Tarian
Tarian
Tarian Nusa Tenggara Timur Sumba
Tari Kataga
- 19 Januari 2016

Sejarah Tari Kataga

 
Konon pada jaman dahulu di Sumba pernah terjadi perang antar kampung atau suku yang disebut dengan perang tanding. Dalam perang tanding tersebut, siapa yang menang harus membawa pulang kepala musuh yang kalah sebagai simbol kemenangan mereka. Kepala tersebut kemudian digantung di Adung pelataran/ Talora. Apabila ada pihak ketiga melakukan perjanjian damai pada kedua pihak, maka tengkorak kepala tersebut bisa dibawa pulang kembali oleh pihak musuh sebagai tanda perdamaian.
 
Setelah perjanjian perdamaian tersebut selesai, biasanya para prajurit yang ikut dalam perang tanding akan memperagakan cara mereka berperang, bagaimana mereka menyerang, menangkis, menghindar, hingga memotong kepala lawan. Namun setelah tradisi perang tanding sudah dihilangkan, maka mereka menjadikan gerakan tersebut menjadi sebuah gerak tari yang saat ini disebut dengan Tari Kataga. Kataga sendiri berasal dari kata katagahu yang berarti kegiatan memotong kepala korban peperangan.
 
Nilai Dan Makna Tari Kataga
 
Tari Kataga merupakan salah satu tarian tradisional di Indonesia yang memiliki nilai seni, filosofis, dan historis. Nilai seni tersebut terlihat dari gerakan para penari yang merupakan perpaduan seni tari dan seni perang masyarakat Sumba. Setiap gerakan Tari Kataga juga memiliki filosofi dan makna tersendiri. Selain itu Tari Kataga juga merupakan tarian yang diangkat dari sejarah masyarakat Sumba pada jaman dahulu, sehingga kaya akan nilai historis.
 
Pertunjukan Tari Kataga
 
Tari Kataga ini biasanya dimainkan oleh 8 orang atau lebih penari pria dengan kostum adat khas Sumba dan dilengkapi senjata seperti pedang dan perisai. Dalam pertunjukannya para penari tersebut dibagi menjadi dua kelompok yang menggambarkan dua kubu yang saling berperang. Dengan diiringi oleh iringan musik yang cepat, para penari menari sambil meneriakan suara yang khas sehingga membuat suasana pertunjukan semakin meriah.
 
Gerakan tarian ini biasanya didominasi dengan gerakan mengayunkan pedang dan gerakan kaki yang meloncat-loncat diikuti dengan gerakan badan seperti mengindari serangan. Selain itu juga diselingi dengan gerakan menepukan perisai pada saat formasi berbaris. Gerakan Tari Kataga ini terbilang sulit sehingga hanya orang terlatih yang bisa melakukannya. Selain itu dibutuhkan juga kekompakan agar gerakan tari terlihat indah.
 
Pengiring Tari Kataga
 
Dalam pertunjukan Tari Kataga biasanya hanya diiringi oleh beberapa alat musik gong yang dimainkan dengan irama cepat. Selain itu suara teriakan para penari, tepukan perisai dan suara gemrincing dari lonceng kecil yang dipasang dibadan penari, juga diatur serta diselaraskan dengan musik pengiring sehingga menghasilkan perpaduan suara yang sangat khas.
 
Kostum Tari Kataga
 
Kostum yang digunakan oleh para penari saat pertunjukan biasanya merupakan pakaian adat masyarakat Sumba. Para penari biasanya menggunakan kaos  dan celana pendek pada bagian dalam, sedangkan pada bagian luar biasanya menggunakan kain putih khas. Kemudian pada bagian kepala biasanya para penari menggunakan ikat kepala yang berbeda warna untuk setiap kelompoknya. Dan tidak lupa menggunakan pedang dan perisai buatan yang digunakan untuk menari.
 
Perkembangan Tari Kataga
 
Tari Kataga ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di NTT, khususnya  daerah Sumba Barat. Walaupun tergolong tarian lama, Tari Kataga masih terus dilestarikan dan dijaga oleh masyarakat di sana. Dalam perkembangannya, tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara adat, penyambutan, serta pertujukan seni dan budaya. Hal ini dilakukan sebagai usaha mereka dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas serta generasi muda akan budaya dan tradisi mereka.
 
 
*** Sumber  http://www.negerikuindonesia.com/2015/10/tari-kataga-tarian-tradisional-dari.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline