Hudoq adalah sejenis festival yang berupa tarian ungkapan syukur yang digelar oleh sub-etnis Dayak di provinsi Kalimantan Timur. Hudoq adalah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh sebab itu Hudoq termasuk golongan kesenian Barongan.
Kepercayaan
==========
Menurut kepercayaan tradisional orang Bahau, Busang, Modang, Ao'heng dan penhingHudoq adalah 13 hama yang merusak tanaman seperti tikus, singa, gagak, dan lain-lain. Dalam festival tersebut Hudoq dilambangkan oleh penari yang mengenakan topeng yang mewakili hama dan rompi yang terbuat dari pinang atau kulit kayu pohon pisang. Tarian selesai ketika dua manusia Hudoq keluar dan mengejar Hudoq hama. Durasi tari adalah 1-5 jam.
https://parkgroup.postech.ac.kr/ https://pirl.postech.ac.kr/ https://mskimlab.postech.ac.kr/ https://dev.postech.ac.kr/
Menurut tradisi, festival hudoq diadakan setiap selesai menugal (menanam padi) di ladang September-Oktober setiap tahun. Maknanya, memohon berkat Tuhan agar padi yang ditanam nanti menghasilkan bulir yang berlipat-lipat hingga membawa kemakmuran bagi masyarakat.
Secara turun-temurun, festival itu digelar berpindah-pindah dari desa ke desa lain setiap tahun.
Pulsa303 Pulsa303 Login Pulsa303 Daftar Slot Pulsa303 Pulsa303 Slot Slot Pulsa https://parkgroup.postech.ac.kr/ https://pirl.postech.ac.kr/ https://mskimlab.postech.ac.kr/ https://dev.postech.ac.kr/ https://sdiassalaftahfidzulquran.cerdig.com/ Slot Dana
Busana Penari
===========
Penari hudoq Bahau dan Modang memakai topeng kayu berukir, gabungan antara citra hama tanaman dan satwa-satwa berbahaya. Seluruh tubuh penari tertutup busana yang terbuat dari kulit pohon, dihiasi rumbai daun pisang, dan ada pula yang menggunakan daun kelapa. Busana dilengkapi dengan topi berbulu dan tongkat kayu yang dipegang di tangan kanan. Tarian ini biasanya dilakukan oleh 11 penari , masing-masing memakai topeng berbeda, digelar di lapangan luas dan terbuka. Para penonton mengelilingi arena pertunjukkan
Gerakan Tari
==========
Gerakan tangan dan kaki mendominasi tari hudoq. Badan penari tegak yang kemudian terus berputar pelan di setiap langkah. Tangan terayun ke atas setinggi bahu, diangkat setinggi-tingginya, lalu dijatuhkan menepuk paha. Gerakan kaki berupa hentakan: dengan lutut perlahan ditekuk, kaki terangkat hingga 30 sampai 40 cm, kemudian dihentak kuat ke bawah untuk menghasilkan suara keras. Saat mengambil langkah, kaki yang terangkat menyilang di atas kaki tumpuan sehingga badan terayun ke kiri dan ke kanan. Suara hentakan kaki disusul oleh tepukan tangan ke paha membuat busana yang berjumpai itu berbunyi ‘whuss…’. Gerakan kepala tidak teratur, hanya berupa gerakan mengangguk. Jika topeng memiliki mulut yang bisa bergerak, setiap kepala tertunduk mulut topeng akan tertutup dengan berbunyi meletik. Para penari bergerak dalam lingkaran, yakni bergerak dari satu sudut arena ke sudut arena yang lain sampai empat sudut tersentuh. Kembali ke tengah arena, para penari duduk bersila dalam baris panjang untuk pemanggilan roh, kepala mengangguk-angguk, dan siap jika sewaktu-waktu roh akan merasuki mereka. Saat hal tersebut terjadi, mereka berdiri, tubuh bergetar tanda kesurupan. Kemudian mereka kembali menari seperti semula. Akhirnya mereka kembali ke tengah, badan bergetar lagi, dan merekapun duduk. Itu berarti roh-roh telah meninggalkan tubuh mereka.
Pelaksaan Upacara
================
Pawang, yaitu pemimpin upacara, mulai dengan mengumumkan tujuan upacara, diikuti permohonan agar para roh memasuki para penari. Sesaji dipersiapkan, sementara pawang bememang (mengucapkan) mantra dihadapan para penari Hudoq yang telah berbusana lengkap. Sebelas penari duduk berbaris di tengah arena. Pawang menaburkan beras kuning ke kepala para penari sebagai tanda upacara dimulai. Satu demi satu para penari berdiri dan berjalan pelan sesuai dengan tempo musik. Adapun musik pengiringnya adalah berupa gong dan tubun, yaitu sebuah gendang kecil yang dapat digenggam, dilapisi besisi (kulit kadal) pada salah satu sisinya dan diikat kuat dengan rotan.. Kemudian para penari bergerak ke dalam lingkaran, tangan melambai, badan berayun, kaki menghentak, kemudian kembali ke tengah lingkaran dimana para roh akan merasuk, setelah itu mereka kembali menari. Saat itu pawang menyampaikan pesan kepada roh yang menguasai penari dengan mengucapkan mantra lagi, yakni mantra suci yang panjang. Maksud dari mantra tersebut adalah untuk meminta pada roh-roh agar menjaga tanaman mereka, menjauhkan hama yang membahayakan, dan melindungi penduduk desa.. Selanjutnya pawang mendekati para penari dan menghimbau para roh agar kembali ke asal masing-masing baik dihutan, gunung, empat penjuru angina, gua, atau tempat yang lain. Para penari kembali ke tengah arena dan disadarkan kembali oleh para pawang. Setelah melepas topeng dan busana, mereka bergabung dengan para penonton. Upacara pun berakhir. Namun, ada juga tata cara lain pelaksanaa upacara ini yang tidak seperti tertulis di atas. Adapun upacara tersebut akan selesai ketika dua penari bertopeng manusia (hudoq punan) tiba-tiba muncul dan memburu kesebelas penari ke luar desa, diikuti para hadirin. Upacara ini dapat berlangsung selama satu jam atau bahkan sampai sehari.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.