Tarian Dana-Dana adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Kata dana-dana berasal dari bahasa daerah Daya-Dayango, yang memiliki arti menggerakkan seluruh anggota tubuh sambil berjalan. Jadi Dana-Dana ini dapat berarti menggerakkan anggota tubuh sambil berjalan. Provinsi Gorontalo sendiri awalnya merupakan bagian dari provinsi Sulawesi utara. Akan tetapi di tahun 2000 memisahkan diri dari provinsi Sulawesi Utara serta membentuk provinsi Gorontalo. Walaupun begitu, berpisahnya provinsi Gorontalo ini tidak banyak berpengaruh bagi kebudayaan Gorontalo.
Tari Dana-Dana merupakan tarian pergaulan remaja Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh 2 sampai 4 orang laki-laki. Tarian Dana-Dana ini dimainkan dengan gerakan-gerakan yang lincah dan dinamis. Dalam tarian ini seluruh anggota badan harus gerak sesuai dengan irama musik. Tarian ini diiringi oleh alat musik gambus dan rebana, serta lagu yang berisi pantun bertema percintaan atau nasehat-nasehat yang bertemakan kehidupan remaja. Tarian Dana-Dana ini memang menggambarkan sosok para remaja yang energik dengan gairah hidup yang besar, keakraban pergaulan remaja dan kehidupan dunia remaja.
Tarian ini mulai dikenal seiring dengan masuknya pengaruh dari agama Islam ke Gorontalo. Pada tahun 1525 M, Tari Dana-Dana ini turut serta menyebarkan dakwah Islam di Gorontalo. Tarian ini dipentaskan di saat pesta pernikahan Sultan Amay dengan Putri Owotango. Tarian ini sebenarnya dibawakan secara berpasang-pasangan di antara remaja laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, ketatnya ajaran agama Islam pada saat itu, sehingga tidak mengijinkan laki-laki dapat dengan mudah menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya, jadi tari Dana-Dana ini hanya dibawakan oleh laki-laki saja.
Tari Dana-Dana terbagi menjadi 2 (dua) fungsi, yaitu tari penyambutan dan juga tari perayaaan. Tari penyambutan umumnya ditampilkan pada saat penyambutan tamu, sedangkan pada tari perayaan ditampilkan pada saat perayaan-perayaan hari besar atau perayaan adat Gorontalo. Tari Dana-Dana juga mempunyai daya pikat tersendiri di bidang pariwisata. Tarian ini juga seringkali ditampilkan dalam rangkaian acara promosi pariwisata dari provinsi Gorontalo.
Tarian ini terus berkembang dengan seiringnya perkembangan sosial yang ada. Kehidupan remaja saat kini telah mengalami perubahan yang siginfikan. Oleh karena itulah, tarian Dana-Dana yang notabene adalah tarian untuk remaja juga terus mengalami modifikasi. Hal tersebut dimaksudkan agar tarian ini masih dapat diterima oleh remaja saat ini.
Saat ini tarian Dana-Dana sudah mengalami beberapa modifikasi seperti contohnya dikolaborasikan dengan Tari Cha-Cha. Tari Dana-Dana klasik adalah sebuah tarian yang masih mempertahankan keaslian gerakan, irama musik, dan aspek lainnya, sedangkan pada tari Dana-Dana modern adalah sebuah tarian yang sudah mengalami beberapa modifikasi atau pembaruan baik itu dari gerakan, musik dan aspek lainnya. Inilah yang membuat tari dana-dana ini terbagi ke dalam dua jenis, yakni Tari Dana-Dana klasik dan juga Tari Dana-Dana modern.
Namun, modifikasi yang dilakukan dalam tarian Dana-Dana ini tetap tidak bertentangan dengan nilai moral serta nilai filosofis dari tarian ini. Bagaimana pun modifikasi yang berkembang dalam tari Dana-Dana harus tetap menyampaikan sebuah pesan-pesan yang positif kepada penikmatnya.
Tari Dana-Dana, Gorontalo
Referensi: http://www.kamerabudaya.com/2016/11/tari-dana-dana-tarian-tradisional-khas-gorontalo.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja