|
|
|
|
Tari Silampari Kahyangan Tinggi Tanggal 24 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Menurut Nenek Saripah – penari Silampari kahyangan tinggi – tarian ini mulai dikenal ketika ditampilkan pada tahun 1941, bertepatan dengan pembuatan Watervang, sebuah bendungan buatan kolonial Belanda di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Silampari berasal dari bahasa Palembang, Silam berarti “hilang” dan pari berarti “peri”; Kahyangan berarti “udara atau langit”; dan Tinggi berarti “tinggi”. Penjelasannya bahwa tari Silampari kahyangan tinggi terinspirasi dari cerita rakyat Dayang Torek dan Bujang Penulup. Tarian ini menceritakan seorang perempuan yang menjadi peri dan menghilang (silam), sehingga disebut Silampari (peri atau bidadari yang menghilang). Untuk tari ini, Kota Lubuklinggau mengambil sumber cerita Dayang Torek; dan Kabupaten Musi Rawas mengambil sumber Cerita Bujang Penulup.
Cerita dalam tari ini hampir sama dengan cerita Jaka Tarub, tetapi bedanya dalam penyimpanan selendangnya saja. Kalau dalam cerita Jaka Tarub, selendang disimpan di dalam lumbong padi, sedangkan dalam cerita tari Silampari kahyangan tinggi diletakkan di dalam tanah dapo yang berarti dapur. Setelah beberapa kali peri ini membujuk suaminya untuk memberikan selendangnya, akhirnya suami memberikan selendang itu, kemudian peri tersebut ingin menari di depan suami dan anaknya. Selama menari sang peri mencium anaknya, kemudian sang peri menari terus-menerus hingga badannya naik ke atas, semakin tinggi dan akhrinya menghilang. Sehingga tari ini diberi nama tari Silampari kahyangan tinggi. Musik yang mengiringi tari hanya menggunakan kendang dan gong kecil, akan tetapi saat ini terdapat ada musik pengiring tambahannya.
Tari Silampari kayangan tinggi ditampilkan untuk menyambut tamu agung, yang disertai dengan penyuguhan tepak, yaitu tempat yang berbentuk kotak dan berisi lima bahan utama untuk menginang. Tepak yang melambangkan kehormatan kepada tamu agung ini berisi sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Penyuguhan sekapur sirih ini dilakukan oleh salah satu dari 7 penari, yaitu pembawa tepak bersama lelaki pendamping berada di belakang yang
Sumber : Buku Penetapan WBTB 2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |