×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual Adat

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Asal Daerah

Pulau Timor

Ta Pe Fenu

Tanggal 04 Jan 2019 oleh Aze .

Berbicara mengenai upacara daur hidup, maka banyak daerah yang dapat dijadikan referensi karena populernya upacara tersebut. Misalnya upacara pernikahan adat jawa, sunda, betawi, dan lain-lain. Pulau Timor atau dataran Timor (NTT) sebenarnya memiliki upacara daur kehiduapan seperti masyarakat adat lainnya. Misalnya pada masyarakat Dawan atau Atoni atau Boti.

Dalam perkembangnannya, masuknya agama Kristen turut memengaruhi tata cara upacara terutama untuk suku Boti yang tinggal di daerah pesisir atau yang disebut Boti luar.

Hal ini diterangkan dalam buku Laporan Hasil Kajian Upacara Siklus Kehidupan Masyarakat Suku Boti- Kabupaten TTS yang diterbitkan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Arkeologi, Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan, tidak semua warga Suku Boti melaksanakan berbagai upacara tersebut, hanya sebagian kecil saja yang masih melaksanakan upacara peninggalan leluhur tersebut. Suku yang masih melaksanakan upacara siklus kehidupan sebagian kecil adalah masyarakat Boti Dalam.

 

Suku Boti percaya bahwa di setiap tempat di alam terbuka seperti pohon besar, gunung atau batu besar, sungai dan kampung ada penjaga atau penunggu. Oleh sebab itu, terdapat upacara yang dilakukan suku Boti untuk melindungi sang ibu yang tengah hamil dan meramal jenis kelamin si jabang bayi. Ta Pe Fenu sebutan bagi upacara tersebut.

Saat kandungan sang ibu telah mencapai tujuh bulan ritual ini baru akan dilakukan. Hadir dalam upacara ini hanya orang tua kandung dari pasangan suami istri beserta bayi yang disebut A mama fenu atau secara harafiah berarti pengunya kemiri namun secara gramatikal sebenarnya merujuk kepada sang dukun bayi.

 

Pada upacara ini pertama-tama A mama fenu melakukan pembakaran buah kemiri kira-kira setengah matang. Kemudian kemiri tersebut dibungkus dengan sepotong kain. Selanjutnya kemiri tersebut dipecahkan. Bila daging buah kemiri tetap utuh, maka sang ibu sedang mengandung anak laki- laki sebaliknya, bila daging kemiri terbelah maka anak yang sedang dikandung itu berjenis kelamin perempuan.

Setelah itu, A mama femu mengunyah danging kemiri tersebut dan menggosokkannya ke perut sang ibu sambil membaca doa, memohon agar melindungi sang ibu dari gangguan makluk gaib serta memohon agar sang ibu bisa melahirkan dengan selamat.

Selain meramal dan membaca doa, A mama femu juga bertugas membantu sang ibu dalam proses perkawinan. Selain A mama femu, ibu kandung orang yang melahirkan pun turut mendampingin.

Hal unik dari proses persalinan ini adalah ketika plasenta dan ari-ari diputus dari pusar bayi. Tali ari-ari atau yang biasa disebut Li an Olif (adik dari bayi) digantung di pohon kapas. Hal ini melambangkan harapan agar sang bayi dewasa nanti, bisa menjadi penyulam benang yang terampil dan penenun yang mahir.

Sedangkan plasenta anak laki-laki digantung di atas pohon enau atau lontar dengan harapan agar saat dewasa nanti pandai menyadap nira.

 

Ada juga yang meggantung plasenta di pohon kusambi atau pohon beringin yang disebut oleh masyarakat Usaip Usuf atau Nun Usaf. Ini dengan maksud agar bayi tersebut nantinya menjadi pemberani (kusambi) dan menjadi pelindung atau pengayom (beringin). Pohon jenis ini juga jarang di tebang oleh masyarakat yang mempercayai hal tersebut.

Masyarakat Boti percaya ada hubungan emosional antara bayi dan plasentanya, sehingga plasenta tersebut harus diperlakukan sebaik mungkin.

Setelah proses persalinan selesai, bayi kemudian akan ditangani oleh A mama femu. Mereka tinggal di rumah bulat atau yang disebut dengan ume khubu selama empat hari dan empat malam. Selama empat hari dan empat malam, ibu dan bayi berada di atas tempat tidur dengan bara api di bawanya.

Bara api tersebut akan memberi kehangatan dan kekuatan, juga memulihkan tenaga setelah proses persalinan. Ada kepercayaan juga bahwa bara api tersebut untuk memberi semangat hidup untuk si bayi.

Ada banyak lagi upacara yang berhubungan dengan daur hidup. Misalnya upacara pengenalan anak dengan dunia luar (Napoitan Liana) yang dimaksudkan untuk memperkenalkan anak pada masyarakat sekaligus mengumumkan bahwa masa krisis yang dijalani oleh bayi dan ibu telah berlalu.

 

Selain itu terdapat pula upacara Upacara pemberian nama (nakanab), Upacara mencukur rambut (Eu Nakfunu), Perkawinan (Mafet Mamamonet), Peminangan (Toif Bife), Ikatan Perkawinan (Maftus Neo Mafet Mamonet), Hidup Berumah Tangga (Monit Mafet Ma Monet), dan Bakti Kepada Orangtua (Maka Upa Ncu Mnasi).

Sumber :http://www.wacana.co/2010/05/ta-pe-fenu-upacara-adat-suku-boti-melindungi-ibu-hamil-dan-meramal-jenis-kelamin-bayi/

DISKUSI


TERBARU


Pertunjukan Man...

Oleh Bukantokohpublik24 | 15 Sep 2024.
Seni Budaya

Debus merupakan salah satu kesenian tradisional yang terdapat di Provinsi Banten. Pada awalnya, debus berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan aj...

Budaya Begalan...

Oleh Aniasalsabila | 12 Sep 2024.
Budaya Begalan

Budaya Begalan merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Banyumas, termasuk di Kabupaten Cilaca...

Seni Pertunjuka...

Oleh Radhityamahdy | 02 Sep 2024.
budaya

Seni pertunjukan wayang kulit merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang kaya akan nilai budaya dan artistik. Berakar dari kebudayaan Jawa,...

Ting-Ting Tempe

Oleh Deni Andrian | 29 Aug 2024.
Camilan

Bahan-bahan : 250 gram Tempe 150 gram gula pasir 1 sdt margarin 1 sdt sprinkles untuk topping (optional) Cara Membuat: Potong2 tempe dgn ukur...

Bebantan laman

Oleh . | 24 Aug 2024.
Ritual adat

Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan da...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...