Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional Lampung Lampung
Tapis, Kain Khas dari Lampung #DaftarSB19
- 15 Februari 2019

Indonesia sangat kaya dengan produk kerajinan kain. Tentu masyarakat Indonesia sangat mengenal batik dan kebaya. Begitu juga dengan kain tenun, songket dan ulos sudah sangat familiar ditelinga. Produk kain tersebut bahkan dikenal hingga ke mancanegara.

Namun tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal kain tapis. Kain tenun khas Lampung ini sebenarnya masuk dalam jenis kain songket, namun memiliki tekstur kain yang lebih kasar dibandingkan kain songket Palembang.

Kain tapis merupakan kain tenun yang menjadi ikon tenun masyarakat Lampung. Kain tenun tapis dibuat dari benang kapas dan ditenun dengan menggunakan peralatan tenun tradisional. Kemudian kain tenun dihias dengan sulaman benang emas atau benang perak, sehingga menjadikan kain ini tampak begitu elegan dan mewah.

Motif pada kain tapis umumnya diinspirasi dari kondisi flora dan fauna di wilayah Lampung. Motif flora seperti motif rebung, sedangkan motif fauna seperti gajah. Begitu Islam masuk dan menyebar di Lampung, motif tapis pun turut berkembang. Pengaruh Islam dalam tapis dapat dilihat dari munculnya motif kaligrafi arab yang diambil dari petikan ayat-ayat suci Al-Quran. Pengaruh Islam tidak serta-merta menggusur keberadaan motif yang sudah ada sebelumnya. Justru kombinasi antara motif pra dan pasca Islam, kian mempercantik motif kain tapis.

Jika diamati dengan seksama, ada perpaduan budaya dalam motif-motif tapis yaitu antara budaya animisme-dinamisme, Hindu, budha, Islam, maupun Tiongkok. Salah satu motif tapis, kapal naga, menunjukkan adanya interaksi antara masyarakat Lampung dengan negeri Tiongkok. Ragam motif tapis selalu mengikuti perkembangan kebudayaan masyarakat Lampung.

Biasanya masyarakat Lampung menggunakan kain tapis pada upacara adat dan keagamaan. Namun saat ini, pemakaian kain tapis lebih populer dikenakan masyarakat Lampung ketika acara pernikahan. Selain dimanfaatkan sebagai pakaian, ada pula kain tapis yang didesain khusus untuk hiasan dinding.

Pengerjaan kain tapis dikenal rumit dan menghabiskan waktu yang cukup lama. Proses pengerjaan yang memakan waktu paling lama adalah pada proses penyulaman benang emas. Lamanya proses penyulaman biasanya tergantung pada bentuk dan ukuran motif. Semakin rumit bentuk motif dan semakin besar ukurannya, pastinya akan membutuhkan waktu pengerjaan yang lama.

Untuk menyulam benang emas dengan tingkat kerapatan dan kerapihan yang tinggi, diperlukan ketelitian dan ketekunan yang tinggi pula. Semisal untuk mengerjakan motif kaligrafi asmaul husna dengan ukuran 1,5 meter x 75 cm, setidaknya seorang pengrajin membutuhkan waktu hingga 4 bulan. Dengan harga jual dikisaran 2 jutaan, maka seorang pengrajin mendapatkan uang 500 ribu per bulan. Itu hanya hitungan sederhana saja. Belum dipotong dengan biaya produksi seperti pengadaan bahan baku, tentu 500 ribu per bulan bukanlah pendapatan bersih. Pengrajin tapis biasanya tidak menjual sendiri hasil karyanya. Seringkali mereka hanya membuat tapis berdasar pesanan dari penjual yang memiliki toko tapis atau menjualnya kepada pengumpul kain tapis.

Menjadi pengrajin tapis merupakan sebuah perjuangan. Nyaris seluruh pengrajin adalah wanita paruh baya. Sangat sedikit gadis Lampung yang berminat untuk menggeluti profesi sebagai pengrajin tapis. Profesi pengrajin tapis belum dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama, karena pendapatan dari menyulam atau menenun tapis memanglah tidak besar. Padahal untuk menghasilkan tapis yang berkualitas membutuhkan waktu berminggu-minggu. Tapis merupakan salah satu produk tenun yang sulit diproduksi secara massal. Kalau pun ada upaya inovasi membuat motif dengan cara bordir mesin, namun kurang begitu diminati konsumen, padahal harganya sangat murah dibanding tapis yang motifnya dibuat dengan sulam tangan. Pembuatan motif dengan bordir menjadikan produksi kain tapis bisa dikebut, walaupun dari sisi kualitas jelas jauh berbeda dengan penyulaman dengan metode sulam tangan.

Sebagai kerajinan yang bernilai seni tinggi, kain tapis banyak diburu oleh turis asing. Para turis asing itu begitu getol mencari motif-motif tapis langka. Mereka begitu kagum dengan keindahan dan kerumitan pembuatan motif tapis. Untuk menemukan kain tapis kuno, para turis rela berburu hingga ke pelosok-pelosok kampung di Lampung.

Selain bernilai seni tinggi, kain tapis juga sangat awet dan tahan lama. Bahkan Ibu Ani Yudhoyono memiliki koleksi kain tapis yang berusia lebih dari 200 tahun. Dengan perawatan dan pemeliharaan yang tepat, kain tapis dapat berumur panjang.

Pemerintah Propinsi Lampung memang terus mendorong kemajuan industri kain tapis dengan sering berpartisipasi dalam pameran-pameran kerajinan di tingkat nasional maupun internasional. Partisipasi dalam pameran tersebut diharapkan akan semakin mengenalkan kain tapis kepada masyarakat diberbagai belahan dunia.

Referensi:

www.tapiselok.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline