×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Situs Sejarah dan Budaya

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Sumatera Selatan

Asal Daerah

Palembang

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16618220_Sharnella Janet Yapfrine.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal akan kekayaan kebudayaannya. Seluruh daerah di Indonesia pasti memiliki budaya khas yang menjadi trademark masing-masing daerah tersebut, tak terekcuali daerah yang berada di sebelah selatan Pulau Sumatera. Apalagi kalau bukan Provinsi Sumatera Selatan. Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat salah satu kota besar yang menjadi pusat pemerintahan provinsi ini. Kota tersebut merupakan kota dengan Jembatan Ampera sebagai landmark, yang tak lain tak bukan adalah Kota Palembang. Kota Palembang sendiri adalah ibukota dari Sumatera Selatan yang sangat terkenal dengan makanan khas seperti pempek, tekwan, model, dan lain-lain. Selain makanan, Palembang juga terkenal dengan kebudayaan lain seperti Tari Gending Sriwijaya, Kain Songket, Lagu Cup Mailang, dan lain-lain. Selain kebudayaan seperti tarian dan makanan, Palembang juga merupakan kota yang sangat kaya akan sejarah. Seperti yang kita tahu, ada Kerajaan besar Nusantara yang pernah berdiri di Palembang, yaitu Kerajaan Sriwijaya. Peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya yang sangat banyak membuat Palembang memiliki situs-situs kebudayaan yang menjadi pusat peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Salah satu situs tersebut akan penulis bahas di artikel ini, yaitu Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

(Sumber : https://www.jejakpiknik.com/taman-purbakala-kerajaan-sriwijaya/)

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya terletak di sebelah utara Sungai Musi di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dulunya, taman ini bernama Situs Karanganyar. Secara detail, situs ini terletak di Jalan Syakhyakirti, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Gandus, Palembang. Situs Karanganyar terletak di dataran aluvial yang berhadapan dengan pertemuan antara Sungai Musi dengan Sungai Ogan dan Kramasan. Situs Karanganayar atau Taman Purbakala Kerajaan Srwijaya (TPKS) ini tepat bersebelahan dengan Bukit Siguntang. Situs TPKS ini terbagi atas tiga subsitus, yaitu Situs Karanganyar 1, 2, dan 3. Subsitus terbesar adalah Situs Karanganyar 1. Di situs ini terdapat sebuah kolam berdenah empat persegi panjang yang ditengahnya terdapat dua pulau, yaitu Pulau Nangka dan Pulau Cempaka. Di Situs Karanganyar 2 juga terdapat kolam yang ditengahnya terdapat pulau. Tetapi, kolam dan pulau di Situs Karanganyar 2 lebih kecil dibandingkan dengan Situs Karanganyar 1. Situs Karanganyar 1, 2, dan 3 dihubungkan oleh parit yang berjumlah tujuh buah. Parit yang pertama merupakan parit yang terpanjang dengan panjang sebesar 3 km. Oleh penduduk setempat, parit ini disebut parit Suak Bujang.

TPKS atau Situs Karanganyar ini merupakan taman purbakala bekas kawasan pemukiman dan taman yang dikaitkan dengan Kerajaan Sriwijaya karena di kawasan ini ditemukan jaringan kanal, parit dan kolam yang disusun rapi dan teratur yang memastikan bahwa kawasan ini adalah buatan manusia, sehingga dipercaya bahwa pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang terletak di situs ini. Di kawasan ini juga ditemukan banyak peninggalan purbakala yang menunjukkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat permukiman dan pusat aktivitas manusia. Peninggalan purbakala yang ditemukan antara lain artefak yang menampakkan kehidupan sehari-hari rakyat Kerajaan Sriwijaya seperti manik-manik, struktur batu bata, damar, tali ijuk, keramik, dan sisa perahu. Temuan-temuan tersebut diperoleh saat pembangunan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya maupun melalui kegiatan penyelamatan temuan di sekitar kawasan ini. Rekonstruksi atas fragmen keramik yang banyak ditemukan memperlihatkan adanya penggunaan tempayan, guci, buli-buli, mangkuk, dan piring, sedangkan berdasarkan rekonstruksi dari sisa gerabah menunjukkan pemanfaatan berbagai bentuk tungku atau anglo, kendi, periuk, tempayan, pasu, dan bahkan genteng. Kumpulan temuan-temuan ini menunjukkan betapa padatnya aktivitas keseharian masyarakat yang hidup di kawasan ini pada masa lalu. Situs ini utamanya menampilkan struktur bangunan air berupa kolam, pulau buatan, dan parit. Diperkirakan penduduk yang dulu menghuni kawasan Karanganyar menggali kanal atau parit baik untuk saluran drainase, tata air penangkal banjir, maupun sebagai sarana transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah pedalaman di sekitar situs dengan sungai Musi. Pada tahun 1985 dilakukan penggalian arkeologi dan berlanjut pada tahun 1989. Dari penggalian ini ditemukan banyak temuan pecahan tembikar, keramik, manik-manik, dan dan struktur bata. Berdasarkan hasil analisis keramik-keramik China yang ditemukan di kawasan ini berasal dari Dinasti Tang (abad VII-X M), Song (abad X-XII M), Yuan (abad XIII-XIV M), dan Dinasti Qing (abad XVII-XIX M) yang umumnya terdiri dari tempayan, buli-buli, pasu, mangkuk, dan piring. Sedangkan penggalian yang dilakukan di Pulau Cempaka berhasil menampakkan kembali sisa bangunan berupa struktur bata pada kedalaman 30 cm dengan orientasi timur-barat. Selain jejaring kanal, kolam dan struktur bata, di situs ini tidak ditemukan bekas peninggalan bangunan candi atau bekas istana yang signifikan.

Berdasarkan interpretasi dan temuan dari foto udara tahun 1984, situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal, parit, kolam serta pulau buatan yang disusun rapi. Kemudian, oleh pemerintah Sumatera Selatan, kawasan ini dirombak. Kanal-kanalnya dirapikan sehingga menjadi Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Desember 1994. Di dalam taman purbakala ini terdapat Museum Sriwijaya, yaitu pusat informasi mengenai situs dan temuan Sriwijaya di Palembang. Pada bagian tengah situs ini terdapat pendopo berarsitektur rumah limas khas Palembang yang ditengahnya disimpan replika Prasasti Kedudukan Bukit dalam kotak kaca. Prasasti ini menceritakan mengenai perjalanan Siddhayatra Dapunta Hyang yang dianggap sebagai tonggak sejarah berdirinya kemaharajaan Sriwijaya.

(Sumber : https://semutiren6.blogspot.com/2014/03/taman-purbakala-kerajaan-sriwijaya.html)

Menurut masyarakat sekitar, setelah lebih dari 10 tahun didirikan, fungsi Taman Purbakala Kerajaan Srwijaya sebagai sebagai pusat informasi Kerajaan Sriwijaya dan sebagai daya tarik wisata budaya di Palembang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar masyarakat Palembang sekarang masih belum mengetahui keberadaan taman purbakala ini sebagai peninggalan masa Sriwijaya, apalagi sebagai pusat informasi tentang Sriwijaya. Menurut mereka juga, TPKS kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Meskipun demikian, masih ada masyarakat Palembang yang memanfaatkan tempat tersebut, khususnya umat Buddha. Umat Buddha KBI (Keluarga Buddhayana Indonesia) daerah Palembang sering merayakan upacara hari besar keagamaan di sana. Upacara hari besar keagamaan yang sering dirayakan di sana adalah hari besar Magha Puja. Penulis sendiri sudah mengikuti perayaan Magha Puja di sana selama dua tahun berturut-turut.

Referensi : id.wikipedia.org

#OSKMITB2018

 

 

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir/ Mas Karebet/ Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamongan. KERAJAAN...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...