Danau Ranau merupakan salah satu danau terbesar di Sumatera Selatan yang terbentuk akibat gempa vulkanik dan letusan gunung berapi. Danau yang memiliki pemandangan indah ini secara administrasi berada di antara Kabupaten Ogan Kemering Ulu Selatan dan Lampung Barat. Lokasinya yang dikelilingi perbukitan dan pepohonan, menjadikan suhu udara di danau ini cenderung sejuk dan asri.
Keberadaan Danau Ranau tidak lepas dari sebuah legenda. Masyarakat Sumatera Selatan mengenal folklor yang diceritakan turun-temurun mengenai legenda terciptanya Danau Ranau. Legenda tersebut menceritakan tentang suatu dusun bernama Ranau. Di dusun tersebut terdapat pohon Enau yang tingginya serupa Gunung Seminung. Masyarakat sekitar percaya pohon tersebut mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Meski diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit, pohon enau tidak bisa diambil dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, mengingat di pohon tersebut terdapat sekawanan burung garuda yang sakti dan ganas. Mendengar keluhan masyarakat akan hal itu, seorang pemuda yang sakti dan gagah berani kemudian mendatangi pohon enau dan membunuh burung garuda. Tanpa pikir panjang, sang pemuda sakti lalu mencabut pohon enau dari tanahnya. Tanpa disadari keluarlah air yang deras mengalir, dan tergenang menjadi Danau Ranau.
Berpijak dari legenda tersebut, lahirlah garapan tari kreasi dari Kabupaten Oku Selatan yang bernama tari Legenda Danau Ranau. Garapan tari kreasi ini dipentaskan oleh tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki dengan mengenakan pakaian tradisional yang telah dimodifikasi tanpa meninggalkan kesan kedaerahan itu sendiri. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kain songket sebagai bahan dominan pembuatan pakaian.
Gerak tari Legenda Danau Ranau cenderung energik yang bertumpu pada kekuatan kaki dan tangan. Pada bagian-bagian tertentu, para penari membentuk formasi berpasangan yang menyimbolkan kegembiraan masyarakat Ranau. Gerak tarian yang energik diiringi oleh musik menghentak yang bersumber dari perpaduan suara gendang dan alat musik pukul lainnya. Alunan akordian melengkapi garapan musik dan makin memperkental ciri khas musik Melayu Sumatera.
Pengadaptasian legenda Danau Ranau ke dalam pementasan tari kreasi bukan tanpa sebab, hal ini tentu bertujuan untuk memperkenalkan kembali salah satu keindahan alam yang dimiliki nusantara. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan folklor tentang Danau Ranau yang sudah mentradisi dan kerap diceritakan secara turun temurun. Satu yang terpenting adalah usaha dari para generasi penerus untuk mau melestarikan dan menjaga Danau Ranau sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan setitik keindahan di tanah Sumatera Selatan. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]
Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tarian-epik-yang-diadaptasi-dari-legenda-danau-ranau
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...