Tari Kebo Ijo, Keindahan Gerak dari Pemalang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya mulai dari bahasa, tarian adat, pakaian tradisional, senjata khas daerah, makanan khas, dan keanekaragaman budaya lain yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah tentunya memiliki kekhasan budaya masing-masing yang menunjukkan kearifan lokal daerahnya serta sebagai warisan budaya leluhur yang harus dilestarikan. Tak terkecuali Pemalang, sebuah kota kecil di pesisir utara Pulau Jawa.
Pemalang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya ada di daerah Pantai Utara Jawa membentang ke selatan sampai di kaki Gunung Slamet. Mungkin sebagian orang baru mengenal Grombyang yang merupakan makanan khas dari daerah Pemalang. Namun ternyata masih banyak sekali budaya dari Pemalang yang sangat menarik untuk kita kenal, salah satunya adalah Tari Kebo Ijo.
Ya, banyak dari kalian mungkin belum tahu apa itu tari kebo ijo, bagaimana filosofi di balik tarian itu, dan hal menarik lain dari tarian ini. Nah, pastinya kalian ingin tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tadi bukan?
Tarian Kebo Ijo adalah salah satu tarian khas Pemalang yang diciptakan oleh Bayu Kusuma Listyanto, seorang guru dari SMK N 1 Petarukan di daerah Pemalang. Kata kebo memiliki makna kerbau, sedangkan ijo berarti hijau. Jadi dapat diartikan Tarian Kebo Ijo merupakan Tarian Kerbau Hijau.
Nah, bagaimana cerita di balik pesona gerakan-gerakan dari Tarian Kebo Ijo? Tarian ini menceritakan pasukan kebo ijo (pasukan mataram) yang iri dengan prajurit lain lantaran tidak diberangkatkan ke Batavia untuk memerangi VOC Belanda bersama prajurit lain.
Menurut sang pencipta tarian, pasukan kebo ijo yang iri tadi kemudian menguasai Hutan Seraung ysng sekarang ada di daerah eks Karasidenan Pekalongan dari Batang sampai Brebes. Pasukan Kebo Ijo tadi menjadi begal untuk mengganggu perjalanan dari Mataram maupun sebaliknya.
Dalam setiap aksinya, Pasukan Kebo Ijo ini dipimpin oleh Kebo Ndanu, pasukan ini berwujud manusia berkepala kerbau dengan badan berwarna hijau. Karena pasukan ini semakin meresahkan, penguasa wilayah Pemalang akhirnya menggelar sayembara bagi semua kesatria yang bisa mengalahkan Pasukan Kebo Ijo.
Munculah seorang kesatria yang masih keturunan Adipati Lumajang bernama Nayantaka yang berhasil mengalahkan Kebo Ndanu dan pasukannya. Nayantaka menggunakan senjata berupa gada wesi kuning untuk mengalahkannya.
Cerita tersebut kemudian dikemas dalam bentuk gerakan-gerakan yang harmonis, ritmis, dan menarik dipadu dengan alunan music tradisional yang semakin menambah nilai seni dan sejarah dari tarian tersebut. Selain itu, tarian ini juga dibumbui dengan gerakan berupa atraksi-atraksi yang bisa memanjakan penonton yang menyaksikan.
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang