|
|
|
|
Taman Budaya Raden Saleh Tanggal 13 May 2018 oleh Dignaay . |
Menyaksikan berbagai atraksi seni dan budaya menjadi kegiatan yang menyenangkan saat berwisata. Jika liburan di Semarang ada satu tempat yang menjadi pusat kegiatan dan pagelaran budaya. Yaitu di Taman Budaya Raden Saleh atau biasa disingkat TBRS di Jalan Sriwijaya No 29 Semarang.
Keberadaan TBRS memang merupakan fasilitas yang disediakan pemerintah Kota Semarang untuk menghidupkan kebudayaan. Sehingga masyarakat bisa belajar dan memahami kebudayaan bangsa ini. Sedangkan nama TBRS berasal dari nama seorang pelukis terkenal asal Semarang, yaitu Raden Saleh Sjarif Boestaman (1807-1880).
Memasuki kompleks TBRS yang memiliki luas lahan sekitar 89.926 m2 terasa teduh dengan pepohonan rindang, di dalamnya terdapat empat bangunan utama. Yakni Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Kantor Pengelola TBRS, Gedung Serba Guna, dan Kantor Dewan Kesenian Semarang (Dekase). Selain itu, juga ada beberapa bangunan pendopo berbentuk joglo.
Berbagai kegiatan dan pagelaran budaya rutin digelar di beberapa gedung tersebut. Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho menjadi tempat untuk menggelar pertunjukan wayang orang, wayang kulit, dan musik keroncong. Wayang orang oleh Ngesti Pandawa digelar rutin setiap Sabtu Malam, wayang kulit setiap Malam Senin Pahing, dan musik keroncong oleh Komunitas Keroncong setiap bulan di Rabu terakhir.
Sedangkan Gedung Serba Guna dipakai untuk menggelar pertunjukan wayang kulit dari dalang-dalang terkenal, terutama dari Jawa Tengah. Pertunjukan tersebut digelar setiap malam Jumat Kliwon. Selain itu, gedung ini juga sering digunakan untuk pementasan teater oleh Forum Teater Kampus Semarang, terutama setiap Malam Selasa Pahing.
Selain untuk berbagai pertunjukan rutin yang telah banyak penggemar dan juga wisatawan yang datang untuk melihat tersebut, TBRS juga sering menjadi tempat untuk pertunjukan musik dan tari yang biasanya menempati area Teater Terbuka yang terletak di belakang Kantor Dekase.
Tentu TBRS tidak hanya berdenyut di malam hari dengan berbagai pertunjukan yang digelar. Saat siang hingga sore, taman budaya yang selalu terasa teduh ini ramai dengan aktivitas generasi muda yang sedang berlatihan teater, puisi, musik, dan tari di tiga bangunan joglo yang ada di dalamnya.
Pengunjung TBRS tentu bukan hanya dari kalangan seniman, mahasiswa atau pelajar yang berkegiatan. Pada siang hari, masyarakat umum atau para pekerja yang sedang istirahat banyak yang berkunjung ke sini, terutama untuk menikmati aneka menu kuliner yang ditawarkan di pujasera TBRS.
Jadi jika Anda sedang berwisata ke Semarang dan ingin menikmati berbagai pertunjukan seni dan budaya, TBRS bisa menjadi tujuan utama. Jika ada waktu, sebaiknya Anda memastikan dulu jadwal dan judul atau tema pertunjukkan yang akan Anda tonton, yang biasanya tertera di papan informasi yang disediakan.
Sumber : http://hellosemarang.com/inilah-pusat-kegiatan-dan-pagelaran-budaya-di-semarang/#
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |