Ritual
Ritual
ritual Sumatera Utara tapanuli
Sistem penanggalan batak
- 3 Agustus 2014

Sistem penanggalan kalender Batak untuk menentukan hari baik atau buruk. 

Penamaan hari-hari dalam sebulan bagi orang Batak dan maknanya:

Harl ke-1. ARTIA: Hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam sega la hal.
Harl ke-2. SUMA: Hari baik untuk memancing ikan, berburu dan lain-lain.
Harl ke-3. ANGGARA: Hari naas/buang sial, sang at baik untuk berperang dan meramu obat, berburu.
Harl ke-4. MUDA: Hari padi, sangat baik untuk bercocok tanam, malakukan pesta.
Hari ke-S. BORASPATI: Hari baik untuk berpesta, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, mencari pekerjaan dan untuk memulai suatu usaha.
Hari ke-6. SINGKORA: Hari baik untuk pergi merantau, melamar pekerjaan, menjumpai orang besar (berpangkat), memulai berdagang, pesta perkawinan.
Harl ke-7. SAMISARA: Hari "Raja", sangat baik untuk pengantin baru, pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga.
Hari ke-8. ARTIA Nl AEK: Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, mandi bunga, memasuki rumah baru, maaf-maafan, dan memulai usaha baru.
Hari ke-9. SUMA Nl MANGADOP: Hari kurang baik, waspadalah dalam segala hal.
Hari ke-10. ANGGARA SAMPULU: Hari sial, berhati-hatilah dalam berkomunikasi, sang at baik untuk meramu obat dan memancing.
Hari ke-11. MUDA Nl MANGADOP: Hari santai (istrahat) dan sangat baik untuk berpesta (pesta para).
Hari ke-12. BORASPATI Nl TANGHUP: Hari baik untuk menghadapi orang besar (berpangkat) melamar suatu pekerjaan, memanggil roh keluarga, mandi bunga, bersekutu dengan Tuhan Yang Mahaesa (Syukuran).
Hari ke-13. SINGKORA PURASA: Hari baik untuk pesta perkawinan, mendirikan rumah, mengunjungi orang tua atau mertua, mem~uki rumah baru dan mandi bunga.
Hari ke-14. SAMISARA PURASA: Hari "Raja'~ sangat baik mengaoakan pesta besar, pesta muda-mudi, mengantar anak ke rumah mertua, mandi bunga.
Hari ke-15. TULA: Hari sial, membuat orang malas, yang baik dilakukan ialah menebas ladang dan menanam kelapa.
Hari ke-16. SUMA Nl HOLOM: Hari yang baik bersilaturahmi, baik untuk memancing dan berburu, berdoa bersama kepada T uhan Yang Mahaesa (Syukuran).
Hari ke-17. ANGGARA Nl HOLOM: Hari sial, mandi bunga dan meramu obat.
Harl ke-18. MUDA Nl HOLOM: Hari panen padi, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahaesa (Syukuran), memasukkan padi kedalam lumbung.
Harl ke-19. BORASPATI Nl HOLOM: Hari baik untuk menebang pohon kayu gun a bahan bangunan rumah, peletakan batu pertama dan memancing.
Harl ke-20. SINGKORA MORATURUN: Hari baik untuk mengunjungi sanakfamili, pindah rumah dan mengangkat tulang-belulang, untuk berangkat merantau.
Hari ke-21. SAMISARA MORATURUN: Hari sial, mohon doa kepada Tuhan Yang Mahaesa, baik untuk memasang jerat, memancing dan berburu.
Hari  ke-22. ARTIA Nl ANGGA: Hari baik untuk turun ke laut, membuang penyakit, mandi bunga, meramu obat, memancing ikan.
Hari  ke-23. SUMA Nl MATE: Hari baik untuk berburu dan memancing
Hari  ke-24. ANGGARA Nl BEGU: Hari baik untuk memanjatkan doa, minta rejeki dan mandi bunga
Hari  ke-2S. MUDA Nl MATE: Hari turun ke Ia dang, pergi merantau
Hari  ke-26. BORASPATI Nl GOK: Hari baik untuk istrahat, membawa makanan untuk orang tua, mengganti pakaian orangtua, mengunjungi mertua, pesta pernikahan.
Hari  ke-27. SINGKORA DUDUK: Hari sial, berdoa kepada Tuhan Yang Mahaesa, meramu obat, berburu dan memancing
Hari ke 28. SAMISARA BULAN MATE: Hati-hati berbicara, bertindak, mambahen sipir ni tondi, berburu dan memancing.
Hari ke 29. HURUNG: Hari kurang baik, berhati-hatilah membuat rencana dan melangkah.
Hari ke 30. RINGKAR: Hari baik untuk memaafkan (bermusyarawah), memanjatkan do'a pada Yang Maha Kuasa, memindahkan tulang belulang.
 

Untuk penyebutan jam, sistem penanda waktu Batak menyebut: Jam 1 dini hari dikatakan Haroro ni Panangko Jam 2 dini hari dikatakan Tahuak Manuk Sahali Jam 3 dini hari dikatakan Tahuak Manuk Dua Hali Jam 4 pagi dikatakan Buha-buha Ijuk Jam 5 pagi dikatakan Langat Ari atau Andos Torang Ari Jam 6 pagi dikatakan Binsar Mata ni Ari Jam 7 pagi dikatakan Pangului Jam 8 pagi dikatakan Turba Jam 9 pagi dikatakan Pangguit Raja Jam 10 pagi dikatakan Sagang Ari Jam 11 siang dikatakan Humarahon Jam 12 siang dikatakan Hos Jam 1 siang dikatakan Guling Jam 2 siang dikatakan Guling Dao Jam 3 sore dikatakan Tolu Gala Jam 4 sore dikatakan Dua Gala Jam 5 sore dikatakan Sagala Jam 6 sore dikatakan Bot Ari atau Sundut Jam 7 malam disebut Samon Ari Jam 8 malam disebut Hatiha Mangan Jam 9 malam disebut Tungkap Hudon Jam 10 malam disebut Sampe Modom Jam 11 malam disebut Sampe Modom na Bagas Jam 12 malam disebut Tonga Borngin

Untuk penyebutan nama bulan, disebutkan: Bulan Januari dikatakan Morhumba Bulan Februari dikatakan Martiha atau Tnung Bulan Maret dikatakan Hurung atau Mena Bulan April dikatakan Mesa Bulan Mei dikatakan Morsaba Bulan Juni dikatakan Nituna Bulan Juli dikatakan Harahata Bulan Agustus dikatakan Singa Bulan September dikatakan Hania Bulan Oktober dikatakan Hola/Tola Bulan November dikatakan Dame Bulan Desember dikatakan Mahara

Cara Membaca Parhalaan Kalender Batak:
1. Tanda kepala dan jepitan kalajengking adalah menandakan kerugian mengadakan pesta atau boleh dikatakan hari yang tidak baik, menyakitkan. 2. Tanda perut ataupun ekornya adalah hari yang tidak baik. 3. Tanda bulatan berisi titik besar, sebaiknya dihindari untuk melakukan pesta atau musyarah. Berhati-hatilah pada hari itu karena hari itu pertanda hari yang tidak baik. 4. Tanda kali dan bulatan (XO) diartikan sebagai hari yang baik. Misalnya untuk menerima uang dan menagih uang dari orang lain, manjalo sinamot atau dalam pekerjaan lain. 5. Tanda H atau tanda satu disebut "simonggalonggal". Pada hari di mana tanda itu ada, disarankan menghindarinya termasuk memasuki rumah baru. 6. Tanda X diartikan hari yang baik misalnya untuk melakukan pesta kecil ataupun pesta besar, dan memancing ikan. 7. Tanda oo (dua bulatan) adalah menandakan buah atau disebut Ari Parbue dan dipercaya sebagai saat yang tepat untuk bercocok tanam dan berpesta adat. 8. Tanda Kail berdiri bermata dua dan juga V terbalik, biasanya adalah hari yang dihindari untuk melakukan kegiatan, karena dipercaya membawa kerugian 9. Tanda hala (kalajengking) ke utara adalah hari 'matahari mati'. Hari yang tidak baik. 'Partilaha' yang artinya sering kematian anak yang dilahirkan. 10. Tanda getar suara adalah hari yang tidak baik karena sering terjadi suara-suara sum bang yang pro dan kontra. 11. Tanda bulatan kecil atau titik besar adalah hari yang dihindari melakukan pesta perkawinan karena dipercaya bahwa bila melakukan pesta adat nikah di hari yang ada tanda tersebut, salah seorang pasangan pengantin akan segera menjanda atau menduda. 12. Tanda XI disebut 'Ari Pangugeuge" atau hari yang tidak baik untuk berpesta akan tetapi sangat baik untuk berburu babi hutan. 13. Tanda kotak hitam adalah hari netral yang artinya tergantung baik buruknya niat atau keinginan orang yang bersangkutan .

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline