|
|
|
|
TATA UPACARA ADAT LAMPUNG Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM2018_19918177_Shanisa Luthfiya Daffa Rachma. |
TATA CARA PELAKSANAAN UPACARA PERNIKAHAN ADAT LAMPUNG
Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki banyak pulau dan termasuk kedalam negara kepulauan terbesar di dunia. Selain itu pula, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 dengan jumlah 261,1 juta jiwa. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan budaya, baik itu berupa bahasa, adat istiadat, alat musik tradisional dan yang lainnya. Karena banyaknya budaya yang ada, ditambah dengan publikasi yang kurang mengenai budaya yang ada di Indonesia membuat kita sebagai generasi penerus bangsa khawatir akan kepunahan serta klaim budaya Indonesia oleh negara lain. Sebagai contoh adalah upacara pernikahan adat di setiap daerah.
Sebagian dari kita pasti mengetahui bahwa pelaksanaan upacara pernikahan di masing-masing daerah dan suku pasti memiki perbedaan serta keunikan masing-masing. Sebagai ornag Lampung, saya tertarik untuk mengangkat topik mengenai tat acara pernikahan adat Lampung.
Provinsi Lampung yang terletak di paling selatan pulau Sumatera ini memiliki dua yaitu Pepaduan dan Peminggir. Adat istiadat Pepaduan dipakai oleh orang Lampung yang tinggal di kawasan Abung, Way Kanan / Sangkai, Tulang bawang & Pubian bagian pedalaman. Sedangkan adat istiadat Peminggir terletak di daerah Liwa, Krui, Padang Cermin,dll. Kali ini yang akan saya bahas adalah mengenai tata acara pelaksanaan pernikahan adat Lampung pepadun.
Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral. Umumnya prosesi acara pernikahan secara resmi hanya dilakukan satu hari, akan tetapi tiap adat memiliki cara masing-masing untuk merayakan prosesi yang dianggap sakral tersebut. Pada masyarakat Lampung Pepadun upacara adat ini dinamakan Begawi Adat yang di awali dengan acara pumpung.Acara ini merupakan acara dimana muda mudi masyarakat Lampung yang beradat pepadun melakukan perkenalan serta beramah tamah satu sama lain. Kemudian acara dilanjutkan dengan anjau-anjauan. Acara ini merupakan suatu kegiatan saling berkunjung satu sama lain. Acara ini dihadiri oleh kerabat dekat maupun jauh. Acara ini juga ditujukan untuk menjalin silaturahmi antar keluarga Muli dan Mekhanai (Bujang dan Gadis) agar acara yang akan diselenggarakan berjalan dengan baik.
Setelah itu pula dilakukan acara nyinang sesat. Acara ini merupakan acara yang dimaksudkan untuk berkumpulnya muda mudi dalam Sesat Agung (Rumah Sesat) untuk menghiasi Sesat Agung sehingga memberikan tanda bahwa akan diadakan acara begawi adat. Malam kedua dilanjutkan dengan acara agung penggawa. Pada malam itu, anak gadis diharuskan berpakaian adat lengkap kemudian duduk di Nuwo Sesat Agung (Rumah Sesat) sesuai dengan urutan Pepadunnya. Setelah itu anak gadis tersebut diharuskan untuk duduk di hadapan penggawa (bapak-bapak) dari seluruh pepadun masyarakat Lampung atau yang biasa disebut dengan hayak.
Dalam acara tersebut, terdapat proses perkenalan setiap anak gadis yang melakukan kegiatan hayak. Proses tersebut mengharuskan anak gadis wajib menari dengan pasangannya serta diiringi musik daerah Lampung itu sendiri. Tarian ini dilakukan secara berkelompok akan tetapi dalam kelompok tersebut diharuskan berpasang-pasangan. Akan tetapi, sebelum tarian tersebut dimulai muda mudi akan melakukan acara berbalas pantun. Adapun jenis tarian yang di lakukan adalah tari mesabai atau yang biasa disebut dengan tari besan laki-laki. Tarian ini dikelilingi oleh para bapak-bapak yang berjumlah minimal 12 orang dengan jubah dan ikat kepala putih.
Malam ketiga dalam rangkaian acara begawi adat yaitu agung mekhanai. Pada malam ini, rangkaian kegiatan yang dilakukan sama dengan malam sebelumnya. Akan tetapi, dalam acara malam ketiga ini, tarian yang di lakukan merupakan tari melakau atau tarian yang dilaksanakan bersama ipar. Yang melakukan tarian ini adalah orang yang begwai atau yang memiliki acara dengan ipar laki-lakinya atau saudara laki-laki istrinya. Hal ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi serta menigkatkan keakraban antar kedua belah pihak baik bujang maupun gadisnya. Pada malam terakhir upacara atau malam keempat, di adakan acara ulang sambai yang merupakan acara ramah tamah penutupan gawi.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |