Tari soya soya merupakan tarian tradisional Maluku Utara yang biasanya hanya dipertunjukkan sebagai pembuka acara penyambutan tamu terhormat. Dulu, tarian ini dijadikan sebagai penyambutan pasukan sesudah perang. Tarian ini menjadi jenis tarian perang yang digagas Sultan Baabullah untuk menyemangati pasukan Ternate sesudah Sultan Khairun tewas. Sultan Khairun sendiri merupakan ayah dari Sultan Baabullah yang tewas ketika merebut benteng Nostra Senora del Rosario atau Benteng Kastela dari Portugis pada tanggal 25 Februari 1570.
Pada saat itu, tari soya soya ini diartikan sebagai tarian pembebasan dari tangan Portugis. Para penari akan mengenakan busana putih berpadu dengan sambungan menyerupai rok warna hitam, merah, kuning dan hijau. Untuk hiasan kepala para penari juga memakai taqoa atau ikat kepala berwarna kuning sebagai simbol para prajurit perang.
Perlengkapan lain dalam tarian adalah ngana ngana atau pedang yang terbuat dari bambu berhias daun palem atau woka warna merah, kuning dan hijau. Ngana ngana ini akan ditambahkan dengan kerincing atau biji jagung pada bagian dalamnya. Selain itu, para penari juga akan membawa salawaku atau perisai diiringi dengan alat musik tifa atau gendang, saragai atau gong dan gono berukuran kecil yang disebut dengan tawa tawa
Sumber : https://budayalokal.id/tarian-maluku-utara/
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang