|
|
|
|
Tari Selampit Tanggal 19 Jun 2012 oleh agus deden. Revisi 3 oleh agus deden pada 19 Jun 2012. |
Tarian Selampit Delapan merupakan tarian tradisional masyarakat propinsi jambi. Pada awal diciptakannya tarian ini merupakan tari pergaulan Muda-mudi dijambi. Tari ini mempunyai arti yang sangat penting dalam merekatkan pergaulan, maka dari itu kain Selampit yang berjumlah delapan lembar dengan bermacam warna ini merupakan simbol tautan pergaulan antar muda-mudi di Kota Jambi. Tarian ini mengambarkan 4 pasang muda-mudi yang masing-masing memegang 1 selampit (Selendang), koreografi tarian ini sendiri mengaturke empat pasang muda-mudi tersebut sambil menari bergerak menyilang, sambil merajut selampit tersebut sehingga menjadi satu tali yang tersusun dari berbagai warna.Disinilah simbol persatuan yang dijalin diperlihatkan.
Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. M.Ceylon bukanlah merupakan putra daerah Jambi, sebagai pelaku seni dan budaya yang mempunyai kecintaan yang besar terhadap kesenian, maka pria kelahiran Padang Sidempuan 7 Juli 1941 memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.
Pada awalnya tarian ini dimainkan oleh delapan orang dengan hanya menggunakan sumbu kompor sebanyak 8 tali yang diikat atau digantung pada loteng. Ceylon memberi nama tarian tersebut dengan nama "Tari Selampit Delapan yang merujuk pada 8 tali yang digunakan dalam tarian. Seorang sahabat Ceylon yang bernama O.K. Hendrik kemudian menyarankan untuk mengganti sumbu kompor dengan syal (Selendang) supaya tari yang dimainkan tampak lebih menarik. Usulan tersebut disetujui oleh Ceylon, sehingga dalam setiap kesempatan pementasan Tari Selampit Delapan, selalu menggunakan selendang. Sampai sekarang tarian tersebut baik gerakan maupun komposisi tarinya masih seperti yang aslinya, kalaupun ada perubahan hanya sebatas untuk pemenuhan estetikany a saja, namun tidaklah merubah hal-hal yang esensial dari tarian tersebut.
Tari Selampit pertama kali diperkenalkan untuk merekatkan hubungan pergaulan antarpemuda. Melalui media tari, suasana keakraban antarpemuda dapat terbangun dengan baik. Setiap gerak dalam tari ini menggambarkan kekompakan, dan kekompakan itulah yang menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Tari Selampit Delapan terkandung sebuah pesan yang dalam tentang makna sebuah pergaulan, bahwa pergaulan yang baik dilandasi oleh keimanan, saling menghargai, dan berperilaku bijaksana. Tentunya pandangan ini tidak terlepas dari falsafah hidup masyarakat Jambi yang memegang teguh nilai-nilai keimanan sebagai landasan dalam setiap pergaulan.
Tari Selampit Delapan banyak ditampilkan pada kegiatan-kegiatan pesta, seperti pesta adat dan promosi budaya. Pada kegiatan pesta, tari ini ditampilkan dalam hari-hari besar yang terdapat di Kota dan Provinsi Jambi, seperti penganugerahan gelar pusaka adat, Hari Ulang Tahun Kota Jambi yang jatuh pada bulan Mei, Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jambi pada bulan Januari, dan pesta masyarakat Jambi dalam memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Dengan adanya sajian Tari Selampit Delapan, kegiatan pesta diharapkan menjadi lebih meriah. Pada skala besar, tari ini ditampilkan dalam kegiatan kebudayaan baik yang bersifat lokal maupun nasional di luar Provinsi Jambi. Bahkan tidak jarang Tari Selampit Delapan ditampilkan sebagai salah satu media promosi budaya Nusantara di luar negeri.
Tarian ini diawali dengan salam pembukaan, yang mana semua penari berjongkok sambil memberikan salam pada penontonnya. Salam ini merupakan bentuk penghormatan kepeada penonton sebelum memulai taraian tersebut.
Usai menghantarkan salam penghormatan, tarian dilanjutkan dengan melakukan gerakan inti. Masing-masing penari segera mengambil syal yang tergantung untuk selanjutnya bersiap melakukan gerakan inti. Mereka kemudian membentuk sebuah lingkaran sebelum melakukan gerakan berputar. Perlahan-lahan satu persatu dari para penari berputar untuk merajut syal, gerakan ini dilakukan secara bergiliran dengan gerakan gemulai, sehingga syal menyatu menjadi lilitan yang indah. Setelah syal menyatu dengan bagus, maka gerakan tari dilanjutkan dengan membuka rajutan syal. Gerakannya pun dilakukan persis seperti gerakan awal ketika membuat rajutan. Setelah rajutan selesai dibuka, maka posisi para penari kembali membentuk formasi lingkaran sembari memainkan syal tersebut dengan gerakan yang teratur dan dilakukan sampai selesai hingga syal kembali terbuka seperti sedia kala.
Gerakan tarian bertambah menarik dengan komposisi warna-warni pakaian dan syal yang dipakai para penari. Para penari yang berjumlah 8 orang (4 pasang) tampil dengan komposisi pakaian yang beraneka warna, seperti biru, kuning, merah, dan merah muda dengan warna syal yang senada. Aneka warna tersebut kelihatan indah berpadu dengan sarung tenun khas Melayu Jambi yang terbuat dari sutra bersulam emas yang dipakai sebagai ikat pinggang.
http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/08/selampit-delapan-tarian-khas-daerah-jambi/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |