Tari Megat Megot (https://saluransebelas.com)
Merupakan tari yang bertema pergaulan, karena letak Kabupaten Cilacap termasuk dalam Karesidenan Banyumas yang sudah terkenal dengan tari-tarian pergaulan khas Banyumasan.
Musik pembuka tari Megat Megot yang didominasi oleh kendang jaipongan, pukulan calung yang terdengar penuh dengan rasa semangat dari para pengrawit dan senggakan dari pengrawit dan sinden cukup membuat saya bangkit dari kesendirian.
Kostum penari bermotif batik yang cukup ketat dengan bawahan rok span dan atasan berbentuk baju tanpa lengan, dan rias wajah yang cantik sangat menarik perhatian.
Gerakan yang banyak didominasi dengan gerak geol (gerak) pantat, gerak bahu, dan gerak anggota tubuh dengan tempo cepat membuat tari ini sangat sesuai dengan nama tarinya.
Dipertengahan tari, penari berjalan membentuk barisan berkelompok dengan jarak antar penari sangat sempit, penari berjalan perlahan dengan sikap tangan kanan lurus kesamping dan tangan kiri tepat didepan pusar dilakukan bergantian dengan tangan kiri diiringi oleh musik yang hanya menggunakan mulut, terdengar berbunyi tlang deng tung tlak sebanyak tiga kali dengan dibunyikan secara perlahan lalu dikagetkan dengan gerak dan iringan tempo cepat. Iringan cepat tersebut tetap menggunakan mulut yang berbunyi chibi chibi dengan sikap badan penari merendah dan posisi tangan berada di bawah dagu. Kemudian dengan tempo yang sama, kembali ke tempo perlahan dengan iringan senggakan namun kali ini untuk geraknya diikuti dengan gerak goyang itik dengan iringan mulut yang berbunyi ipik ipik ipik ipik.
Diakhir sajian tari ini, para penari bergerak berlompat sebanyak dua kali dengan posisi kedua tangan lurus di depan dada. Masih dengan iringan mulut yang memang menjadi ciri khas tari ini penari berlompat mengikuti iringan hayo…hayo…, lalu dilanjut dengan gerak geol pantat dengan iringan ora uwis-uwis , ora uwis-wis sebanyak delapan kali. Dengan ekspresi heran, terlihat lelah namun tetap menggoda cukup membuat kami para penonton mengikuti senggakan para pemusik hayo…hayo, sambil tertawa senang.
Ibu Waryanti selaku ketua Dewan Kesenian Cilacap Bidang Seni Tari dan pembina di Lembaga Kursus dan Pelatihan Giyan Lakshita Cilacap beserta seniman tari lainnya, menciptakan beberapa tari seperti Tari Jawilan, Tari Gipyak, Tari Gumreget, Tari Bangga Bangun Desa, Tari Koreh, Tari Ngasag, Tari Lengnes, Tari Sekar Sari dan yang terbaru adalah Tari Megat Megot.
Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/06/tarian-tradisional-cilacap-jawa-tengah/
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang