Tarian
Tarian
Tari Tradisional Jawa Barat Situraja, Sumedang
Tari Umbul

Kota Sumedang memiliki julukan "Puseur Budaya sunda" (artinya : pusat budaya sunda) ada begitu banyak elemen-elemen budaya yang berasal dari Sumedang. Mulai dari seni musik, tari, pertunjukkan, makanan tradisional dan masih banyak lagi. Disini saya akan menjelaskan satu dari sekian banyak kesenian asli Sumedang yaitu tari umbul. 

Tari umbul merupakan tari tradisional yang dikenal berasal dari Situraja, Sumedang, Jawa Barat. Menurut seorang seniman dan budayawan dari Desa Cijeler yang bernama Bapak Dadi, seni tari umbul diperkirakan muncul pada tahun 1940-an di Desa Pasir Reungit Kecamatan Paseh dan kemudian juga berkembang di daerah Kecamatan Situraja. Seiring berjalannya waktu tari ini menyebar ke daerah lain di Sumedang.

Awalnya tari umbul dikenal dengan gerak atau tarian yang terdapat pada seni pertunjukkan reog. Gerak tarian yang mengandung unsur erotik  dan kelucuan ini menjadi landasan dari penciptaan kesenian umbul. Hal tersebut menandakan bahwa umbul merupakan bentuk dari salah satu tarian atau gerakan yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah tarian yang mempunyai ciri khas tersendiri dan disajikan dalam bentuk ruang yang berbeda. Seni tari umbul adalah sebuah tari tradisional yang gerak tarinya cukup sederhana namun banyak disukai masyarakat sehingga tetap lestari hingga saat ini. Tari umbul pada mulanya disajikan dalam pertunjukan reog, selanjutnya berkembang menjadi jenis seni pertunjukan tersendiri. Pada umumnya disajikan di arena terbuka kemudian sering dipertontonkan di atas panggung. Pertunjukan tersebut didominasi oleh para penari wanita dalam jumlah yang tidak di tentukan, tetapi di sesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan.

Ciri khas tari umbul adalah gerakan pinggul yang berbau erotis dan mengandung unsur humoris. Munculnya ciri khas ini mendapat penentangan dari kelompok masyarakat, mungkin terlalu sensitif menyentuh perasaan sehingga di pandang tidak menyenangkan. Oleh karena itulah terjadi pembekuan seni tari umbul dan tidak ada penggiat seni yang menekuninya, karena seni tari ini mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat pada tahun 1944. Setelah mengurangi nilai-nilai erotiknya, seni umbul kembali muncul dan berkembang luas dengan lebih baik, sampai sekarang tari umbul masih bertahan dan  tetap di gemari oleh masyarakat, bahkan sering di sajikan dalam bentuk event-event besar kepariwisataan yang menyedot banyak perhatian dari wisatawan pribumi maupun mancanegara. Hal tersebut membuktikan bahwa seni tari umbul mampu bertahan karena disukai dan diapresiasi oleh para wisatawan.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Yeni Herliyani, seorang pemilik sanggar tari tempat saya berlatih tari tradisional jaipong, tari umbul memiliki gerakan yang khas pada bagian pinggul dan gerakannya yang sederhana sangat mudah ditiru, karena berasal dari gerakan aktivitas sehari-hari. Selain itu, para penari yang membawakan seni tari umbul selalu mengenakan kostum yang unik. Penari mengenakan atasan kebaya, samping kebat sebagai rok, aksesoris tari berupa selendang yang memang lumrah dipakai untuk kostum tari, dan yang paling unik adalah penari menggunakan kacamata hitam saat menampilkan seni tari umbul ini.

Sebuah tarian tentunya harus diiringi oleh musik, alat musik atau jenis waditra sebagai pendukung seni umbul sangat sederhana di antaranya, dogdog ukuran besar, ketuk, kecrek, terompet, dan Goong. Alat musik tersebut dimainkan secara meriah sehingga menambah kesan tari umbul yang positif dan menghibur.

Seni tari umbul pernah berhasil memecahkan rekor MURI pada tahun 2012 lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 2012. Pada waktu itu penari umbul dari Kecamatan Situraja berhasil mengerahkan 2012 penari umbul, termasuk saya salah satu diantaranya, diiringi dengan 5 orang penabuh bedug, dan 20 orang pemukul dogdog untuk memecahkan rekor MURI penari umbul terbanyak. Kegiatan tersebut dilaksanakan di alun-alun Kabupaten Sumedang. Jumlah penari umbul yang berjumlah 2012 orang, penabuh bedug yang berjumlah 5 orang, dan pemukul dogdog yang berjumlah 20 orang tersebut mewakili hari dipecahkannya rekor MURI tersebut yaitu 20-05-2018. 

Semoga kelestarian seni tari umbul akan selalu terjaga dari generasi ke generasi, karena budaya merupakan hal penting dari identitas suatu daerah. Indonesia adalah negara yang amat sangat kaya akan budaya, jika bukan generasi muda yang menjaganya, lalu siapa lagi?

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline