Tari Orek-Orek merupakan salah satu tari tradisional Indonesia yang berasal dari Ngawi, Jawa Timur. Tarian ini biasanya dilakukan ketika diadakan perhelatan atau acara Pemerintah Daerah. Tari Orek-Orek berisi gerakan-gerakan dinamis yang dilakukan oleh sepasang pemuda-pemudi berjumlah empat sampai sepuluh orang.
Tari Orek-orek biasa dilakukan dengan diiringi tabuhan gamelan laras slendro yang cara memukulnya salah satunya adalah dikorek. Paduan suara dari bonang barung, saron penerus, kendang, kempul, gong, keprak/kecrek, serta drumb menghasilkan harmoni yang selaras dengan tarian ini.
Pada zaman itu, Orek-Orek belum tercipta. Bangsa Belanda mengatakan bahwa perayaan mereka terlihat morak-marik. Mungkin hal ini dikarenakan para pekerja berasal dari berbagai macam daerah, sehingga tarian mereka juga memiliki keunikan masing-masing. Dari kata "morak-marik" ini, lalu bergantilah menjadi "morat-marit" dan kemudian banyak yang mengatakannya sebagai "orek-orek".
Kejadian tersebut menginspirasi Ibu Sri Widajati untuk mencetuskan Tari Orek-Orek pada tahun 1980-an. Gerakan yang ada pada tarian ini didapat dari pengamatan Ibu Sri Widajati yang senang mengamati kesenian daerah semasa kecilnya. Terciptalah sebuah tarian sederhana dengan gerakan dinamis yang kemudian segera menyebar di seluruh penjuru Ngawi.
Bahkan pada tanggal 31 Agustus 2014, Tari Orek-Orek Ngawi berhasil mencatat rekor MURI dengan mengerahkan 15.000 penari dari kalangan pelajar SD hingga SMA untuk menari bersama di Alun-Alun Merdeka Kabupaten Ngawi. Hingga saat ini, pelestarian tarian tradisional Tari Orek-Orek masih dikembangkan.
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang