|
|
|
|
Tari Ebeg atau Kuda Lumping #DaftarSB19 Tanggal 12 Feb 2019 oleh Krisna Aryan. |
Penjelasan Tari Ebeg
Tari Kuda Lumping ialah salah satu tari tradisional yang ada di Jawa, yang mempertunjukkan sekumpulan prajurit yang menunggangi kuda. Masyarakat di Jawa Tengah dan Yogya biasa menyebutnya tarian ini dengan sebutan Jathilan atau Jarang Kepang. Kuda yang ditunggangi terbuat dari bahan baku bambu atau bahan lainnya yang dipotong dan diayam membentuk seperti kuda. Dengan dipercantik menggunakan rambut buatan di kuda tersebut dengan tali rapia yang dikepang.
Lalu kuda tersebut diberi warna untuk menambahkan kesan yang indah dengan cat serta kain yang beraneka warna. Tarian ini umumnya sekedar mementaskan adegan tentara berkuda, namun dari beberapa penampilannya mempersembahkan atraksi kesurupan, kesaktian, serta kemampuan ghaib. Seperti pertunjukan memakan beling dan kekuatan badan terhadap siksaan pecut.
Apabila diamati tempo Tari Kuda Lumping ini sepertinya gambaran semangat kepahlawanan dan segi kemiliteran pada masa dahulu yakni pasukan kavaleri (khusus) berkuda. Yang dapat diamati dari gerakan tariannya yang teratur, berirama dan bergairah, seperti gerakan prajurit berkuda di tengah medan peperangan.
Jathilan ialah salah satu bagian dari pergelaran Tari Reog. Walaupun tari ini bermula di Jawa, namun tetap diwariskan oleh penduduk Jawa yang menetap tinggal di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di Luar Negeri yakni Amerika, Hongkong, Jepang, Malaysia dan Suriname.
Histori Tari Ebeg
Berdasarkan sejarahnya tarian ini tidak memiliki catatan tertulis yang menjelaskannya. Sekedar sebuah cerita saja, yang dikisahkan dengan turun temurun dari keturunan satu ke keturunan berikutnya. Ada yang mengatakan tarian ini ialah bentuk dorongan kaum jelata kepada prajurit berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi kolonialis Belanda.
Versi lain ada yang menjelaskan bahwa tari ini adalah gambaran kisah perlawanan Raden Patah yang dibantu dengan Sunan Kalijaga. Pendapat lainnya menceritakan perihal pelatihan perang Prajurit Mataram yang dikoordinasikan oleh Sultan Hamengku Buwono I, untuk menghadang barisan Belanda.
Busana Penari dan perlengkapan yang digunakan
Pada saat pergelaran tari ini ada suatu tempat atau kawasan yang tetap, peristiwa ini berlainan dengan Tari Reog yang tempatnya tidak tetap, lantaran rata-rata Reog dipergunakan untuk mengiringi suatu pawai atau acara tertentu lainnya.
Pada saat menari para penari memakai busana dan tata rias yang wajar, namun ada juga kelompok penari yang busananya tidak wajar terutama untuk tutup kepala, yakni menggunakan mahkota wayang. Dan jika busana yang wajar memakai sebuah blangkon dan kacamata hitam. Pakaiannya menggunakan baju/kaos, rompi, celana panji (celana sebatas lutut), stagen,dan timang.
Penari yang memakai topeng hitam bernama Bejer (Tembem atau Doyok) dan yang memakai topeng putih disebut Panthul atau Bancak. Bejer dan Penthul sendiri memiliki fungsi sebagai pelawak, penari dan penyanyi untuk menghibur pasukan berkuda saat beristirahat. Pergelaran Kuda Lumping bisa dilaksanakan di malam atau siang hari.
Sekian pemaparan saya mengenai Tari Ebeg atau Kuda Lumping. Semoga pemaparan yang sudah saya jelaskan dapat bermanfaat untuk para readers dalam menambah wawasan. Dan salam bahagia untuk readers semua.
Sumber: https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/tari-ebeg
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |