|
|
|
|
TENUN iKAT lAMONGAN Tanggal 29 Oct 2017 oleh Rasmian . |
TENUN IKAT PARENGAN LAMONGAN
Kabupaten Lamongan banyak memiliki budaya yang menarik. Dalam bidang makanan Lamongan dikenal dengan Soto, Wingko Babat, Tahu Campur, Tahu Tek, Nasi Boranan. Sedangkan dalam bidang tekstil di Lamongan terdapat Batik Sendang dan Tenun Ikat Parengan.
Tenun ikat perkembang di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kab. Lamongan. Sejarah tenun ikat dimulai dari zaman penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda orang Lamongan sudah mulai membuat tenun ikat sebagai kerajinan yang ada di kota Lamongan. Sampai saat ini kerajinan tenun ikat masih tumbuh lestari di Desa Parengan.
Di desa ini terdapat industri rumah tangga tenun ikat yang dikelola oleh masyarakat Desa Parengan. Produsen tenun ikat yang terkenal di Desa Parengan, yaitu “Bintang Mas”, “Paradilla”, dan “Al-Maidah”. Selain ketiga produsen tersebut masih banyak produsen lain yang skalanya lebih kecil. Bagi masyarakat Parengan yang tidak bisa mendirikan usaha tenun ikat biasaya bekerja di perusaan tenun ikat yang besar dengan cara mengambil sebagian proses produksi tenun ikat untuk dikerjakan di rumah masing-masing pekerja. Pekerjaan semacam itu menjadi pekerjaan sambilan bagi masyarakat Desa Parengan. Tidak hanya masyarakat Desa Parengan saja yang menjadi pekerja tenun ikat Parengan, tetapi juga masyarakat desa sekitar Parengan, misal Jangkungsumo, Pangkatrejo, Pasarsore, Gendingan, Maduran dan Laren.
Tenun ikat parengan memiliki corak yang khas yaitu, Basokat, Gunungan, Botolan, Sido, Kawung, Original, Tumbuhan bunga.
Pembuatan tenun ikat Parengan dikerjakan secara manual dan 100 % hasil karya tangan manusia tanpa bantuan mesin, hal tersebut membuat tenun ikat ini memiliki harga yang relatif mahal.
Ada beberapa tahapan yang dilalui dalam pembuatan tenun ikat parengan yaitu
a) Mengebum untuk benang dasar kain
b) Proses untuk motif:
1) Memintal benang (nggoben).
2) Benang yang sudah digoben secara bersamaan dimasukkan dalam bentangan
3) Desain gambar: Dalam bentangan berbentuk datar persegi benang diberi motif.
4) Ngiket : Proses pembungkus gambar motif dengan raffia,
5) Ngecop: ngumbi: disela- sela ikatan raffia diberi warna sesuai dengan motif.,
6) Nguculi : setelah warna selesai, tali raffia dilepaskan kemudia
7) Dicelupkan ke dalam warna.
8) Nyentrengi: setelah kering dulu pewarnaan kembali benang diurai dan gulung dalam spul yang nantinya akan dimasukan dalam skoci,
c) Menenun : semua proses sampai menjadi kain tenun
d) Proses akhir
1) kain diproses sesuai dengan ukuran
2) kemudian dijahit, diberi malam
3) kain distrika, dicuci lagi
4) dijemur
5) diproses pelabelan
6) Pemasaran.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |