Modernitas Jakarta perlahan menggerus nilai-nilai lokal kebudayaan Betawi, sehingga segala hal yang dianggap tradisional mulai kehilangan ruang. Padahal kebudayaan Betawi menyimpan begitu banyak kekayaan yang bernilai adiluhung, mulai dari adat-istiadat, kuliner, hingga kesenian. Tari Ronggeng Blantek salah satunya, tari kreasi yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan salah satu tarian yang turut memperkaya khazanah seni tari nusantara.
Dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan sebagai pembuka pertunjukkan Topeng Blantek. Topeng Blantek sendiri adalah pertunjukan teater rakyat yang biasa dipentaskan untuk menghibur para tuan tanah saat itu. Topeng Blantek biasanya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Betawi sendiri, yang dikemas dengan lawakan. Topeng merupakan sebutan untuk seni peran atau lawakan, sedangkan nama blantek diambil dari suara musik pengiring yang selalu berbunyi blan blan crek.

Pertunjukkan Topeng Blantek selalu dibuka dengan Tari Ronggeng Blantek. Tarian ini dipentaskan oleh 4-6 orang perempuan dengan mengenakan pakaian yang berwarna serba cerah. Bagian depan pakaian dihiasi dengan payet dan manik-manik, sementara bagian pinggangnya dilengkapi dengan selendang. Hiasan kepala penari Ronggeng Blantek makin menunjukan adanya pengaruh Tionghoa dalam tari kreasi ini.
Gerakan tari Ronggeng Blantek sangat cepat, berenergi, dan luwes. Banyak istilah dalam gerak tari Ronggeng Blantek, antara lain seperti rapat tindak, selancar tindak, puter goyang, geol, dan lainnya. Sementara musik yang mengiringi tari Ronggeng Blantek berasal dari perpaduan alat musik tanji, seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.
Jika dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan sebagai pembuka pertunjukan Topeng Blantek, kini tarian tersebut justru menjadi pelengkap dalam pertunjukan Jipeng. Selain itu, tari Ronggeng Blantek juga dipentaskan di berbagai acara kebudayaan Betawi, dan kerap digunakan sebagai penyambut tamu yang dianggap agung
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang