×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Sumedang

Tari Keurseus

Tanggal 23 Feb 2015 oleh Muhammad Arif Nurrohman17.

Tari Keurseus merupakan tari yang erat kaitanya dengan tari tayub, yaitu tari pergaulan di kalangan menak (bangsawan) sunda. Di dalam tari Tayub, gerak tarinya tidak mempunya pola khusus, baik menurut kehendak maupun perbendaharaan gerak masing-masing penari. Oleh karena itu, tari Tayub yang bebas kadang kala tidak terkendalikan, sehingga tayuban dijadikan sebagai pertemuan silaturahmi antar penaridan menjadi arena perebutan ronggeng sambil mabuk pengaruh minuman keras. Sekelompok penggemar nayub tidak menyukai hal yang demikian, sehingga mereka berusaha menertibkan nayuban serta tariannya. Demikian pula minuman keras dilarang sampai memabukan serta ronggeng pun yang tugas utamanya sebagai sinden harus tetap duduk dan tidak perlu menari. Tarian mulai diberi struktur tertentu dalam gerakannya, sehingga terwujud sebuah tarian yang disebut ibing Patokan.

Salah seorang pelopornya adalah kerabat Bupati Sumedang, yaitu R. Gandakoesoemah, yang di kalangan seni tari Sunda dikenal dengan nama Aom Doyot, pada waktu itu ia Camat Leuwiliang Bogor. Salah seorang penganut gaya Aom Doyot adalah R. Sambas Wirakoesoemah yang juga masih kerabat bupati Sumedang. Oleh R. Sambas Wirakoesoemah, ibing patokan ditingkatkan lagi, baik gerakan maupun struktur tariannya, sehingga lebih mudah untuk disebarluaskan dan dari sinilah lahir istilah tari Keurseus. Tari Keurseus disusun oleh R. Sambas Wirakoesoemah, lurah Rancaekek (Bandung) tahun 1915-1920 dan 1926-1935. Beliau adalah putra Nyi Raden Ratnamirah dan Raden Mintapradjakoesoemah, wedana Tanjungsari, Sumedang. Pada tahun 1905-1913, Wirakoesoemah belajar tari kepada Uwanya, Rd. Hj. Koesoemaningroem, penari di Kabupaten Sumedang dan ia juga belajar pada Sentana (Wentar), pengamen Topeng dari Palimanan, Cirebon tahun 1914. Dari bekal belajar tari itu, kemudian ia menyusun dan merapikan tari Tayub. Perguruan tarinya diberi nama Wirahmasari yang didirikan tahun 1920 di Rancaekek dengan murid-muridnya yang kebanyakan berasal dari kalangan menak yang kemudian menyebarkannya ke seluruh Tatar Sunda. Pelajaran yang diajarkan secara sistematis pada muridmuridnya dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah Cursus. Dalam lafal sunda menjadi Keurseus, sehingga tari yang diajarkan di Wirahmasari ini kemudian dikenal dengan nama Tari Keurseus. Tari keurseus merupakan perkembangan dari tari tayub.

Tarian ini merupakan lambang status kehalusan budi para menak. Para menak Sunda pada waktu itu biasa mengadakan pesta dengan menari. Menak yang tidak bisa menari akan sangat memalukan di mata umum. Oleh karena itulah setiap menak akan beusaha belajar dan meningkatkan keahliannya dalam menari. Tari susunan R. Sambas Wirakoesoemah ini diajarkan pula di Sakola Menak (Sekolah Umum Kaum Priyayi), karena sebagai calon pejabat mereka dituntut untuk bisa menari. Selain itu disebarkan pula oleh murid-muridnya, yaitu R. Soenarja Koesoemadinata yang mendirikan Wirahmasari cabang Bandung. R. Ranoeatmadja (Garut). R. Nataamidjaja (Cianjur dan Ciamis). R. Kosasih Sastrawinata (Jakarta). R. Muslihat Natabradja (Sukabumu dan Ciamis). R. E Hasboelah Natabradja (Subang, Garut, Dayeuhkolot). R. Roebama Natabradja Kini sering kita saksiksan pada acara tayuban, dengan tarian yang dibawakannya mengambil dari tari Keurseus seperti, tari Lenyepan naik Monggawa diteruskan Totopengan, atau Gawil naik Satriaan. Tingkatan tersebut berhubungan dengan watak gerak dan lagu atau musik tari. Gerakan-gerakan dalam tari Keurseus mempunyai nama-nama diantaranya : Sila Mando. Jengkeng. Adeg-adeg, Gedut, Gedig, Selut, Lontang, Jangkun Ilo, Mincid, Tindak tilu lengkah opat, engkeg gigir, laraskonda, baksarai, mamandapan dan sebagainya. Pakaian yang dipakai dalam tari Keurseus yaitu pakaian menak masa itu, baju dengan model takwa tutup, prangwadana atau jas buka.

Sinjang (kain panjang) menggunakan berbagai motif batik. Pada umumnya menggunakan motif Garutan atau motif lain yang ada di priangan. Tutup kepala model iket lohen (polontosan) atau Bendo citak. Keris diselipkan di ikat pinggang dipinggang kanan belakang, dan selendang dikaitkan dikeris. (MOSVIA dan HIK Bandung.). Goenawidjaja (Limbangan, Garut), serta R. Oe Joesoep Tedjasukmana. R. Nugraha Soediredja, Sari Redman dan Enoch Atmadibrata di Bandung. Tari Keurseus diantaranya: Tari Kawitan, Gunungsari, lenyepan, dengan tempo irama lambat (4 wilet). Tari Gawil, tempo irama sedang. Tari Monggawa bertempo irama cepat (1 wilet). Dan Totopengan atau Ngalana, memainkan tempo irama Gurudugan (sangat Cepat, ½ wilet).

JUDUL : Tari Keurseus

HEADLINE : Pertunjukan Tari Keurseus

DESKRIPSI : Tari Baksa yang ditarikan oleh penari putra-putri pada acara nayuban, namun gerak telah terpolakan sehingga termasuk kepada tari Keurseus.

Sumber gambar : Poto, Tahun 1991

Lokasi gambar : Gedung Sunan Ambu, STSI Bandung.

Copyright : Yayasan Kebudayaan Jayaloka

 JUDUL : Tari Keurseus

HEADLINE : Pertunjukan Tari Keurseus

DESKRIPSI : Tari Lenyepan

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...