Lahirnya tari kreasi batingna lebonna terinspirasi dari sebuah cerita rakyat asal Tana Toraja tentang dua sejoli yang saling cinta, yaitu Paerengan dan Lebonna. Lebonna merupakan gadis tercantik di desa. Karena kecantikannya, banyak pemuda desa yang terpikat, termasuk Dodeng sahabat Paerengan. Sementara, Paerengan merupakan seorang ksatria yang pandai berperang. Singkat cerita, Paerengan dan Lebonna menjalin asmara dan berjanji akan sehidup semati.
Pada suatu ketika, Paerengan harus pergi berperang membela tanah air bersama pemuda lainnya, termasuk Dodeng. Di tengah peperangan, Dodeng kembali ke desa dan memberitakan kabar bohong kepada Lebonna bahwa Paerengan telah mati di medan perang. Mendengar berita tersebut, Ledonna terjebak dalam kesedihan yang mendalam dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Setelah beberapa hari berlalu, diadakan upacara Rambu Solo untuk jenazah Lebonna. Pada saat itulah, para pemuda desa kembali dari medan peperangan membawa kemenangan. Tetapi, kegembiraan bagi Paerengan berubah menjadi duka cita ketika mendengar kabar kekasihnya telah dilarung dalam Rambu Solo.
Suatu hari, arwah Lebonna menampakkan diri di hadapan Paerengan dan menceritakan yang terjadi, sekaligus mengingatkan akan janji suci atas nama cinta. Setelah kejadian itu, Paerengan pergi ke bukit dan mengakhiri hidupnya dengan melompat ke dalam tumpukan bambu yang tajam. Hal tersebut dilakukannya dengan maksud agar cintanya dipersatukan kembali. Jenazah Paerengan dan Lebonna pun akhirnya bersatu dalam sebuah kubur batu.
Tari batingna lebonna dipentaskan oleh pria dan wanita. Jumlah penari yang membawakannya berkisar antara 5-8 orang, tergantung pada besar kecilnya panggung. Gerakan tari kreasi ini bertumpu pada gerakan tangan, perpindahan baris pria dan wanita kerap terjadi. Pada bagian tertentu, kedua baris tersebut menyatu dan membentuk formasi tangan seribu sebagai perlambang pengharapan cinta.
Di tengah-tengah pementasan, muncul sesosok perempuan besar dengan menggunakan pakaian serba putih. Sosok tersebut melambangkan Lebonna yang muncul kembali mengingatkan janji cinta kepada Paerengan. Sementara, pada bagian yang lain, pria dan wanita penari bersatu membuat formasi dengan kain merah sambil membawa seorang pria di atasnya. Dalam tradisi Toraja, kain merah panjang melambangkan upacara adat Rambu Solo, yaitu upacara kematian. Gerakan ini merepresentasikan sikap Paerengan demi menebus cintanya.
Dari segi pakaian, penari batingna lebonna umumnya mengenakan pakaian adat Toraja. Pada wanita mengenakan baju pokko, yaitu berupa baju lengan pendek berwarna hitam yang dihiasi pernak-pernik pada bagian dada dan pinggang. Selain itu, wanita penari juga dilengkapi berbagai aksesori, seperti mahkota, gelang, dan anting. Sementara, pria penari menggunakan pakaian yang disebut seppa tullang buku, yaitu baju lengan panjang berwarna emas dengan bawahan hitam dan dilengkapi penutup kepala khas Toraja.
Dari segi musik, tari batingna lebonna diiringi musik menghentak dan bersemangat. Musik tersebut disesuaikan dengan gerak tari yang dinamis dan energik. Lebih dari sekadar tari kreasi, tari batingna lebonna juga dibuat atas unsur-unsur teatrikal, sehingga tampak dramatis tanpa meninggalkan pesan yang hendak disampaikan.
Sumber: http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/menggenapkan-janji-cinta-lewat-tari-batingna-lebonna
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...