|
|
|
|
Tari Dolalak Purworejo Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM_16218148 _Amillia_SF ITB_2018. |
Tari Dolalak merupakan warisan budaya bangsa yang berasal dari Purworejo Jawa Tengah. Tidak ada yang tau kapan pastinya tarian ini mulai berkembang, berdasarkan beberapa sumber tarian ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Di mana setiap unsur geraknya diadopsi dari perilaku serdadu – serdadu atau yang orang awam seperti kita ini menyebutnya sebagai tentara Belanda. Pada masa itu serdadu Belanda sangat gemar sekali untuk menunjukkan euforianya, salah satunya adalah berpesta, berdansa, dan minum minum. Dolalak sendiri diambil dari kata “do” dan “la-la” yang dimaksud not balok dari do,re,mi,fa,sol,la,si,do, yang diambil dari pendengaran penduduk pribumi yang berubah menjadi lidah jawa dolalak. Dulu sekali, tarian ini dijadikan sebagai media untuk meluluhkan hati kolonial Belanda. Jadi,dengan kata lain terselip unsur politik di dalamnya.
Tarian ini bila dilihat secara sepintas hampir mirip dengan tarian Angguk dari Yogyakarta, terlihat dari kostum dan bentuk penyajiannya. Namun begitu, tentunya ada perbedaan yang menonjol dari keduannya.
Tari Dolalak ini sangat populer di masyarakat dan diberbagai kalangan. Tua muda sama – sama menikmati pertunjukan tersebut, karna seiring berjalannya waktu juga Dolalak tidak ditanggap (dipentaskan) di sembarang acara, melalankan momen – momen khusus seperti hajatan, pernikahan, khitanan, dan lain – lain.
Seringkali pertunjukan tari ini, dilakukan di malam hari.Mengapa? Pasti kalia bertanya – tanya. Di samping sebagai hiburan tarian ini juga memiliki beberpa unsur – unsur dominan yang melekat di dalamnya. Terkesan indah tapi juga sedikit menyeramkan memang. Kearifan budaya ini juga memunculkan sisi magis dan mistis. Ingat jaran kepang?Kesenian ini hampir mirip dengan Dolalak, yang pada puncak acaranya diwarnai dengan kesetanan atau kesurupan. Pada pementasan diiringi dengan alunan syair islami dan tabuhan kemelan lengkap dengan mantra khusus serta sesajian. Kentara sekali keunikannya.
Dolalak sendiri dipentaskan oleh wanita – wanita atau bahkan pria baju serdadu berwarna hitam dan dilengkapi dengan aksen berwarna emas dibagian tertentu, tidak lupa juga terselampir selendang berwarna cerah. Dahulu, celana yang digunakan adalah celana panjang selutut, namun berjalannya waktu bagi penari wanita menggunakan celana pendek (hot pants) dan stoking senada dengan warna kulit.
Pertujukannya sendiri diawali dengan beberapa gerombol penari yang melakukan gerakan khas serdadu secara berulang- ulang dan diiringi dengan alunan syair seperti sholawat, tembang jawa, dan lainnya. Tembang tembang tersebut mengandung sindiran sosial dan kritik. Lama – kelamaan beberapa diantara mereka akan mengalami kesurupan yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “mendhem”, uniknya tidak seperti jaran kepang, penari tersebut tetap menari sesuai dengan irama dan ritme yang ada. Lucunya terkadang di samping meminta sesajian, si penari yang kesurupan tersebut meminta hal hal yang aneh- aneh, sehingga menimbulkan gelak tawa dari para penikmat pertunjukan. Pada akhirnya, lama –lama ketukan irama pengiring akan berubah menjadi sangat cepat, dan secara sepontan penari akan dengan sendirinya melakuakn gerakan – gerakan untuk menyadarkan dirinya sendiri.
Namun, sayangnya makin kesini sudah sangat jarang ditemui pertunjukan tarian ini. Hanya segelintir orang saja yang dengan berbesar hati berusaha untuk melestarikannya. Padalah, di dalam Tarian Dolalak terdapat segudang pesan yang dapat dipetik, di samping sisi hiburan penghilang stres. Terdapat banyak filsofi keagamaan serta sosial yang tersirat, salah satunya adalah bagaimana kita sebagai sesama makhluk hidup dituntut untuk dapat saling menghargai dan hidup berdampingan dengan selaras, dan mengakui serta mengingat adanya Tuhan di setiap tindakannya. Berbagi dan mengasihi adalah kunci keselarasan dalam kehidupan.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |