Taman Nasional pun Memiliki Sejarah !
Taman Nasional Kelimutu adalah taman nasional yang berada di pulau Flores, kabupaten Ende, kecamatan Kelimutu, Moni. Di sebut Taman Nasional Kelimutu karena, didalamnya terdapat berbagai macam keanekaragaman hayati, dan yang lebih khususnya lagi terdapat danau tiga warna yang biasa di sebut KELIMUTU. Di lihat dari segi sosial-budaya dipercaya bahwa terjadinya danau kelimutu akibat pertengkaran yang terjadi antara ata bupu dan ata polo. Dulunya ata bupu dan nua muri saling bersatu karena ata polo marah sehingga nua muri dan ata bupu terpisah, itu karena ata bupu ingin melindungi nua muri dari ata polo.
Dalama pembagiannya, Danau Kelimutu di bagi menjadi tiga bagian, yaitu Tiwu Ata Bupu (Danau Orang Tua), merupakan danau yang diyakini bahwa jika ada orang tua yang meninggal akan pergi dan bersemayam di danau ini. Kondisinya ialah luas 4,5 hektar dengan kedalaman 67 meter, selain itu danau ini berwarna biru langit. Selanjutnya, ada Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai (Danau Orang Muda), merupakan danau yang diyakini bahwa semua pemuda-pemudi yang meninggal arwahnya akan bersemayam di danau ini. Untuk Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai memiliki kondisinya ialah luas 5,5 hektar dengan kedalaman 135 meter, selain itu danau Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai berwarna hijau tosca. Yang terakhir ialah Tiwu Ata Polo (Danau Orang Jahat), merupakan danau yang diyakini bahwa semua orang yang semasa hidupnya melakukan perbuatan jahat akan pergi dan arwahnya akan bersemayam di danau ini. Tiwu Ata Polo kondisinya lebih kecil jika debandingkan dengan Tiwu Ata Bupu dan Tiwu Nuwa Ko'o Fai, dengan luas 4 hektar dan kedalaman 64 meter, warna danau ini ialah biru kehitaman. Namun, secara umum Taman Nasional Kelimutu memiliki luas 5.356,5 ha, dengan ketinggian 1.640 m (apl/asl), dan letusan terakhir terjadi pada tahun 1968. Adapun Arboretum yang berada di sekitar Taman Nasioanl Kelimutu, merupakan kawasan yang digunakan sebagai tempat pembelajaran untuk sekolah yang mengadakan study tour dengan luas 4,5 hektar, memilki 79 jenis pohon, 23 perdu, dan 1 tanaman endemik. Juga memiliki tangga untuk mempermudah akses menuju mata air.
Salah satu bentuk kearifan lokal yang ditanamkan pada masyarakat sebab masyarakat setempat memiliki jiwa sosial yang tinggi dan nilai kebudayaan yang masih terjaga hingga saat ini, sehingga danau Kelimutu dan Taman Nasional Kelimutu dapat lestari sepanjang hayat ialah pengadaan upacara adat yang dihadiri 20 orang mosalaki (tetua adat) dari setiap kampung di sekitar kecamatan Kelimutu, daerah Ende-Lio yaitu, PATI KA DU'A BUPU. Upacara PATI KA DU'A BUPU yang bertujuan untuk mengucap rasa syukur kepada para leluhur atas hasil panen selama satu tahun dengan cara memberi sesajian.Upacara ini yang biasa dilakukan setiap tanggal 14 Agustus dalam tahun. .
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja