Tarian
Tarian
Kesenian Jawa Timur Madiun
Tari Dongkrek
- 9 Juni 2014
 
Tari Dongkrek merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Madiun. Tari Dongkrek telah menjadi simbol bagi masyarakat Desa Mejayan akan makna yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai media untuk mengusir pageblug serta media tolak bala dan sampai saat ini masih di percaya akan kekuatannya. Berdasar pada fenomena tersebut penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui berbagai makna simbol yang digunakan dalam Kesenian Tari Dongkrek dan menggali makna religius yang terdapat dibalik simbol-simbol yang digunakan dalam Kesenian Tari Dongkrek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini dimaksutkan untuk menggambarkan suatu fenomena atau gejala sosial dengan jalan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian, dengan subjek penelitian dari pengurus paguyuban “Krido Sakti” Desa Mejayan. Penelitian ini menggunakan teknik vasilitas data, sedangkan penggalian data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dilokasi penelitian di Desa Mejayan, dengan menggunakan teknik analisa data deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah dalam Kesenian Tari Dongkrek terdapat pesan-pesan yang disampaikan melalui simbol-simbol. Dilihat dari topengnya ada tiga macam, yakni topeng orang tua, topeng perempuan dan topeng raksasa. Ketiga topeng tersebut memiliki simbol yang menggambarkan tentang kehidupan pada masa itu. Dilihat dari alat musiknya ada tujuh simbol alat musik yang digunakan saat pertunjukkan arak-arakan, yakni bedug, korek, kentongan, kenong, kendang, gong beri dan gong pamungkas. Dilihat dari pakaiannya ada tiga macam, yakni pakaian orang tua, pakaian perempuan dan pakaian raksasa yang ketiganya merupakaan sebagai simbol pelengkap dari Kesenian Tari Dongkrek. Dilihat dari makna religiusnya Tari Dongkrek tidak pernah lepas dari unsur mistik dan unsur gaib karena Tari Dongkrek berkaitan erat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari Dongkrek sebagai suatu karya seni memang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat agar masyarakat tahu apa yang ada di balik kesenian Tari Dongkrek.
 
kesenian dongkrek hanya mengalami masa kejayaan antara 1867 – 1902. Setelah itu, perkembangannya mengalami pasang surut seiring pergantian kondisi politik di indonesia. Pada masa penjajahan belanda, kesenian dongkrek sempat dilarang oleh pemerintahan belanda untuk dipertontonkan dan dijadikan pertunjukan kesenian rakyat. Saat masa kejayaan partai komunis indonesia (pki) di madiun, kesenian ini dikesankan sebagai kesenian genjer-genjer yang dikembangkan pki untuk memperdaya masyarakat umum. Sehingga kesenian dongkrek mengalami masa pasang surut akibat imbas politik.
kegunaan Tari Dongkrek
konon rakyat desa mejayan terkena wabah penyakit, ketika siang sakit sore hari meninggal dunia atau pagi sakit malam hari meninggal dunia, dalam kesedihannya, raden prawirodipuro sebagai pemimpin rakyat mejayan mencoba merenungkan metode atau solusi penyelesaian atas wabah penyakit yang menimpa rakyatnya. Renungan, meditasi dan bertapa di wilayah gunung kidul caruban. Ia mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang bisa mengusir balak tersebut.
Dalam cerita tersebut wangsit menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan gondoruwo menyerang penduduk mejayan dapat diusir dengan menggiring mereka keluar dari desa mejayan, maka dibuatlah semacam kesenian yang melukiskanfragmentasi pengusiran roh halus yang membawa pagelebuk tersebut.
komposisi Tari Dongkrek
komposisi para pemain fragmen satu babak pengusiran roh halus tersebut terdiri dari barisan buto kolo, orang tua sakti dan kedua perempuan tua separuh baya. Para perempuan yang disimbulkan posisi lemah sedang dikepung oleh para pasukan buto kala dan ingin mematikan perempuan tersebut, maka muncullah sesosok lelaki tua dengan tongkatnya mengusir para barisan roh halus tersebut untuk menjauh dari para perempuan tersebut.
Selanjutnya, melalui peperangan yang cukup sengit, pertarungan antar rombongan buto kolo dengan orang tua sakti, dan dimenangkan oleh orang tua tersebut. Pada episode selanjutnya, orang tua tersebut dapat menyelamatkan kedua perempuan dari ancaman para buto kolo tersebut dan rombongan buto kolo itu mengikuti dan patuh terhadap kehendak orang tua sakti tersebut, kemudian orang tua yang didampingi dua perempuan itu menggiring pasukan buto kolo keluar dari desa mejayan sehingga sirnalah pagebluk yang menyerang rakyat desa mejayan selama ini dan tradisi ini menjadi ciri kebudayaan masyarakat caruban, dengan sebutan dongkrek.
bunyi musik Tari Dongkrek
masyarakat pada waktu itu mendengar musik dari kesenian dongkrek ini yang berupa bunyian ‘dung’ berasal dari beduk atau kendang dan ‘krek’ ini dan alat musik yang disebut korek. Alat korek ini berupa kayu berbentuk bujur sangkar, di satu ujungnya ada tangkai kayu bergerigi yang saat digesek berbunyi krek. Dari bunyi dung pada kendang dan krek pada korek itulah muncul nama kesenian dongkrek.dalam perkembangannya digunakan pula komponen alat musik lainnya berupa gong, kenung, kentongan, kendang dan gong berry sebagai perpaduan antar budaya yang dialiri kebudayaan islam, kebudayaan cina dan kebudayaan masyarakat jawa pada umumnya.
Dalam tiap pementasan dongkrek, ada tiga topeng yang digunakan para penari. Ada topeng raksasa atau ‘buto’ dalam bahasa jawa dengan muka yang seram. Ada topeng perempuan yang sedang mengunyah kapur sirih serta topeng orang tua lambang kebajikan. Dan kalau ditarik kesimpulan, maksud jahat akhirnya akan lebur juga dengan kebakan dan kebenaran sesuai dengan sesanti atau moto surodiro joyoningrat, ngasto tekad darmastuti. Dalam islam istilahnya, ja’al haq wa zahaqal bathil. Innal bathila kaana zahuqa.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline