Makanan Minuman
Makanan Minuman
Jajanan Jawa Tengah Muntilan, Magelang
Tape Ketan Muntilan
- 19 September 2017

Tape ketan adalah jajanan tradisional khas Magelang yang biasa dibuat oleh masyarakat setempat yang sekaligus pemilik toko oleh-oleh. Penduduk Magelang biasa memanggil tape ketan yang dibeli sebagai buah tangan sebagai “muntilan”. Tape ketan terbuat dari beras ketan putih yang diberikan pewarna alami dari daun katu. Ada dua jenis tape ketan yang dikemas sebagai oleh-oleh. Pertama, dibungkus dengan kemasan plastik yang diikat karet dengan isi ½ kg. Kemudian yang kedua dimasukkan dalam kemasan stoples dengan isi 1 kg.

Saat ini, penjual Tape Ketan Muntilan semakin membludak di Magelang sehingga para wisatawan bisa lebih mudah memburunya tanpa harus berebut dengan pengunjung lain. Tape Ketan Muntilan sendiri bukan hanya dibuat oleh produsen kecil, melainkan ada juga produsen skala besar yang ikut serta memproduksinya. Tapi biasanya, produk wajik pabrikan menggunakan zat pewarna dengan sedikit kandungan kimia tapi masih dalam tahap aman dikonsumsi.

 

Kota Muntilan yang terletak di daerah Magelang memiliki jajanan khas yang biasanya ada pada saat Hari Raya Idul Fitri yaitu ‘’Tape Ketan Muntilan’’. Tape ketan adalah makanan fermentasi dari beras ketan. Beras ketan yang sudah di kukus akan ditaburi ragi untuk proses fermentasi hingga matang. Proses fermentasi ini memakan waktu sampai 2 hari, itulah mengapa membuat Tape Ketan Muntilan bisa dibilang gampang-gampang susah.

Masyarakat Muntilan biasanya menikmati tape ketan dengan emping melinjo yang mereka jadikan sebagai ‘’suru’’ atau sendok yang sekaligus bisa dimakan. Tape ketan yang mereka buat tedapat 2 varian warna yaitu putih dan hijau tapi yang paling terkenal adalah yang berwarna hijau. Untuk mebuat warna hijau pada tape ketan bisa dihasilkan dari daun katuk atau daun suji.

Bahan :

  • 1 kg Beras ketan putih kualitas bagus
  • 600 cc air daun suji (bisa juga mengunakan pewarna makanan)
  • 1 butir ragi tape

Cara membuat :

  1. Pertama cuci beras ketan hingga bersih, kemudian rendam dengan air sekitar 7 jam.
  2. Setelah direndam sekitar 7 jam tiriskan beras, kemudian kukus beras sampai berubah warna, kurang lebih 30 menit.
  3. Kemudian didiamkan dan aroni mengununakan air daun suji.
  4. Kukus lagi beras yang sudah di aroni hingga matang dan empuk sekitar 60 menit. Angkat.
  5. Tunggu hingga ketan dingin kemudian taburi dengan ragi yang sudah digerus hingga merata. Setelah tercampur rata pindahkan ketan ke panci atau wadah yang tertutup rapat.
  6. Tahap terahir diamkan selama sekitar 2 malam jika sudah tercium wangi dan ketan berubah jadi lembek menandakan tape sudah jadi.

Catatan :

  • Biasanya ragi dalam bentuk bulat padat untuk itu gerus sampai benar-benar halus supaya lebih mudah merata.
  • Pada tahap pengukusan yang kedua anda dapat mengatur tape seperti yang anda inginkan, semakin lama mengukus maka hasil tape semakin lembek.
  • Untuk menambah aroma saat proses fermentasi anda dapat menambahkan daunjambu air sebagai penutupnya.
  • Sebaiknya saat mecampurkan ragi jangan mengunakan tangan. Gunakan sendok atau sodet yang bersih. Karena jika tangan kotor tercampur bakteri atau wadah akan membuat hasil tape masam.

 

 

 

Sumber:

http://kumpulanresep07.blogspot.co.id/2016/01/cara-membuat-tape-ketan-khas-muntilan.html

https://kumparan.com/ananda-wardhiati-teresia/tape-ketan-muntilan-jajanan-khas-lebaran-dari-magelang

http://makananoleholeh.com/makanan-khas-magelang/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline