Nama Latin: Piper methysticum Forst.
Famili : Piperaceae,
Nama Lokal : Tanaman Wati. Tanaman ini dalam bahasa suku Marin “Pa lima”, sedangkan dalam bahasa suku kimam “Kuraka”
Nama Lain : Kava-Kava Plant, Ava Pepper, Kao, Tonga
Deskripsi
Tumbuhan ini merupakan perdu berkayu, tumbuh liar di alam, dan dapat tumbuh dengan tinggi 2-5 m dengan diameter batang antar 1-3 cm, menyukai tanah yang banyak mengandung bahan organik dengan pH 5,5-6,5, berjenis kelamin tunggal dan jarang membentuk buah. Masyarakat lokal di Kampung Wasur (Merauke) banyak menanam tanaman ini. Diperkiraan tanaman Wati ini memiliki 7 jenis yang berbeda baik pada batangnya dan ukurannya. Harga jual untuk tanaman ini cukup tinggi, dijual per rumpun (tergantung lebat atau sedikit) berkisar antara Rp. 500.000-2.000.000 Tumbuhan ini oleh beberapa masyarakat di Kampung Wasur digunakan sebagai mas kawin dalam upacara adat.
Habitat dan Distribusi
Penyebaran tumbuhan ini hanya ditemukan di Merauke.
Bagian yang digunakan
Batang
Cara Pemanfaatan Secara Tradisional
Batang dikunyah digunakan sebagai penenang.
Kegunaan bagi Masyarakat
Sebagai Penenang (sedatif), atau digunakan bagi penderita kolera.
Informasi Kandungan Senyawa dan Aktivitas Farmakologis
Pada akar, batang dan daun tumbuhan dilaporkan mengandung senyawa kavain, dihidrokavain, yangonin, metistisin dan dihidroksimetistisin. Metistisin dan yangonin memiliki aktivitas anti-stress, sedatif, anastesis dan psikoaktif, sedangkan kavain, dihidrokavain memiliki efek narkotik, analgesik, Stress dan mengurangi rasa sakit selain itu mengandung senyawa turunan fenol 2’-dihidroksi-4,4’,6-trimetoksi kalvon yang digunakan sebagai obat terapi penderita kolera.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang