Topeng Bekasi ini biasanya dimainkan untuk memeriahkan upacara perkawinan, khitanan dan khaulan. Walaupun dinamakan Tarian Topeng, namun tidak didominasi oleh tarian saja tetapi juga menampilkan lawakan atau komedi yang biasanya menyangkut kisah kehidupan masyarakat kecil. Drama komedi atau lawakan ini ditampilkan setelah tarian selesai ditampilkan.
Urutan penampilan dari topeng ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelum dilaksanakan pementasan, diadakan ritual terlebih dahulu dengan membakar sesajian. Hal ini dimaksudkan agar pementasan diberi kelancaran dan kesuksesan serta dapat diterima oleh penonton dan orang yang memiliki acara. Selain itu, alat-alat musik yang terbuat dari logam juga dipercaya ditinggali oleh makhluk halus sehingga harus meminta izin dahulu dengan cara membakar sesajian tersebut.
2. Pementasan dimulai dengan pemukulan gong. Pukulan gong ini dilaksanakan berdasarkan naptu hari atau hitungan hari. Pukulan gong pada hari Senin berjumlah 4 (empat), Selasa 3 (tiga), Rabu 7 (Tujuh), Kamis 6 (enam), Jum,at 8 (delapan), Sab’tu 9 (sembilan) dan Minggu 5 (lima) pukulan.
3. Kemudian dilanjutkan dengan arangan-arangan rebab atau iringan musik rebab.
4. Setelah alunan rebab, dilanjutkan dengan ganjuran atau tatalu, yaitu alat musik yang ditabuh secara bersama-sama. Tatalu ada dua macam, yaitu tatalu pendek dan tatalu panjang
5. Kemudian dilanjut dengan ngelontang, yaitu lantunan lagu topeng dengan vokal.
Setelah iringan musik, baru penari menampilkan tarian topeng.
6. Terakhir adalah lipet gandes atau pementasan drama komedi atau lawak. Diberi nama lipet gandes karena lipet berarti omongan yang berlipat-lipat namun tandas.
Jenis-jenis Tarian Topeng Bekasi
Jenis-jenis tarian topeng Bekasi ini ada bermacam-macam,diantaranya:
1. Tarian Kang Haji yang merupakan tarian dasar dari tari topeng atau yang biasa disebut tarian ragam dasar.
2. Tarian Topeng Tunggal, yaitu tarian yang dibawakan oleh wanita sendirian. Tarian ini menggunakan tiga topeng dengan karakter masing-masing. Warna topeng tersebut adalah warna putih yang memiliki karakter lemah gemulai, warna merah muda memiliki karakter sedikit genit sehingga melakukan tarian dengan gerakan yang genit dan yang terakhir topeng yang berwarna merah memiliki karakter seperti rahwana untuk melakukan tarian dengan gerakan yang gagah perkasa.
3. Tarian Gegot, yaitu tarian yang dilakukan berpasangan oleh empat sampai enam orang penari yang menggunakan topeng.
4. Tarian Ronggeng Blantek dan tarian Ajeng merupakan tarian yang dilakukan rampak.
5. Tarian enjot-enjotan merupakan tarian berpasangan antara pria dan wanita.
Tarian topeng diiringi oleh musik yang terdiri dari 5 (lima) jenis alat musik, yaitu gendang, rebab, gong, kenong tiga dan kecrek. Konon, lima jenis alat musik ini merupakan lambang dari rukun Islam yang berjumlah lima. Namun dewasa ini, iringan musik topeng ditambah dengan alat musik lain karena pengaruh dari budaya Sunda dan Betawi, yaitu salendro, saron, bended dan trompet. Adapun lagu-lagu yang sering dinyayikan dalam tarian topeng, antara lain Kang Haji, Oncom Lele, Kang Jamas, Tiang Layar dan Rambate.
sumber : Pak Nomir, pemilik grup Topeng Bekasi "Putra Budaya"
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja