi oleh musik, alat musik atau jenis waditra sebagai pendukung seni umbul sangat sederhana di antaranya, dogdog ukuran besar, ketuk, kecrek, terompet, dan Goong. Alat musik tersebut dimainkan secara meriah sehingga menambah kesan tari umbul yang positif dan menghibur.
Seni tari umbul pernah berhasil memecahkan rekor MURI pada tahun 2012 lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 2012. Pada waktu itu penari umbul dari Kecamatan Situraja berhasil mengerahkan 2012 penari umbul, termasuk saya salah satu diantaranya, diiringi dengan 5 orang penabuh bedug, dan 20 orang pemukul dogdog untuk memecahkan rekor MURI penari umbul terbanyak. Kegiatan tersebut dilaksanakan di alun-alun Kabupaten Sumedang. Jumlah penari umbul yang berjumlah 2012 orang, penabuh bedug yang berjumlah 5 orang, dan pemukul dogdog yang berjumlah 20 orang tersebut mewakili hari dipecahkannya rekor MURI tersebut yaitu 20-05-2018.
Semoga kelestarian seni tari umbul akan selalu terjaga dari generasi ke generasi, karena budaya merupakan hal penting dari identitas suatu daerah. Indonesia adalah negara yang amat sangat kaya akan budaya, jika bukan generasi muda yang menjaganya, lalu siapa lagi?
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |